The Best Employee Part 23

The Best Employee Part 23
The Blood
Sebelumnya, aku datang kemari karena ajakan Randy. Aku tahu rencana besar Randy. Dia menginginkan tubuh Shinta. Karena aku pun juga memiliki tujuan yang sama dengannya akhirnya aku setuju untuk acara liburan ke Villa.
Selama perjalanan kulihat Randy malah lebih dekat ke Bu Nuri. Dasar tua bangke, apakah semua wanita akan diembat oleh dia. Tak kusangka sesampe di Villa sana Randy malah bertemu dengan pamannya. Dan kejutan yang tak terduga paman Randy, Oppa Anggoro ternyata membawa banyak gadis yang aduhai. Dan satu gadis yang sangat kukenal. Dia adalah Luna.
Ebangke.. ternyata paman dan ponakan ini sama-sama mesumnya. Bodoh amat lah.. aku sendiri juga mesum. Tapi aku nggak rela saja jika Luna akan jadi korban mereka. Sebisa mungkin aku akan menjaga Luna. Itu adalah janjiku padanya saat aku sering bertamu di rumahnya.
Siang itu aku setelah berendam di air panas, Randy mengajakku berbincang. Dia menawarkan beberapa gadis yang di bawa oleh pamannya. Aku pun langsung menyutujuinya. Mendengarnya saja aku sedang ngaceng kok. Tapi Luna? Ah.. kalo ikut aku justru bisa menjaganya. Itu yang kupikirkan.
Beruntung Luna gak ada. Dan aku bisa mengentot sepuasnya dengan Viona dan Bu Nuri serta Rena keponankannya Randy sendiri. Tolol nih Randy, ponakan sendiri dijadikan pelacur. Pelacur gratisan. Haha..
Aku menyesal terhanyut dalam permainan ini. Adrenalinku semakin memuncak kala threesome dengan Teguh dan Tessa. Saat aku bertemu dengan Shinta aku merasa tak tega. Dia masih perawan. Meskipun dia selalu galak terhadapku aku merasa dia adalah atasan yang baik. Dan..
*Dia .. ah.. mungkinkah aku jatuh cinta pada bossku ini.*
Sore hari Randy kedatangan tamu. Aku tak tahu dengan adanya tamu tambahan. Hingga Shinta akhirmya menyuruhku membeli kebutuhan logistic tambahan. Aku merasa ada hal yang tak diinginkan akan terjadi. Akhirnya selama aku diluar aku memikirkan langkah apa yang akan kuambil.
Tapi..
Tiba-tiba ada seseorang yang mengejutkanku. Dia memakai jubah hitam berlogo hiu. Siapa orang itu.. aku segera bersembunyi di balik tembok memperhatikan gerak-gerik orang itu. Dia kemudia naik ke atas tembok dengan cara melompat. Wedan!
Saat aku mendongkak ke atas orang itu sudah menghilang. Tak lama kemudian orang tersebut sudah ada dibelakangku. Aku merinding. Aku kirain hantu. Kemudian dia menodong pinggangku dengan pistol. Aku takut, tapi aku harus tenang. Di kemudian berbisik lirih.
Aku paham apa yang diucapkannya. Ketika malam hari sudah tiba. Yup, aku kembali larut dalam permainan Randy. Mau nggak mau aku jadi saksi kejahatan Randy. Menolong mereka pun juga percuma. Aku sangat menikmati meskipun saat hari itu juga aku akan kehilangan Shinta. Oh.. sungguh sebenernya aku tak rela.
Namun..
Bisikan orang itu seperti sebuah isyarat. Apakah orang itu akan datang menyelamatkan mereka. Jika benar maka aku harus melakukannya. Dan saat mendebarkan itu aku lakukan ketika Shinta dengan terang-terangan menyerahkan tubuhnya kepada Randy. Aku yang sedang ngentotin Bu Nuri saat itu segara ku akhiri dengan semburan spremaku di kemaluan Bu Nuri. Kemudian tanpa ijin aku menuju ke toilet. Aku mecoba mengikuti intruksi orang misterius tadi. Aku tekan sebuah remote kecil pemberian orang misterius tadi.
Tapi..
