The Best Employee Part 16

0
1354

The Best Employee Part 16

Counter Attack

Aku dan Savira sudah sampai di lokasi. Tempat di mana Robby akan melakukan pesta besar siang nanti. Nggak mungkin jika malam ini. Aku harus bisa menyelinap masuk ke dalam. Tapi di luar gerbang kulihat ada beberapa penjaga.

“Naik nih?” tanyaku pada Savira.

“Jangan , terlalu berbahaya. Aku coba hubungi Jaka dan Galang dulu.”

Aku dan Savira berada di dekat tembok Villa. Sembari menunggu Savira menghubungi mereka, aku mencoba menganilisis tempat ini. Cukup strategis, kamu memang penjahat yang punya otak juga, Robby. Ini tak akan mudah. Bahkan tak ada celah untuk masuk ke sini kecuali hanya melompat dinding ini.

“GAWAT ZA!!”

“Kenapa?? Jaka dibunuh. Saat ini Galang sedang di serang oleh anggota the Blackskull. Kita harus tolong Galang dahulu. Mundur?” saran Savira

“Enggak! Kita sudah jauh-jauh sampe di sini. Bahaya kalo mundur. Coba kamu lihat ada yang aneh di tiap rumah dekat Villa ini. Semua menyala, padahal ketika datang tadi semua lampu tiap rumah mati.” ucapku

“AWAS ZA..”

WUUUUUUUSSSHHHHHH

Aku berhasil menghindar, ternyata tadi adalah sebuah anak panah yang hampir menembus leherku. Savira duduk berjongkok agar tak terlihat oleh lampu sorot yang mengarah kepada kami.

“Diem! Kita belum ketahuan..” ujar Savira menyuruhku merunduk.

“Iyah. Kita harus bagaimana. Kau ada bom asap?”

“Mau apa?? Mengahajar mereka? Jangan gila! Itu sama aja bunuh diri.”

“Lihatlah banyak senter yang mengarah ke dinding. Bergerak atau nggak pun mereka akan tahu tempat persembunyian kita.”

“Aku ada ide. Tunggu di sini!”

Gila. Apa yang dilakukannya?? Savira melepaskan semua bajunya hingga telanjang bulat lalu dia berjalan merangkak ke arah salah satu dari mereka.

“Reza, selamatkan yang laen. Aku akan menahan mereka!” ucapnya pergi meninggalkanku. “CEPAT!! JANGAN HIRAUKAN AKU!!”

“TOLOOOOOONGGGGGGG!!!” teriak Savira membuat banyak dari penjaga menuju pusat suara yang ditimbulkan oleh Savira. Aku masih berdiri menunggu situaisi. Jujur aku nggak rela jika.. ah.. Savira kenapa kamu harus gila sih, kutukku pada keberaniannya.

“Nona, anda siapa mengapa anda tidak memakai busana ?”

“Saya hampir diperkosa di Villa sana.” ucap Savira menunjuk sebuah Villa besar.

“Oooh.. hehehe. Yasudah kamu aman di sini sama Om. Memang nona tidak tahu? Kawasan sini sudah disewa untuk acara free sex. Mungkin nona salah satu korban yah. Wah, sayangnya nona, anda salah jalan. Kami akan mengirim nona balik kesana lagi. Semua tamu di sini sudah membayar kepada boss, dan tentu nona juga sudah terima komisi kan?”

“Maksudnya..”

Well. Kenapa aku baru menyadarinya?? Apakah Jimmy tak mengetahu ini? Ini kelas berat. Nggak seharusnya The Flower yang turun. Kuhubungi Jimmy, Savira akan tamat jika tak segera kuselamatkan. Namun sial, hape ni orang malah nggak aktif. Why?

“Lebih baik bawa saya ke boss besar. Di sana jelek-jelek semua Pak.”

