The Best Employee Part 15

0
1248

The Best Employee Part 15

CURIOUSITY

“Patricia, lo di mana??”

“Gue didalam lagi tiduran sama Alicia. Tapi gue digangguin sama Sobirin. Lo di mana Beb.”

“Gue di belakang lo. Bilang aja lo bukan digangguin tapi sedang mengangkang di depan Sobirin! Huft!!”

“Hihi. Lo lihat. Tahan bentar beb. Gue mau sampe nih. Dia sekarang ada di pihak kita kok. Oya, lo masukin aja Alicie ke mobil sebentar lagi kita otewe.”

“Ya.. ya.. ya.. lo kamu sepuluh aku sebelas. Kamu selingkuh aku balas. Adil kan??”

“Jimmy ja-hat!!! Huhu.”

Kututup teleponku, aku masih berada di tempatku berdiri. Merelakan kekasihku bercinta dengan orang lain. Tapi entah mengapa aku merasa ada sensasi tersendiri melihat Tris sedang selingkuh. Kamu semakin binal sayang. Ouuh.

3 Jam yang lalu,

Misi kali ini lebih dari kata balas dendam. Bahkan aku tak tahu, mau berperan sebagai antagonis atau protagonis. Meski aku bukan pemeran utamanya, akulah yang mengatur semua.

Setelah Patricia dan Sobirin diberikan tugas untuk menjemput putri kesayangannya Robby, aku berpura-pura disuruh Robby untuk menemani mereka. Beruntung Sobirin tak mencurigaiku. Tapi aku harus makan hati saat aku disuruh mengemudikan mobil sedangkan Sobirin bisa leluasa menggrepe-grepe kekasihku itu. Dan lebih parahnya Patricia menikmati itu semua.

Perjalanan ke Bandara tak membutuhkan waktu yang lama. Yang membuat lama adalah rasa gelisah karena menjadi obat nyamuk di antara mereka. Sobirin dan Patricia. Fuck!!

“Ooooh.. Pak, jangan di sini.” rintih Patricia ketika tangan nakal Sobirin menggembungkan salah satu payudaranya.

“Mas Jimmy, lihat nih. Toketnya montok bener yah.”

“Hahaha. Iya, Pak.” jawabku sekenanya

Gila tuh aki-aki. Kunyalakan tape mobil tapi lagunya seolah nenggambarkan kecemburuanku yang begitu mendalam.

Hujan semakin menambah kesan rasa yang begitu menyayat hati. Lebay ah, aku sudah qatam soal percintaan.

Sobirin semakin kurang ajar, tanganya yang usil sesekali tertangkap mataku lewat spion. Dasar pembantu kurang ajar. Tangannya sedari tadi membelai paha mulus Patricia.

Beruntung Sobirin tidak berlebihan menggrepe pacarku. Namun aku tidak tahu apa yang mereka lakukan saat aku menjemput Alicia. Ketika aku datang bersama Alicia, mereka terlihat hanya sekedar ngobrol biasa. Tapi baju mereka terlihat kusut dengan keringat mereka yang bercucuran. Wajar mobil dalam keadaan mati saat aku tinggal. Tapi baunya. Hemm..

Karena aku harus mempersiapkan rencana ini sematang mungkin, aku dan Sobirin sepakat untuk melakukan hal gila. Kuperbolehkan dia memakai pacarku namun dia harus menuruti perintahku saat nanti di lokasi si Robby.

Sementara itu, aku berbohong kepada Alicia tentang ada acara keluarga besar di Villa. Semua sudah kuatur. Bahkan kularang dia untuk menghubungi ayahnya biar supprise kataku. Dia percaya. Sebelumnya aku harus memberikan jaminan untuk Sobirin. Kami mampir di markasku sebentar. Kesempatan ini juga kugunakan untuk memberikan tugas kepada semua timku agar segera bergerak. Aku tak ingin pergerakan ini di ketahui oleh Blackskull. Jika Blackskull mengetahui ini semua, aku yakin rencana ini akan gagal. Aku tak mau hal itu terjadi.