Aku tak merasakan ada sesuatu yang terjadi setelah menekan remote tersebut. Akhirnya aku kembali dan kutemukan di sana Shinta sedang dipeluk dan cium oleh Randy. Hatiku sakit banget! Ingin kuhajar Randy tapi aku sama sekali tak punya nyali.
Tiba-tiba kulihat beberapa orang terkapar terkana tembakan senjata tajam. Aku tak tau dari mana saat aku menengok kurasakan tubuhku kaku. Kukira saat itu aku mati. Karena aku sudah tak ingat apa-apa setelah kejadian itu.
Saat aku tersadar aku sudah berada disebuah ruangan yang penuh dengan kebisingan. Tempat apa ini??
“Kau sudah bangun Gung? Well. Gue mau lo bantu gue. Gue salut lo mencet remote itu di waktu yang tepat. Gue lagi ada masalah. Dan sepertinya gue memang butuh bantuan lo. Gue mau lo nyamar menjadi seseorang. Nanti gue kasih komisi deh. Ini proyek rahasia kita.”
Belum usai rasa kagetku. Orang yang ada di depanku ini adalah Reza. Bagaimana Reza balik secepat ini?
“Za.. Maafin gue ZA!! AKU KHILAF ZA!!”
“Gue maafin. Gue tahu lo sangat mesum. Saat ini hanya lo orang yang bisa kupercaya. Gue mau lo jagain mereka di rumah itu. Nanti jika lo bertemu dengan Jaka bilang gue yang nyuruh. Gue sama Savira lagi ada perlu. Lo tahu kan cuma lo yang gue amanin. Semoga Jaka ngga curiga. Jika bukan temen gue mungkin Savira udah bunuh Lo!! Dan setelah itu lo ikutin GPS gue. Gue tahu lo jago Silat. Kita berdua dulu pernha duel dan cuma lo yang bisa nandingin gue. Maka daei itu bergabunglah dengan gue, Agung!!”
Kata-kata daei Reza serasa kena banget dihati gue. Njir. Kenap lo cowok sih Za. Kalo cewek mah gue bakal suka sama lo. Ah.. aku mikir apa bangke setan iblis genderuwo!!! Akunmasih suka cewek! Camkan itu utek ******!!
Aku akhirnya menyanggupi permintaan Reza. Dan bener insting si Reza. Ada yang aneh dengan Jaka. Setelah puas ngentot dengan Rena , Jaka menuju ke sebuajh tempat. Itu adalah tempat di mana ada Randy, Marwan, Oppa, dan Teguh. Mereka ternyata masih hidup. Tapi Oppa segera dibawa kerumah sakit karena mengalami luka yang cukup parah.
Jaka. Siapa dia sebenarnya…
Tiba-tiba seseorang menembak kakiku. Aku terkejut entah dari arah mana tembakan itu.
Slleeeep..
“Aaahh.” dan lagi yang diincar kakiku.
Aku bersembunyi dibalik pohon tapi kudengar langkah beberapa orang mendekat. Aku bersiaga. Dengan kondisiku yang belum sepenuhnya pulih tak mungkin aku melawan mereka.
Srrrrkkkkk…
Sial, aku harus lari. Maafkan aku Za. Aku sangat pecundang. Akhirnya aku menemukan tempat di mana aku bisa aman hingga pagi menjelang.
Pagi hari aku langsung menuju ke tempat Reza. Aku mengikuti arah GPS. Sempat kuhapal arah tersebut. Dan benar saja saat di tengah jalan GPS Reza mati. Mau tak mau aku harus menggunakan instingku.
Sesampainya di lokasi kulihat ada sebuah Villa yang cukup megah jauh dari pemukiman. Bagaimana caranya aku masuk tempat itu??
Akhirnya dengan segenap pikiran di kepala, aku menyamar menjadi seorang petani. Kemudian kupanggil salah satu penjaga yang sedang boker di irigasi sawah. Dasar!
Tanpa ba bi bu. Aku serang penjaga itu lalu kutukar pakaianku dengan pakaiannya. Setelah itu, aku bisa masuk tanpa ada satupun yang curiga.