“Oke, tapi boleh kan saya mencicipi sedikit tubuhmu ini.” ucap lelaki itu membelai punggung Savira.”Woy gaes ada lonte nyasar nih. Mayan cantik loooh!! Sebelum Boss besar merasakan yuk ki ewe bareng nihh.. hahahaha.” lelaki itu langsung membopong Savira ke arah mereka.

BANGSAT!! Aku tak bisa menahan emosiku. Aku harus serang meraka dengan surikenku.

CRAT CRATT CRATTT

Wussshhh!!!

“SIAPA KAU!! SEMUA KEMARI!! ADA PENYUSUP!!”

“RESA !! WHY??” ucap Savira ketika melihatku.

Aku tak mempedulikan ocehan Savira, pria mana yang tega jika ada wanita yang dilecehkan seperti itu. Aku bergerak mendekati mereka. Kulihat Jumlah mereka semakin banyak.

“AAAH.. REZA LARI!!!”

Kulihat Savira dibungkam, sebuah pistol mengacung 5 cm dekat kepalanya. Tapi langkah kakiku tak bisa kuhentikan, aku terus berlari mendekati mereka. Satu per satu lawan dapat kulumpuhkan. Namun jumlah mereka bukan semakin berkurang justru semakin bertambah.

“Jika kau mendekat wanita ini akan mati!!” ancam lelaki itu.

Aku tak termakan ancamanya. Bukanya dia menginginkan tubuh Savira. Aku harus menyelamatkannya. Tapi jumlah mereka terlalu banyak. Kukeluarkan semua senjataku. Namun jumlah mereka semakin bertambah.

DUG DUG DUG

Sebuah balok kayu menghantam kepalaku. Mereka melempari balok kayu bertubi-tubi. Aku berhasil menangisnya. Namun, aku lengah ketika seroang dari atas melemparkan sebauh jaring besar.

CRRRRRRTTTTT

“SAVIRA!!” teriakku ketika mereka membawa Savira pergi

BUUUGH

BUUUGH

Entah berapa kali pukulan itu mendarat di sekujur tubuhku. Aku ambruk? Tidak, aku ngga boleh kalah. Sayup-sayup kudengar suara rintihan Savira. Mereka?? Ooohh. Savira, maafkan aku. Harusnya aku menuruti perinntahnya.

Kubuka mataku perlahan, kulihat Savira sedang dikerumni 5 orang. Mereka sudah menanggalkankan pakaiannya masing-masing. Aku mencoba berdiri. Tapi

BUUUUUUUUUGHHH

Sebuah pukulan keras manghantam kepalaku. Pandanganku kabur dan semuanya menjadi gelap. Savira.. ahh..

¤¤¤

Kurasakan tubuhku sakit semua. Dan aku tak bisa bergerak. Bahkan mataku dalam keadaan tertutup. Sial mereka menangkapku. Aku di mana nih..

KRIIIET

Kudengar suaraborang membuka pintu lalu kundengar langkah kaki mendekatiku.

“Reza, ternyata kamu adalah anggota the Flower. Dan satu lagi yang baru kuketahui, Sheila ternyata benar kakakmu. Dan seorang gadis cantik bernama Luna. Sebentar lagi akan tiba. Sungguh beruntung kamu bisa melihat saudaramu akan melayani petinggi-petinggi elite di negeri ini. Hahaha.”

“BRENGSEK!! SIAPA KAU ANJING!!!”

“Mengumpatlah sekencang-kencangnya nanti di tempat pertunujukan. Hahahaha…” balas orang itu. “Randy, bawa dia ke depan.”

Randy?? Bukannya dia sudah mati??

“Cukup dalam yang luka yang diberikan oleh kalian. Tapi sayang itu tak cukup untuk membunuhku. Berkat kemenangan tender kemarin, kamu sudah menyelamatman kita semua. Terima kasih untuk itu. Dan juga dua wanita yang masih sedarah denganmu. Aku nggak sabar merasakan salah satunya. Bergabunglah dengan kami, kami akan memberikan segalanya. Kemampuanmu sangat berguna untuk kami.”

