The Best Employee Part 18

The Best Employee Part 18
Good Morning 2
Pukul 07.00 WIB,
Ken Aryo Saputro, pria berwajah tampan itu mengucir rambut panjangnya ke belakang. Setelah mengantar para sandera ke Big House, dia langsung tancap gas menuju ke titik yang telah ditandai oleh Boss Besar. Dia disuruh menjeput satu wanita lagi untuk melengkapi acara pesta nanti siang.
Sementara itu, di Big House telah ramai anak buah dari Robby sedang mempersiapkan acara yang akan digelar tidak lama lagi. Di dalam sebuah ruangan terlihat Robby baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Nampak keceriaan terpancar dari wajahnya.
“Habis dari mana?” tanya seorang wanita.
“Imelda, maafin aku ya. Ini demi kesuksesan
kita bersama. Aku akan selalu mencintaimu. Dan..”
“Jangan mengulang kata itu! Aku kan sudah bilang. Apa yang kamu suka, aku akan selalu mengikutimu. Dan tentu kamu sudah tahu seperti apa perasaanku padamu. Dan jujur, aku juga menikmati ini. Fantasimu fantasiku.” sahut Imelda sebelum suaminya menyelesaikan kalimatnya.
Keduanya terlihat kompak demi kebahagiaan bersama. Mereka berpelukan hangat lalu melangkah menuju ke halaman belakang.
Di sana sudah ada beberapa temanya bersama para sandera yang baru saja di antar oleh pasukan elite The Blackskull. Senyumnya semakin lebar ketika melihat satu per satu para sandera. Dan yang paling menarik perhatiannya adalah Luna.
“Wow.. Cantik.. cantik… wah semuanya cantik.” ujar Robby melihat satu demi satu para sandera.
“Mau dibawa ke mana nih, Boss?” tanya Jaka.
“Kamu?”
“Saya Jaka. Spy dari Blackskull. Apakah Bapak Randy dan lainnya tertolong?”
“Semua baik-baik saja. Berkat ramuan dari profesor semua tertolong. Namun ada beberapa yang mengalami luka cukup dalam. Saya salut dengan kinerja yang bagus darimu, Jaka.” Robby menyalami tangan Jaka.
“Terima kasih, Pak. Boleh saya berjumpa mantan kawan saya?” tanya Jaka.
“Tentu. Mereka ada di kamar atas. Apa perlu di temani ?”
“Saya bisa sendiri, Pak.” balas Jaka. “Dicky, Satria, gue tinggal dulu yah.” Jaka berpamitan, sembari terus melangkah meninggalkan mereka, terlihat semburat senyum di wajahnya.
Tak ada rasa curiga pun pada diri Robby terhadap Jaka. Kehadiran para sandera sudah membutakan matanya dari seorang penghianat. Dan dia sangat percaya diri kepada kekuatan anak buahnya ditambah lagi kekuatan The Blackskull yang mendukungnya.
Jaka melangkah cepat menaiki anak tangga. Dalam sekejap dia sudah memasuki kamar yang dimaksud oleh Robby. Di sana dia melihat seorang lelaki dalam keadaan terikat rantai besi. Lelaki itu adalah Reza.
“How are you, Cuk?” sapa Jaka tersenyum.
“BANGSAT KAU JACK!!”
“Sssst… silent please. Tenang, selow bro.” ucap Jaka kalem
“Maksud.. LO APA?” tanya Reza masih dengan nada keras.
Jaka mendekat ke arah Reza. Sambil berlutut, dia memegang rambut Reza, mengusapnya dengan lembut. “STUPID! Dengarkan gue. Gue akan cerita-in semuanya.” bentak Jaka sedikit menjambak rambut Reza.
•●○●•
Jimmy dan Patricia sedang dalam perjalanan menuju ke Big House. Kali ini kemudi dipegang oleh Sobirin. Seperti rencana sebelumnya Jimmy telah bersembunyi di bagasi belakang. Jimmy berpindah ke bagasi sesaat sebelum memasuki gerbang Big House. Dan Alicia dipaksa untuk mengikuti sandiwara Jimmy jika dia tak ingin kedua orang tuanya mati terbunuh. Jimmy lalu menghubungi Galang untuk segera bergerak. Tak lupa dia menelepon Jaka.
“Hallo, lo di mana?”
“Sesuai rencana. Seperti yang Lo bilang, Reza mengamuk dan tak bisa mengontrol emosinya. Lalu apa lagi nih??” tanya Jaka.
“Ardhelia. Lo tandai tempat dia. Nanti gue akan ke sono. Gue sebentar lagi masuk gerbang. Jika nanti dalam keadaan darurat, gunakan alat itu. Paham?”