Di dalam Villa itu, aku mencari keberadaan Reza. Dengan dalih kebelet kencing akhirnya instingku kembali menunjukkan keberuntungan. Aku bertemu dengan Jaka. Kuseret Jaka sambil kutodong dengan pisau lipat.
“Well. Sabar. Agung? Yang diselametin Reza kan. Aku akan bawa kamu ke Reza tapi ikuti rencanaku.” ucap Jaka.
“Maksudnya??”
“Jadi begini intinya. Jujur, aku bukan pengkhianat. Dan wajarlah nafsu lelaki jika melihat wanita bagaimana. Tapi itu hanya akting. Percayalah. Seperti halanya kamu yang pasti juga sudah merasakan salah satu wanita di antara mereka. Benar kan?”
“Kau pandai akting. Mana bisa aku percaya!!”
“Dengarkan aku dulu. Terserah. Tapi aku adalah anggota interpol. Cuma kamu yang tahu. Aku ditugaskan untuk menumpas Blackskull. Mungkin dengan masuk Blackskull aku bisa membunuh pemimpin utamanya. Tapi aku salah. Justru aku melibatkan terlalu banyak korban. Melihat semua ini. Aku memanfaatkan mereka jadi umpan agar pemimpin Blackskull benar-banar akan tiba.”
“Lalu apa rencanamu?”
“Ada banyak kejanggalan di anggota Flower. Aku merasa ada misi rahasia yang dijalankan oleh salah satu anggota the Flower. Kunci utama dipegang oleh Reza. Maka dari itu aku membuat Plan in The Plan. Mereka cukup rapih menyusun rencana. Tapi kerapihan mereka terlalu banyak celah untuk di masuki oleh banyak penghianat. Bukan aku lho… Justru aku disuruh kepala interpol untuk mengawasi mereka. Pliss. Percayalah Gung. Setidaknya ijinkan aku mengungkap kasus yang melibatkan salah satu perusahan terbesar di asia ini. Dia adalah poros untuk kedamaian dunia. Jika jatuh ke tangan Blacksull, aku tak tahu lagi bagaimana lagi negeri ini mengahadapi banyak kasus yang akan datang. Paham?”
Sumpah walaupun dia bicara yang panjang aku hanya bisa menyimpulkan. Lindungi Reza dan asset perusahaan ini. Dan satu lagi takni asset pribadiku, Shinta. Semoga kau masih aman Shinta.
“Paham. Tapi..” ucapku tertahan.
“Tapi apa?” tanyanya.
“Aku mohon lindungi Shinta. Kamu harus berjanji kepadaku.”
“Aku janji.”
Aku kunci janji Jaka. Setelah itu aku dibawa Jaka ke sebuah ruangan. Aku sungguh melihat penampilan sahabatku ini. Reza terlihat sangat dengan banyak luka disekujur tubuhnya.
Setelah aku dipertemukan oleh Reza. Jaka dan Reza membuat sebuah rencana. Dan rencana itu berhasil untuk sementara ini. Setelah aku berhasil membuka ikatan pada tubuh Reza. Perang benar-benar terjadi. Untung aku mendapatkan beberapa perlengakapan seperti body protector dan senjata-senjata mini di saku. Tapi target utamaku adalah menyelamatakan Shinta
“Shinta!!! Di mana kau!!” teriakku setelah melumpuhkan beberapa penjaga. Kemidian aku menuju ke rofftop. Aku yakin itu adalah tempat terakhir. Karena hampir semua ruangan di atas tak kutemukan Randy dan Shinta. Awas kau Randy!!
“SHINTAAAA…!!!”
BOOOOOUUUUUMMMMMM
##
POV SHINTA
Aku tak bisa menahan air mataku. Sungguh apa yang ada di depanku ini adalah manusia terkeji yang pernah kutemui. Randy. Kamu jahat!!!
Randy menyeretku menjauhi peperangan. Dia membawaku naik ke atas. Saat aku menoleh ke belakang kulihat Agung mengejarku. Ayo gung tolong aku!! Tapi sayang beberapa penjaga menghambat Agung.
Aku lalu di bawa ke sebuah ruangan di atas Rooftop. Randy langsung mengunci ruangan kemudian menyalakan lampu ruangan.
