The Best Employee Part 24

The Best Employee Part 24
Betrayal
BOOOOOOOOOOOUUUUUUMMMM
Sebuah ledakan yang cukup keras terdengar dari ruang bawah tanah. Tak hanya itu, ledakan yang lain ternyata menyusul di beberapa titik.
BOOOOOOOOUUUUUUUUUMMMM
BOOOOOOOOUUUUUUUUUMMMM
Ledakan tersebut menyebabkan hampir seluruh bangunan Villa ambruk. Tak sedikit yang jadi korban. Beruntung Pak Andritama berhasil dievakuasi terlebih dahulu. Kiro, Didik, Galang dan para tim lainnya panik. Setelah tak ada lagi tanda ledakan mereka segera berpencar mencari yang lain.
Agung yang saat itu sedang mengejar Randy harus tertahan, tertidas batu yang menimpa tubuhnya. Beruntung Galang menemukan kebaradaanya meski saat itu Agung sudah tak sadarkan diri.
“Masih hidup. Kita butuh bantuan lagi, Pak Didik.” ucap Galang mencoba menangkat batu yang menimpa tubuh Agung.
“Baiklah. Kita evakuasi dulu orang itu. Nanti aku suruh Tim SAR setempat untuk membantu kita.” ujar Pak Didik.
Sementara di tempat yang lain. Sandra dan Ardhelia masih selamat. Karena posisi mereka berada diluar bangunan villa. Tak jauh dari tempat mereka, sebuah mobil box yang hendak pergi membawa beberapa wanita terlihat tak bisa keluar karena reruntuhan bangunan.
“Kak. Kejar mereka kak!!” teriak Sandra.
Dari mobil box terlihat seorang wanita keluar. Wanita itu sibuk membawa keluar beberapa wanita dari mobil.
“Patricia? Sebenarnya apa yang direncanakannya. Shit!!” geram Ardhelia.
Sandra dan Ardhelia berlari ke arah Patricia. Tanpa pikir panjang Sandra langsung menembakkan busur panahnya ke arah Patricia. Tapi sayang tembakan itu bisa dihindarinya.
“MAU KAU BAWA KE MANA MEREKA!!”
Sandra kembali menarik busur panahnya. Namun Ardhelia yang sudah siap dengan dua pisau kecilnya menahan Sandra.
“Tahan dulu, Sandra. Dia bagian dari Flower. Biar aku urus dia. Mending kamu cari Reza. Percayakan padaku.”
“Tapi.. !!”
“CEPAT!!!”
Bentakan dari Ardhelia cukup membuatt Sandra beranjak dari tempatnya. Meski sedikit kecewa karena adrenalinnya yang sudah meletup ingin membunuh si Patricia. Dia merasa wanita cantik itu adalah penghianat.
Sepeninggal Sandra, Ardhelia berjalan santai ke arah Patricia yang tampak sangat santai bertemu dengan Ardhelia. Dengan cepat Patricia mengambil salah satu wanita buat sandera. Mega yang paling terdekat segera ditarik oleh Patricia.
“STOP!! Hentikan permainan konyol ini!!” Ardhelia berjalan mendekat.
“Hahahaha. Lucu sekali. Aku bukan penghianat beb!!”
“Hahaha. Kau tak bisa menghentikanku!!” dengan gerakan cepat Ardhelia melemparkan tutup pisaunya ke arah kening Patricia.
TUUUK
“Aahh. Shit. Vira sakit tau!!”
Sllllekkkkkk.
Dengan cepat Ardhelia segera membekuk tangan Patricia. Dengan gerakan bila matanya dia menyuruh untuk yang lainnya untuk segera pergi.
Mega yang mengerti kode itu segera membawa Brenda, Mellanie, Rena, Viona, Regina, Jihan, Viona, Sheila, dan Nuri. Mega juga membantu beberapa yang terlihat teler, terutama Sheila.
“Lepasin gue!! Vira!!!”
“Sudah tamat rencana lo. Sekarang katakan di mana Jimmy!! Kalian pasti bersekongkol!!”
“Kau salah Vira!! Ini tak seperti yang kau pikirkan!! Kita justru menyelamatkan mereka dari iblis yang bernama Didik!!”
“Didik??” sahut Mellanie yang tak sengaja mendengar percakapan mereka.
***
Di tempat lain Didik yang yang sedang mencari keberadaan Reza justru dikejutkan oleh Jimmy.
“Hello, Pak. Akhirnya kita bertemu secara tatap muka. Kau pasti mencari Reza bukan. Hhahahaha.”
Wajah Didik mendadak pucat setelah membawa kepala Andrew. Jimmy yang dapat menangkap wajah Didik segera mendekat ke arah Didik.
“Ini musuh besar kita. Mengapa wajah anda begitu pucat??”
“Hem. Enggak. Aku bangga sama kamu Jim. Di mana Reza. Apakah dia selamat.”