¤¤¤

POV Patricia,

Di parkiran Bandara ini aku bagaikan boneka untuk aki-aki tua yang bernama Sobirin. Aku sangat marah kepada Jimmy, aku tahu dia melihatku dikerjai oleh Sobirin sewaktu perjalanan tadi. Apakah dia bemar-benar menvintaiku, lalu mengapa dia rela aku dilecehkan seperti tadi. Walau aku sudah merasakan betapa gagahnya penis Sobirin yang luar biasa ini, aku tak mau serendah itu di mata Jimmy. Namun sebaliknya perlakuan Jimmy terhadapku. Aku tahu tabiatmu, kamu menyukai gadismu ini dikerjai orang lain. Apapun itu jika ini membuatmu senang. Aku rela Jimmy.

“Non, mumpung dia lagi jemput non Alicie. Nyelup bentar yuk, Non.”

“Apasih.. jangan aneh-aneh. Apa tadi siang kurang puas.”

“Jujur, kamu yang paling isyimewa diantara mereka padahal kamu tak meminum pil yang diberikan boss Robby.”

“Bagaimana kamu tahu?”

“Hehehe. Aku dan Jimmy sudah sepakat untuk membantu kalian. Jadi, kumohon bantulah aku. Celanaku ini sudah sesak ingin merasakan hisapan mulutmu. Dan nikmatnya lubang kenikmatanmu.”

“Hassh.. kocokin aja yah.”

Sobirin segera mengeluarkan penisnya. Penis jumbo itu membuat jantungku berdegup. Ini memang lebih besar dari punya Jimmy. Oohh..

Kuraih penis Sobirin, dia mulai meraba seluruh tubuhku. Aku yang memakai blouse tanpa lengan dan rok sepaha membuatnga dengan mudah meraih bagian-bagian vital tubuhku. Remasan tanganya pada pangkal pahaku membuat birahiku perlahan naik.

“Kamu cantik sekali non. Aku boleh kan cium kamu?”

“Jangan. Aku ga punya banyak waktu cepet keluarin sebelum Jimmy datang.”

“Ini bakal susah keluar. Ijinkan aku membuka isi dadamu ini. Ouuh kenyal sekali.”

“Hmmmfff.. jangan cium. Ahh..”

Sobirin semakin melunjak, dia menciumi leherku. Itu adalah bagian paling sensitive. Kuakui dia tak sebrutal Robby dan Jimmy, permainannya kalem dan memanjakanku. Oouh

“Kamu menyukainya kan. Mendesahlah nona..!!”

“Aaahh.. buruan.”

“Lepasin baju kamu. Punyaku keluarnya pasti lama.”

“Udah. Ayo cepetan.” kataku setelah mengamini permintaannya.

Dia semakin berani menarik braku. Lalu perlahan ia keluarkan payudaraku dari cupnya. Kemudian dia hisap putingku yang sudah mengeras. Aku semakin panas apalagi di dalam mobil AC belum menyala.

“Gerah kan. Ayo lepas semua.” Sobirin menarik kedua kakiku hingga aku rebahan pada jok mobil kemudian ia berjongkok dan menarik rok beserta celana dalamku dengan cepat. Aku hanya bisa pasrah kalo sudah begini keadaannya.

“Buruan masukin jangan dijilatin. Jimmy akan segera datang.” kataku jengkel dengan gayanya yang sok cool itu.

“Hahaha.” Sobirin malah ketawa.

“Tidak!! Cukup sampe di sini!! Dia sudah kelihatan di sana. Ia berjalan kemari.. ” tapi Sobirin malah memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. “Udah masuk, mau dilanjut apa berhenti..?”

“Aaaah… berhen..” dan lagi ia memasukkan oenisnya lebih dalam. Padahal baru separo, panjang bener penisnya, rasanya sudah mentok. “Uuuuhh..”

“Jadi berhenti apa lanjut??”

“Lanjutin ajaaahhhh. Aaaahhhh!! Terus !!!”

“Dasar, tau enak malah bilang lanjut. Tenang saja Jimmy lagi sibuk telepon di sana.”

“Aahhh… aku nggak kuat. Udah mentok!!”

“Gimana?? Enak kan?? Mmmmmuuuach.”

“Ahhmm.” Sial sobirin mencuri kesempatan dengan memagut lidahku. Bau mulutnya semakin menambah gairahku. Aku tak kuat membendung badai kenikmatan yang mendera di antara selakanganku ini.”

PLAK

PLAK

PLAK

PLAK

Tanganku mencoba menahan dadanya agar berhenti menciumiku. Tapi dia semakin menjadi dan berpindah ke dadaku. Alhasil tanganku hanya bisa meremas rambutnya yang sudah beruban itu.