“Paham. Lalu bagaimana dengan Blackskull ?”
“Gue sudah menyiapkan rencana yang matang untuk mereka. Aku jamin mereka akan mundur dengan sendirinya.”
“Aku tak bisa menjamin keselamatan para sandera. Apakah Galang datang membawa bantuan?”
“Mereka sudah mengepung The Big House. Galang sudah memperhitungkan semua. Dan The Blackskull akan hadir sekitar setengah jam lagi. Tapi ingat, Jack. Rahasiakan ini dari Reza. Demi keselamatan tuan Kiro.”
“Dia datang?”
“Tentu. Jalankan peranmu. Gue akan urus semua. Lo tau kan apa yang harus lo lakuin?” tanya Jimmy
“Yeah. Serahkan pada gue.” balas Jaka.
Jimmy memerintahkan Sobirin untuk menjalankan mobilnya. Mobil melaju ke arah gerbang. Cukup lama Jimmy merasakan mobil berhenti. Semoga tidak pemerikasaan di bagasi. Mobil berjalan kembali. Di dalam bagasi, Jimmy memakai semua atribut perangnya. Terdapat sebuah logo ikan hiu di lengan kanannya.
10 menit kemudian,
“Jimmy, keluar sekarang!” ucap Galang melalui earphone.
“Baik!”
Sebuah wajah terlihat,dia adalah Patricia. Wabita itu membuka bagasi mobil lalu dengan cepat Jimmy melompat keluar.
“Jaga dirimu.” Ujar Patricia.
“Mana Alicia?”
“Di dalam.”
Sobirin menyulutkan rokok sembari menunggu Jimmy membawa Aliciea ke dalam Big House.
“Emm, sudah lama sekali aku tidak merasakan adrenalin yang begitu luar biasa. Dasar anak muda. Kalian membuatku menjadi lebih muda lagi.” batin Sobirin
Sobirin lalu menjalankan lagi mobilnya. Selanjutnya dia akan memainkan perannya. Terlihat sudaah banyak mobil mewah ddi area parkiran. Sobirin menggandeng tangan Patricia lalu masuk ke dalam Big House melalui pintu depan.
15 menit kemudian,
“Patricia. Lo segera ke kamar bu Imelda. Berikan ini pada dia. Ini tak akan lama,… uuuh. Gue kangen mekinya Jihan dan Regina.” kata Sobirin .
“Dasar otak mesum! Gue akan berikan ini. Tapi ingat! Sisakan tenagamu untukku.”
“Tentu cantik. Hmmmmf.”
Sobirin langsung menyosor bibir mungil Patricia. Wanita itu hanya pasrah. Untung Jimmy nggak ada pikirnya.
“Aaah.. udah sana.” pekik Patricia.
Sobirin lalu berjalan ke arah ruang tengah. Dia ingin menemui bossnya. Tapi tiba-tiba seorang wanita menarik tangannya.
“Imelda. Eh.. bu Imelda.”
“So-bi-rin. Lo apain anak gue? Awas lo ya macam-macam.” hardik Imelda.
“Dia aman. Pulang dari bandara langsung tidur.” jawab Sobirin santai.
“Kenapa hapenya nggak aktif?”
“Ya mungkin hapenya mati, dia terlihat sangat kelelahan. Tenanglah sayang… anakmu baik-baik saja. BTW, kamu terlihat cantik memakai pakaian ini. Elegant!” puji Sobirin.
“Jangan rayu aku. Suamiku ada di sini. Bersikaplah biasa!!” ketus Imelda.
“Nanti kita akan bercinta di depan dia. Seperti halnya dia bercinta dengan wanita lain di hadapanmu. Fair bukan ?”
Yang dikatakan Sobirin ada benarnya. Sejujurnya Imelda sangat merindukan penis Sobirin mengaduk-aduk kemaluannya. Dia juga penasaran bagaimana reaksi suaminya nanti.
Selang beberapa waktu kemudian Robby sudah mengumpulkan relasinya di taman belakang. Mereka duduk lesehan di atas karpet merah. Ada beberapa meja tempat camilan dan minuman.
“Baiklah, sembari menunggu Boss besar. Saya ucapkan Good Morning untuk kalian. Sebelum mengawali summer party, kita akan disuguhkan sarapan pagi yang begitu lezat. Sobirin bawa mereka ke mari!!”
Tak lama kemudian keluarlah bidadari-bidadari cantik yang hanya memakai linggerie. Ada Sheila, Jihan, Regina, dan Patricia.
“Wuih. Yang belakang mantul bener.” Ujar Tomi menatap wajah cantik Patricia.