“BAJINGAN!!!”

“HAHAHAHAHAHAA!!!”

¤¤¤

POV LUNA

Pukul 02.30

Aku buka semua bajuku. Kuganti dengan pakaian yang lebih hangat. Sesaat sebelum aku memaki bajuku. Aku tatap seluaruh tubuh bugilku di cermin. Inikah yang mereka inginkan padaku. Hanya karena ingin menikmati tubuhku kalian harus mati sia-sia. Oppa, kamu jahat sekali. Kukira kamu orang yang baik. Hiks, maafkan aku Rena. Gara-gara aku kamu harus kehilangan Paman dan Kakekmu. Mereka memang tak pantas hidup.

Ohh.. ini hanya untuk orang yang kucinta. Mengapa di saat seperti ini dia tak ada. Padahal dia dulu berjanji akan melindungiku. Ke mana kamu ?? Pangeranku!!”

Hanya karena membayangkan wajah dia, tak sadar tanganku meremas payudaraku sendiri. Kuperhatikan sebuah lampu yang berkedip di dekat lampu langit kamar. Apa itu??”

“Apa semua sudah tidur??” tanya Kak Shinta mengagetkanku. Sebelum dia masuk aku segera memakai pakaianku.

Krieet..

“Ikuti denganku yuk”

Fuhh, untuu cepat pakainya. “Sudah, Kak. Sepertinya begitu. Kita mau ke mana Kak?”

“Ada kamar di atas yang nggak bisa dibuka. Aku penasaran ada apa di sana.” ucap Kak Shinta menunjuk ke atas.

Aku masih sibuk dengan smartphone-ku, aku yakin yang menyelamatkan kami semua adalah kak Ardhelia. The Black Rose. Kulihat 2 centang yang menyala biru dari pesan kukirim ke dia. Itu artinya dia sudah membaca pesan yang kukirim.

Hampir saja nasibku seperti Brenda jika dia terlambat sedikit saja. Tapi apakah mayat mereka semua ditinggal begitu saja? Aku cukup shock melihat betapa garang kak Ardhelia ketika membunuh mereka tanpa tersisa. Rena. Bagaimana dengan dia? Apakah dia juga akan dibunuh? Aku nggak mau kehilangan sahabatku itu. Aku tahu dia terpakasa melakukan ini semua. Aku segera mengirim pesan ke kak Ardhelia

“Jangan Bunuh Rena, Kak”

Yah masih centang 1, semoga nanti dia membaca pesanku ini.

Kuperhatikan Kak Shinta mondar mandir, aku pun juga tidak bisa tidur. Waktu sudah menunujukkan pukul 02.00. Tubuhku semakin kedinginan. Padahal aku sudah memakai jaket yang tebal.

“Luna, gerak yuk daripada kedinginan gitu.”

“Hmm, ke mana lagi.”

Saat Kak Shinta membuka pintu tiba-tiba pintu di dorong dengan keras. Kak Shinya terpental dan jatuh tersungkur ke lantai. Di ambang pintu berdiri seseorang yang sedang memegang sebuah pistol.

“JANGAN BERGERAK ATAU KALIAN AKAN MATI!!” ancam lelaki itu.

Aku mengangkat tanganku pertanda menyerah. Sungguh kejutan apa lagi ini. Hari ini terasa panjang dan sangat melelahkan.

“Dua wanita iti hidangan spesial. Jangan sakiti mereka. Buruan kita bawa ke tkp.”

“Acaranya kan siang nanti. Ayolah Ken, gue hari ini belum keluarin pejuh gue.”

“Di belakang masih ada cewek yang avail. Sana pergi!!” usir lelaki itu.” DICKY!!”

“IYA.. IYA.. KEN!!”

Kuperhatikan mereka memakai jaket hoddie hitam dengan logo tengkorak putih.

“JANGAN SAKITI KAMI!!! HIKS!!” teriak Kak Shinta mengeluarkan air mata.