Ruangan apa ini?
Kulihat ada banyak barang-barang bekas yang ditutupi oleh kain. Mungkin ini semacam gudang.
“Untuk sementara kita aman di sini. Mungkin yang dibawah sudah pada mati semua. Dan sebentar lagi Robby pasti akan meledakkan tempat ini. Tenang saja. Ini adalah ruangan khusus anti bom. Jadi intinya aku sudah menyelamatkanmu. Maka dari itu harusnya kamu berterima kasih padaku.” ucap Randy.
“Sungguh biadab kalian semua!!” kataku
Aku tak tahu lagi, jika benar yang dikatakannya lalu bagaimana dengan yang lainnya..
“Sekarang sembari menunggu bantuan, lebih baik kita..”
Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya aku segera meraih sebuah balok kayu di sampingku. Aku tahu maksud dia.
“Buka pintunya. Aku lebih baik mati daripada ternoda olehmu!!” kataku sambil menodongnya pakai sebilah kayu ditanganku.
“Woohoo.. jadi maunya main kekerasan nih. Baiklah kalo itu mau kamu Shinta.”
BOUUUGH PRAKK
“Aaaaahhhhh!!!”
Kurang ajar si Randy. Setelah menangkis seranganku dia lalu merebut balok kayu dari tanganku kemudian ia lemparkan kayu itu ke arah sampingku hingga patah. Tadinya kupikir kayu itu akan dilempar ka arahku. Tubuhku masih bergetar karena ketakutan. Sedangkan aku sudah tak punya senjata lagi untuk melawannya.
“Cukup sampai di sini, Shinta!! Lebih baik kita hidup berdua lalu punya anak. Hahahahaha!!” Randy bergerak mendekatiku seketika dia sudah berada di atas tubuhku.
“Ahhh… Lepasin !!!”
Randy tak menggubris ucapankau. Dia malah semakin kurang ajar. Jemari tangannya menelusup ke dalam kaosku lalu dengan cepat ia lepas kaosku. Aku berusaha meronta tapi tenaga Randy terlalu kuat. Kucoba menedang tubuhnya dengan lututku. Aku tak ingin tubuhku ternoda olehnya.
DUGGGGH..
Usahaku berhasil. Pegangan Randy melemah, dan kumanfaatkan waktu itu dengan menggeliatkan tubuhku tengkurap kemudian aku angkat tubuhku sekuat tenaga hingga ia terjauh. Belum sampai di situ dia kembali aka menyerangku.
Craaaaatts
“Kyaaaaaa!!!!”
Aku tak menyangka. Randy menyabetkan pisau ke kakiku. Aku terhuyung dan mempertahankan posisiku. Tak lama kemudian darah segar mulai mengalir dari kakiku. Aku harus tahan perih ini. Aku lebih baik mati daripada disetubuhui binatang ini!!
“Kau sudah membuatku murka!!
“AKU TAK TAKUT!!”
Randy berlari ke arahku sambil mengayunkan pisau kecilnya. Aku memejamkan mata. Aku tak takut tapi tubuhku merespon sebaliknya.
“MENYERAHLAH SHINTA!! HAHAHAHA”
“TIDAAAAK!! AAAAHH!!”
Randy kali ini tidak main-main. Dia melukai lenganku. Aku terjatuh lalu ditindih oleh tubuh besarnya. Aku tak bisa bergerak. Selain harus menahan perih karena luka sabetan seluruh tenagaku hampir terkuras. Tak lama kemudian kurasakan mataku semakin berkunang-kunang.
“SRAAAATTT SRAAAAT.
Samar-samar kulihat Randy menyobek celana panjangku dengan pisaunya. Berikutnya ia juga memotong celana dalamku. Tak hanya itu sesekali dia meremas payudaraku kemudian meloloskan bra yang menjadi kain terakhir yang menutupi tubuhku. Kini seutuhnya aku bugil dengan keadaan tubuhku yang penuh luka.
Mengapa nasibku menjadi seperti ini. Orang yang kukenal baik terhadapku tega memperlakukanku seperti bintang. Aku tak kuasa meneteskan air mataku. Ini sungguh memilukan. Hiks
“Srrroupphh..”