Patricia tersenyum, Sobirin ternyata menepati janjinya. Hanya dia yang tak dikasih pil. Di sisi lain dia takut tidak akan kuat melayani mereka semua. Semoga Jimmy segera menyelamatkan Savira dan Reza.
“Ambil saja, Tom!” kata Robby.
“Kalo gue pengen yang toge aja. Kemarilah Jihan!!” panggil Julian.
“Gue dapat sisanya ajalah. Trus Lo sama siapa Rob?” tanya Hendro menunjuk Regina.
“Gue?? Santai aja, masih banyak stock di belakang. Kalian nikmati saja hidangan pembuka ini.” kata Robby.
•●○●•
Pukul 08.00 WIB,
Sheila berjalan ke arah Tomi. Wanita bertubuh seksi ini sudah hanyut dalam permainan yang disuguhkan oleh bosnya. Bahkan dia tak menyadari jika ini adalah masalah besar yang menyangkut nyawa keluarganya. Yang dia tahu, bosnya mengadakan pesta besar-besaran. Dia tak bisa menolak karena ini adalah sebagian dari pekerjaannya. Pekerjaan yang tak ia sangka harus melewati hal-hal seperti ini. Sheila berpikir ini adalah hal yang wajar dan ini adalah risiko yang harus ia ambil. Di balik semua itu kini dia menikmatinya. Sebuah kenikmatan yang luar biasa serta bonus yang akan ia terima nanti adalah poin plusnya. Dia berusaha rileks dan akan mengeluarkan seluruh kemampuannya. Efek dari pil yang ia minum membuat adrenalinnya terpacu.
“Aku Tomi. Kamu luar biasa cantik dan tubuhmu sempurna.”
“Hemm. Masa sih. Anda juga tampan, Pak Tomi. Hari ini aku seutuhnya milikmu.”
“Duduklah, oouhh.. terbuat dari apakah wanita seindah ini.” puji Tomi tak berhenti mengagumi seorang Sheila.
Cupp.. Sebuah kecupan lembut mendarat dipunggung tangan Sheila. Bagai seorang pangeran yang menjemput sang putri, Tomi sangat piawai dalam memanjakan wanita. Tangan Tomi lalu menarik pinggul Sheila kemudian memangku tubuh wanita itu.
“Wangi sekali.. hmmmf.” hidung Tomi menciumi kulit bahu Sheila.
“Geli sayang.. ahh..” desah Sheila merasakan rambut-rambut halus pada kumis tipis Tomi.
Perlahan tangan Tomi menurunkan tali lingerie Sheila. Dengan lembut ia remas payudara itu. Sheila memjamkan matanya menikmati rangsaan yang diberikan oleh Tomi.
“Enak kan?”
“Iyaah sayang. Emut puting aku.. ooh.”
Hmmmmfff…
Tomi menuruti ucapan Sheila. Ia julurkkan lidahnya ke arah puting Sheila. Sedikit dengan gerakan memutar lalu melahapnya dengan yakin. Tanganya pun tak berhenti mengurut empuknya buah dada berukuran 32 B tersebut.
“Lepaskan bajumu. Aku juga akan membuatmu enak.” Kata Sheila lalu berdiri.
Tomi segera melucuti seluruh pakaiannya. Kemaluannyabsudah berdiri tegak siap tempur. Sheila menggigit jarinya saat menatap ukuran Mr.P milik Tomi. Ukuranya jumbo tapi tak sepanjang milik Sobirin.
“Gedhe banget.. uuunch.”
“Mau?? Ayo kulum punyaku ini.”
Sheila berjalan mendekati Timi sembari menanggalkan linggerie-nya yang tertahan di pinggul. Tubuh telanjang Sheilla begitu menyilaukan mata. Mata Tomi tak berkedip begitu pun juniornya yang mengangguk-angguk seolah mengatakan, “Aku mauuuu….”.
Sheila lalu meraih batang penis itu. Perlahan ia kocok batang itu, kepalanya memutar melihat detail wujud kejantanan Tomi yang nantinya akan mengaduk-aduk lubang kenimmatannya.
Sluuup Sluuup… Sheila meludahi tangannya lalu melulurkannya ke kepala penis itu. Kemudian ia kocok perlahan. Tomi mengerang nikmat. Lembutnya tangan Sheila membuat mulutnya terus mendesah.
“Oooooohhhh…!!!”
Sembari terus mengocok, mata Sheila melihat ekspresi keenakan dari raut wajah tampan Tomi. Kemudia dia perlahan memasukkan penis itu ke dalam mulutnya. Mulutnya terasa penuh, namun aroma kejantanan dari batang kemaluan Tomi membuatnya semakin bergairah.