“Tentu anda berharap Reza selamat. Agar anda bisa mendapatkan kode itu. Iya kan? Hahaha!!”
“Apa maksud kamu. Aku ga paham.”
“Kau salah paham. Ini tak seperti yang kau kira Jimmy.”
“Aku sudah tahu semua BABI!!!”
Wuuuuussshh BUUUUUGH
Jimmy langsung meninju wajah Didik. Orang yang selama ini mengaku ketua the Flower itu ternyata adalah salah satu anggota Blackskull yang selama ini menjelma menjadi orang suci di pemerintahan dan perusahaan. Seorang mafia yang terkenal licin melakukan bisnis hitam. Jimmy berhasil mengungkap itu setelah menelusuri panggilan terkahir dari hape Andrew.
“STOP!! APA YANG KAU LAKUKAN JIMMY!!”
Tiba-tiba Jaka muncul dibalik reruntuhan. Jaka membawa sebuah kalok bayu. Jimmy yang mengetahui itu segera meludahkan air liurnya.
“Cuiih. Lo itu bego atau apa sih. Dia penghianatnya Jack!! Tolol banget sih jiiir. Gila gue!!!” umpat Jimmy
“Hah??”
“Ternyata kalian orang yang cerdas. Tapi sayang kalian berdua pun tak bisa mengalahkanku. Hehehe. Baiklah mau mati sekarang atau kapan?” tantang Didik kemudian melepaskan kacamatanya.
“Denger tuh Jack!! Maling udah ngaku masih saja lo pelotin gue!! Bangke lu ya!! Dan lo diem-diem nggak ajak gue jadi orang Blackskull. Sekarang musuh kita sama. Ayo kita lawan orang busuk ini!!”
“BANGSAT. DIDIK !!!” tanpa pikir panjang Jaka langsung melemparkan kayu baloknya.
Dengan mudah Didik menghindari kayu tersebut. Selanjutnya Jimmy yang sudah bersiap menyerang segera menghujamkan pukulanya. Tapi sayang tak satupun pukulan itu mengenai wajah Didik. Dengan tenang Didik membalas pukulan Jimmy dengan tendangan memutar.
***
Setelah mengevakuasi Agung, Galang segera menelusuri setiap ruangan. Di sana dia bertemu dengan Luna. Luna berada di sebuah almari.
“Luna? Bagaimana kau bisa di sini??”
“Aku diselametin bang Jimmy. Dia menyuruhku untuk tetap di sini.”
“Baguslah. Sekarang kau ikut denganku. Kau butuh perawatan.” ucap Galang segera membopong Luna yang terlihat sangat lemah dan ada beberapa luka di keningnya.
***
“Segitu doang kemampuan kalian. Kalian ini orang terpilih tapi mengalahkanku saja kalian tak bisa. Hahaha.” ledek Didik.
Jimmy cukup terpancing emosinya. Ia kembali menyerang didik dengan pukulannya. Tapi dengan mudah Didik melompat lalu kembali menghujani wajah Jimmy dengan pukulan balasan. Jaka yang hendak membantu pun bisa dimentahkan seranganya secara bersamaan. Didik menggunakan tumit kakinya. Jaka terpental dan kembali jatuh.
“Mau lagi??” tantang Didik
Jimmy yang sudah babak belur segera bangkit kembali. Begitu pula dengan Jaka. Mereka berdua lalu melakukan serangan balasan bersamaan. Tapi Didik terlalu kokoh untuk mereka berdua. Jimmy dan Jaka kembali terjatuh hingga tak sadarkan diri.
“Gue sudah ketahuan. Siapakan hellikopter di atas. Gue segera menuju rooftop.” ucap Didik melalui earphonenya.
Didik segera meninggalkan tempat Jimmy dan Jaka yang tak sadarkan diri. Sambil berlari menaiki rentuhan bangunan Didik naik ke atas.
Sesampainya di atas dia terkejut dengan seornag lelaki yang dalam keadaan telanjang yang kebingungan.
“Wohoho. Ada juga yang masih hidup. Baguslah kalo begitu.” ucap Didik menyambut pria telanjang itu.
“Siapa anda. Apa maksud anda?” tanya pria yang tak lain adalah Randy.
“Randy. Anak buah Robby. Apakah tebakanku benar. Selamat bergabung dengan Blackskull atau mati hari ini juga.” Didik mengacungkan pistolnya
Randy tersenyum. “Aku akan bergabung. Tapi ada syaratnya. Bawa wanita itu juga.”
“Waoo. Indah sekali. Baikalah. Sebentar lagi bantuan akan segera tiba.”
“Siiapp. Terima kasih” Randy menjabat tangan Didik.
Tak lama kemudian Helikopter tiba menjemput mereka. Randy dan Didik segera masuk, meraka juga membawa Shinta bersama mereka.