¤¤¤

03.00

Tubuhku diikat diatas sofa panjang. Disampingku ada kak Shinta. Semetara itu di depan mataku ada Brenda, kak Mega, kak Tesaa dan Viona. Nasib mereka sungguh memperhatinkan. Mataku sudah sembab tak tega dengan pelecehan ini. Sebenarnya siapa mereka ?

“Hallo, laddies. Kenalin gue Ken. Gue yang mimpin pasukan ini. Tapi sayang, kita bukan pasukan untuk menolong. Dan terima kasihlah pada dia! Dia salah satu anggota ninja yang berkhianat. Jaka keluarlah!”

“Hallo, wah cantik sekali adiknya si Reza. Aku tambahin teman nih buat kalian.”

“MELLANIE!!” teriak kak Shinta mengenal wanita itu.

“Huhuhu. Ternyata kalian saling mengenal. Dan juga kenalkan ini temanku. Dicky dan 2 pria yang bertopeng itu adalah Raka, dan Satria. Kami adalah pasukan Elite The Blackskull. Kami akan melakukan pembalasan atas kematian Randy dan yang lainnya.” jelas Ken

“Beruntung Randy belum mati karena ramuan dari Reza. PT. IHH kini menjadi poros dunia perusahan kimia. Tapi sayang pimpinan ini telah berkhianat pada boss kami. Dan sebagai gantinya kita akan melakukan kudeta dengan kalian sebagai sanderanya. Hahaha.” imbuh Jaka membuatku terkejut. Jadi Oppa masih hidup??

“Baiklah kita mulai pemanasan ini. Kita buat dua wanita itu iri. Hahaha.” tawa Ken membuka ikatan pada tubuh kak Mega.

Aku tak tega melihat ini. Kututup mataku tapi tiba-tiba seorang memengang wajahku.

“Jika kamu menutup mata, akan kubuat kau menutup mata untuk selamanya. Akan kucongek dua mata indahmu ini.” bisik pria itu.

Deg

Deg

Deg

Pria ini membelai kelopak mataku. Lalu dia jilati wajahku. Tubuhku merinding dan kurasakan perasaan aneh yang sama ketika Oppa menyentuhku.

“Jaka jangan sentuh dia!!” ucap Ken.

“Hahaha. Cuma merasakan kulit wajah ini kok, Ken. Asin, jangan nangis dong Luna. Hahaha.” kata Jaka.

¤¤¤

“Aaaaaaahhhhhhh…!!!!!”

Suara kak Mega semakin membuat hatuku sakit. Dia mendesah kencang ketika Ken meremas dua bukit kembarnya. Kuperhatikan Kak Shinta mengepalkan kedua tanganya. Dia memandang kelakuan bejat Ken terhadap kak Mega.

Di samping Kak Mega kulihat Viona sudah ditelanjangi dengan paksa oleh Dicky. Tak jauh berbeda dengan Viona. Kak Tessa, Brenda, dan Mellanie juga sudah telanjang bulat dikerumuni oleh ketiga lelaki itu.

“JANGAN!!! AAAARGGGGHHHH!!!”

PLAK

Sebuah tamparan keras membekas tanda merah pada pipi Mellanie.

“Dia sukanya hardcore. Belum apa apa udah gigit gue. Anjing nih cewek!!” keluh Raka menjambak rambut Mellanie.

“BANGSAT KALIAN!!! KAU JAKA!! KAU ITU ULAR!! BANGSAT KAU JAKA!!! HARUSNYA KAU TAK MENOLONGKU SAAT ITU!!!” teriak Mellanie

“Sssst.. diem. Ada gadis perawan yang akan binal nih. Lihat tuh mukanya. Udah engas. Wkwkw.” ledek Ken sembari mengusap vagina kak Mega.

“Aaah.. sudah cukup…!!” desah Kak Mega.

BERSAMBUNG

Daftar Part