“Aaaaahh..”
Kurasakan sesuatu yang basah di vaginaku. Dan benar saja Randy sedang menjilati kemaluanku. Engga.. aku tidak ingin menikmati ini.. aku tak sudi membaginya dengan binatang satu ini. Tapi tubuhku kenapa?!!
“Srouuppppph..”
“Aaahhhhh..” aku kembali mendesah. Kenapa kau menyiksa batinku seperti ini. Aku tak mau tapi mengapa tubuhku terasa nikmat sekali. Enggaaaaaak !!
“Aaaaaaahhh…”
Randy kali ini memperlakukanku lebih lembut. Sedikit demi sedikit aku sudah lupa rasa perih pada tubuhku. Sebaliknya kurasakan darahku berdesir dengan hebat saat Randy puting payudaraku berkali-kali. Ahhhhh..
“Coba kau nurut dari tadi. Kamu tak akan terluka seperti ini, sayang.”
Mmmmmmuuach
Kurasakan bubir Randy menciumi bibirku yang tertutup rapat. Namun dia terus mencoba masuk kedalam rongga mukutku dengan lidahnya yang terus menyapu bibir tipisku. Aku.. ahhh…
Saat aku kembali mendesah kurasakan lidah Randy melesat ke dalam kemudian menghisap lidahku. Aku cukup kuwalahan. Dia kembali mencumbuiku dan tiba-tiba tubuhku seperti tersengat saat dia mengecup leherku.
“Aaaaaaaaaaahhhhhh ..” Aku melolong panjang.
Randy ternyum kepadaku lalu kembali memagut bibirku. Kali ini kubalas ciumanya. Padahal aku.. ah.. kenapa denganku..
Randy tiba-tiba berhenti …
Aku merasa ada yang aneh. Dia seperti sengaja memancingku. Aku tak mau terpancing tapi bibirku terus mengejar bibirnya..
“Eleuh-eleuh sayang. Mau nyium yaa… Ayo kalo bisa.”
“Brengsek!!” batinku.
Mengapa aku sebodoh ini. Jelas-jelas tadi aku menolaknya dan siap mato daripada begini. Tapi mengapa tubuhku mendustauku seperti ini. Cukup sadarlah Shin!!!
Randy kembali bergerak dan parahnya dia membelakangiku lalu memeluk tubuhku sembari menghisap dalam leherku dari samping belakang.
“Iyyyyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!!!!”
Aku tak kuasa menahan suaraku yang menggema di ruangan ini. Randy dengan lembut menjilati seluruh tubuhku bahkan, luka goresan di lenganku pun diembatnya juga. Aku tak tahu rasanya. Perih nikmat bercampur menjadi satu. Kurasakan vaginaku terasa gatal dan berkedut ingin pipis. Ditambah perlakuan Randy yang tak bisa kucegah ini semakin membuatku terlena dan kehilangan akal sehatku. Seperti inikah cara seorang pria menaklukan wanita. Ini sungguh curang!!
“Sebentar lagi semua orang disini akan mati. Kecuali kita berdua sayang. Nikmatilah ini Shinta..”
“Ahhhh… Ampun Randy…!!”
Randy sepertinya sudah membasahi seluruh leherku. Mulai dari belankang lidahnya memutar ke depan lalu menggigit pelan daguku kemudian naik ke atas mengulum hidung dan terakhir kami kembali berpagutan.
Mmmmmmmmuuuuaaaach
“Sekarang kau kukum penisku sayang. Ayo !!”
Randy menjambak rambutku lalu memasukan paksa penisnya kedalam mulutku. Aku yang tak sempat untuk menutup mulut dengan mudahnya penis itu masuk ke dalam. Hidungku langsung mencium bau anyir dan entah mengapa semakin membuat darah berdesir. Ahhmmm
Slupp Slupp
Setelag puas dengan mulutku dia kembali menindih tubuhku. Kedua tanganya meremas payudaraku. Aku kembali merasakan seluruh tubuhku tersetrum. Ohhh.. ketika dia sedang asyik memilin putingku satu tanganya membelai kemaluanku. Kurasakan satu jemarinya sedikit membelah vaginaku. Ihhhh… Rasa apa ini… Kuangkat pantatku..