***
Galang yang mendengar suara helikopter cukup lega. Didik pasti sudah membawa bantuan tapi wajah Galang mendadak pucat ketika meliahat dua timnya tergekatak tak sadarkan diri. Merka adalah Jimmy dan Jaka.
Dibantu Luna, Galang segera mengevakuasi Jaka dan Jimmy. Galang dan Luna membawa mereka ke ambulans. Tapi saat disaat bersaan Galang mendongkak ke atas. Helikopter yang baru saja tiba kok sudah pergi kembali.
“Didik is Betrayal” ucap lirih Jimmy.
“Brengsek.” umpat lirih Galang.
Sementara itu Sandra akhirnya menemukan Reza dalam keadaan tak sadarkan diri. Sandra segera membawa Reza kemudian mengevakuasi kekasihnya itu ke ambulans.
“Toloooong.. Reza ketemu. Tapi kondisinya sangat menghawatirkan.”
“Tim Medis. Tolong bantu masukin.” ucap Kiro.
Galang sangat emosi. Orang yang selama ini dia anggap ayah dan telah merekrutnya sebagai anggota the Flower ternyata adalah anggota Blackskull. Setelah membawa semuanya Galang dan Kiro akan segera mengadakan rapat khusus bersama Pak Andritama. Tapi melihat kondisi belum memungkinkan Kiro menganjurkan besok.
***
Keseokan harinya,
Sandra masih menunggu Reza hingga siuman di rumah Tapi belum asa tanda dari pria yang terbaring lemah itu.
Sementara itu Jaka dan Jimmy yang sudah sadar segera keluar dari rumah sakit. Mereka segera bergabung ke kediaman Pak Andritama.
“Jimmy. Maafin aku ya cuk!”
“Tarah Jancuk koe Jack. Sudahlah lupakan. Aku sudah menaruh menaruh GPS di saku Didik. Kita harus segera membuat formasi untuk mengalahkan mereka.” ucap Jimmy.
“Yaudah yuk berangkat.” ajak Jaka
Sebuah mobil Izuzu putih membawa mereka ke tempat Pak Andritama.
Setelah hampir 24 jam. Akhirnya Reza sadar. Sandra segera memeluk Reza. Akhirnya kekasihnya itu terbangun. Tapi kondisi Reza masih lemah.
“Sayang.. aku di mana?” tanya Reza lirih.
“Kamu di rumah sakit. Hiks.”
“Maafin aku. Aku tidak cerita semua.”
“Ssst. Sudah jangan cerita dulu. Tunggu keadaanmu hingga pulih.” ucap Sandra.
Sementara itu dibalik pintu Ardhelia memandang haru kedua belah insan tersebut. Di dalam hatinya dia masih menyayangi Reza. Tapi sekarang Reza sudah menjadi milik Sandra seutuhnya.
Di kamar lain, Agung terlihat sangat stres. Dia tak bisa menyelamatkan Shinta. Dan tercuat kabar Shinta tak ditemukan. Kemungkinan terbesar Shinta menghilang bersama Didik dan Randy.
“Hiksss. Maafin aku Shinta.” sesal Agung .
“Sudahlah Gung. Kita secepatnya akan menemukan Shinta.” hibur Tessa yang menjenguk Agung.
Mata Agung jadi salfok dengan pakaian yang dikenakan oleh Tessa. Belahan dada Tessa begitu mencuat.
“Kamu lihatin apa hayooo. Jangan heran dengan pakaianku ini. Aku sengaja biar kamu cepat sembuh. Dan bangun dari ranjang itu. Hihi.” kata Tessa membuat Agung salah tingkah.
“Apaan sih Tess.”
“Dan juga membuatmu punyamu ini bangun. Aku masih ingat punyamu ini panjang banget. Beda tipis sama punyanya Reza. Hihi.”
“Aku khilaf Tess. Aku tak mau kehilangan teman bajingan seperti Reza.”
“Ooh gitu. Kamu juga bajingan Gung. Tapi untung kamu tak se-bajingan Teguh. Impas sudah dia kehilangan nyawanya. Tapi jujur ini kok berdiri ya. Hahaha.”
“Tessa! Cukup jangan siksa aku. Tubuhku masih belom bisa bergerak!!!” pekik Agung ketika tangan Tessa sudah hinggap di kemaluannya.
Ketika itu Sandra yang tak sengaja lewat sungguh terkejut. Apalagi saat Tessa menyebutkan nama Reza.
“Kok nama Reza dibawa-bawa.” gumam Sandra.
Sandra kembali berjalan. Sebuah kejutan menerpanya lagi. Seorang yang dikenal tiba-tiba mendekat kearahnya. Pria itu menggunakan kursi roda. Lehernya diperban dan wajah lelaki itu penuh luka lebam.
“Masih ingat aku? Hay. Sandra.” sapa pria itu.
“Rio??”
Bersambung.