Srrruppph… sruuuuphh.. Sheila mulai terbiasa dengan penis ukuran jumbo tersebut. Nafsunya semakin menderu, bahkan dua bola Tomi tak luput dari kulumannya.
Tomi tak ingin cepat keluar. Ia menyuruh Sheilla berdiri.
Mereka lalu berciuman dengan panas. Lidah mereka saling bertaut hingga air liur keduanya meluber sampai ke leher. Bibir Tomi lalu turun menciumi leher hingga naik lagi ke telinga.
Huuuuftt… Tomi menghisap tengkuk Sheila hingga meninggalkan tanda merah pada kulit wanita itu. Hisapan itu membuat Sheila menjerit tak karuan saking enaknya.
“KYAAAAAAAAAAAA!!!!”
“Kamu menungging.” Suruh Tomi
Sheila menurut. Tomi lalu memposisikan penisnya masuk ke dalam liang vagina Sheila.
SLLLLEEEP
“Aaaaah…!”
Tomi menarik kedua tangan Sheila. Perlahan ia mulai maju mundurkan penisnya. Sesekali Tomi meremas pantat Sheila yang bulat.
PLAK
PLAK
PLAK
15 menit kemudian,
Mereka kini telah berganti gaya. Tomi menyetubuhui Sheila dari atas. Lelaki berkumis tipis itu menaikkan temponya hingga membuat Sheila melolong panjang.
“OOOOOOOOOOOHHHHHHHH!!!!!!!”
“Fuck!! Enak banget!!” batin Tomi
Tomi kembali menciumi payudara Sheila. Lidahnya menari di puting wanita itu. Bergerak ke atas menuju leher lalu ke samping arah bahu kemudian turun ke ketiak.
Sheila bagaikan mandi kucing. Dia sudah berada di puncak meenuju orgasme. Urat lehernya mengejang seolah memberi tanda dia akan mendapatkan big O.
Tomi pun juga mulai mempercepat tempo tusukannya kedua tangannya bertumpu pada lutut Sheila.
“Aku mau keluar!!!” kata Tomi
“Barengan. Aku jugaaa…!!!”
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
.
.
.
“… kakaknya Reza mantul bener, gue jadi sange..BANGSAT!!” batin seseorang yang memandang persetubuhan Sheila dan Tomi dari jauh. Orang itu lalu memasukan scop-nya ke dalam tas kecilnya. Kemudian orang itu melompat ke dalam BIG HOUSE.
.
.
.
CROOOT
CROOOT
CROOOT
Sheila terkapar setelah meraih klimaksnya. Tomi pun ikut ambruk di atas tubuh Sheila. Bersamaan dengan itu Robby memberikan applause kepada Tomi dan Sheila.
“Scene yang luar biasa. GOOD JOB!!” ujar Robby lalu mematikan kameranya. Ternyata sedari tadi dia merekam adegan hot yang diperankan oleh Tomi dan Sheila.
“Sesuai perjanjian yah, Robb!” respon Tomi kala menyadari telah direkam oleh Robby.
“Oke. Santai!!” jawab Robby.
•●○●•
“… sudah belum? Gue di arah jam 11. Satu orang sudah gue lumpuhkan. Saatnya menyamar. Xixixixi…” ucap seorang yang dengan tas kecil di punggungnya.
.
.
.
Orang itu lalu memakai jaket berlogo tengkorak hitam. Matanya menujukkan kebencian yang sangat mendalam. Orang itu lalu menyebar sesuatu di lantai dekat pintu. Kemudia dia melompat masuk ke dalam rumah. Sambil menepi ke dinding dia melakukan gerakan yang konyol. Tiba-tiba ada seorang anak buah Robby memergokinya. Anak buah Robb menduga orang itu adalah anggota Blackskull karena jaket yang dipakai sama persis.
“Ngapain mas?” tanya anak buah Robby.
“Jadi cicak. Hehe.”
“Cicak??”
“Iyah. Cicak untuk membasmi nyamuk seperti kalian!! Heheheh!!!” jawab orang itu menunjukkan wajah seramnya.
Dengan gerakan secepat kilat orang itu melepar beberapa jarum kecil ke arah leher anak buah Robby. Ia menyeringai kejam kemudian menusukkan pisau ke wajah anak buah Robby secara beetubi-tubi
CRAAAAP
CRAAAAP
CRAAAAP
“.. enemy has been slain!! I have 2 kill today!! YEAAAAH!!!” girang orang itu lalu merangkak ke arah dapur.
Sembari merangkak orang itu mengeluarkan smartphone-nya. Dia menghubungi seseorang melalui video call.
“..lihat nih… sekarang gue jadi KUCING. Good Morning, … next!!”
BERSAMBUNG !!