“Wow.. enak kan sayang?”
Aku tak menjawab pertanyaannya. Mungkin desahanku sudah cukup menjawab pertanyaannya. Rasa nikmat ini sungguh luar biasa. Ahhhhh… Mengapa aku harus menerima ujian seperti ini??? Aaaahhhh… Randy tak memberiku nafas sedikitpun. Dia semakin cepat mengobel kemaluanku. Aku tahan lagi…
“Aaaaaaaaahhhhhhhh…”
Bersamaan dengan teriakanku kurasakan tubuhku mengejang hebat. Kulihat banyak sekali aku pipisnya. Ouh.. Tubuhku seketika lemas.
Belum lama aku memejamkan mata. Kurasakan benda tumpul menyentuh ujung vaginaku. Ohhh.. enak banget.. apa ini… Saat kusentug benda tersebut tenyata penisnya Randy.
“Tidaaaaaaaaaaaak !!!!” kesadaranku perlahan pulih. Jika penis itu masuk maka aku tak perawan lagi. Enggak.. sebelum terlambat aku berusaha menyingkirkan penis Randy. Tapi..
Bruuuk..
Kedua tanganku dicengkramnoleh Randy hingga tubuhku kembali terjatuh. Ahh .. penis Randy yang bergoyang semakin membuatku vaginaku gatal… Aku..
oohhh…
Kenapa jadi seperti ini…
Jangan…
Aku begitu kalut dengan pikiranku. Di satu sisi aku menolak masuk tapi kedua pahaku semakin lebar menyambut penis itu masuk..
“Sakitnya cuma sebentar kok. Kamu nikmatin saja Sayang.”
Bersamaan dengan ucapan Randy yang begitu lembut di telingaku kurasakan benda itu semakin dalam masuk ke liang vaginaku.
Srrrouuuuuupppph..
Randy kembali membangkitkan birahiku. Dia jilatin leherku bersamaan itu kurasakan sakit yang sangat luar biasa di kemaluanku.
“Aaaaaaaaaaacccccccchhh !!!!”
Aku mendelik ke bawah dan pupus sudah harapanku. Randy telah merenggut keperawananku. Selang beberapa menit kemudia kulihat darah perawanku merembes melalui celah-celah sempit di batang penis Randy.
“Akhirnya dapat juga perawanmu! Hahahaha!!” Randy teratwa puas lalu kembali membenamkan penisnya semakin dalam dan kupikir sudah mentok
“Ahhhhhh… ” Sungguh ini berbeda rasanya dari rasa sakit jadi senikmat ini. Ouuhh..
“Sekarang rasakan kenimatannyang hakiki ini Shinta. Hahahaha”
Plak
Plak
Plak
Plak
“Aaaaaaaaahh… kok bisa enak gini..”
“Makanya dibilangim tuh jangan ngeyel. Wong kentu ki enak. Sok sok nyiksa diri. Jika kamu nyerahin dari awal mungkin yang lain tak mati karena keegoisanmu!!”
Aku tak menggubris ucapannya. Aku justru fokus pada sesuatu yang tak pernah kurasakan. Sungguh aku telah dibutakan oleh surga dunia ini.
Entah berapa menit yang kuhabiskan dan berapa kali aku mengejang karena orgasme. Randy masih kuat menusuk kemaluanku.
Plak
Plak
Plak
Plak
Randy memangkuku. Dia menyuruhku naik turun diatas kemaluannya. Di posisi ini dia bisa bebas memainkan payudaraku. Sesekali kami berciuman. Tak lama kemudian kembali membaringkan tubuhku.
“Sekarang rasakan hangatanya pejuhku ini Shinta.”
Plak
Plak
Plak
Plak
Plak
“Aku ngga kuat Shinta!!!”
Tubuhku seperti bergoncang. Sesaat setelah Randy menyemprotkan pejuhnya dia tiba-tiba terbanting ke arah pintu.
Bruaaaaak
BOUUUUUUUUUMMMMMMM
“KYAAAAAAAAAAA”
Gelap..
Apa yang terjadi..
Apa aku sudah mati….
.
.
.
.
Bersambung.
Daftar Part