“Pak, ahh…pelan. oooookh”

Sobirin semakin menambah ritme tusukannya ke vaginaku. Aaahhh. Aku dibuatnya melayang, lelaki tua ini staminanya luarbiasa. Aku berharao Jimmy lama teleponannya. Agar aku bisa dimanjakan lebih lama lagi sama penisnya Sobirin.

“Kamu yang diatas. Aku ingin kamu di atas.”

Kukabulakan permintaanya. Nafsuku sudah menguasai diriku seuutuhnya. Seelah Sobirin duduk, perlahan aku mendekatinya dan mengarahkan penisnya ke dalam vaginaku.

Blesssss

“Aaaaaahh.. enak banget Pak.”

PLAK

PLAK

PLAK

PLAK

Bunyi tumbukan itu semakin nyaring karena vagina sudah snagat becek. Ahhh.. Sobirin pun juga tak malas untuk memberikan toping kenikmatan yang tiada tara ini lidahnya bergerilya menjilati tiap lekuk kulit tubuhku yang putih mulus ini. Ahhhh..

“Kau benar benar sempurna! Oooh payuddara indah, kulit bersih, wajah cantik, anadi aku masih muda ingin srkali menkadikanmu istriku. Aaah..” pujinya semakin membuatku melayang

Sobirin lalu meraih kepalaku, aku tak menolak lagi ketika doa mengiingnkan mukutku. Bahkan aku balas pagutan lidahnya yang begitu panas dan menambah sensai kenikmatan.

“Aku mau keluar Pak.”

“Ayo barengan yah.. uuuhhh..”

“Aaaaaahhhhh.. ennaaaakkkk!!”

PPLAK

PPLAK

“HOHOHO.. Luar biasa kamu !! Aaahh. Aku puas sekali!!!” ucapnya seraya meremas kedua payudaraku

CROOOTTT

CROOTTTT

Kupeluk erat tubuhnya, aku klimaks. Aku ambruk diatas tubuhnya dengan keringat yang bercucuran.

¤¤¤

Setelah menjemput Allicia Jimmy mampir dulu ke appartemennya, setelah itu kulihat Jimmy dan Sobirin sedang mengobrol sesuatu entah apa aku nggak tahu. Kemudian mereka menuju ke suatu ruangan. Ruang pemantauan sepertinya. Hem, sebegitu percayakah Jimmy kepada Sobirin.

Setelah mengambil beberapa minuman di kulkas, kuambil juga beberapa camilan untuk Alicia.

“Alicia, makan gih , seadanya yah.”

“Makasih Kak.”

“Tris, panggil Tris aja.”

“Oke Tris, kalo boleh tahu ada acara apa di Villa. Kok Ayah nggak ngasih tahu.”

“Kalo dikasih tahu nggak akan supprise dong. BTW, kamu ambil jurusan apa di london?”

“Sastra Tris.”

“Oh. Bagus dong, jadi penulis. Kamu penulis favorit siapa?”

“Agatha Crhistie. Suka nulis juga??”

“Nggak begitu sih. Tapi aku suka baca komik. Hehe.”

“Hahaha. Aku juga suka. One Piece dan Naruto.”

“Pantesan penampilanmu kawai kaya Nami. Wkwkw.”

“Tapi aku nggak segalak Nami kali Tris. Aku ingin seperti Hinata. Anggun dan mempesona.”

“Kau punya itu Alicia. Kamu cantik dan mempesona.”

“Oyah, boleh aku tiduran bentar, di pesawat susah tidur soalnya. Hehe.”

“Istirahatlah. Aku tinggal dulu yah.”

“Lukisan yang indah.” gumamnya sebelum aku meninggalkan kamar.

Lukisan itu masih terpajang di kamar Jimmy. Tak terasa sudah lama kita bersama. Jika mengingat pertama kali kita disatukan oleh orang itu. Hmmm.

“Ikut denganku.” ucap Sobirin menarik tanganku.

“Ke mana? Jangan bilang anda mau.. hmffff.”

Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Sobirin membungkam mulutku dengan bibirnya. Lalu ia membawaku masuk ke dalam kamar.

“Baah.. gila. Apa di mobil tadi belum puas?”

“Ada waktu sebentar sebelum kita berangkat. Ayolah gunakan waktu ini sebaik-baiknya.”

“Aaahhh.. ” Sobirin dengan cepat melepaskan semua pakaianku hingga aku telanjang. Kemudian ia juga melepaskan pakaianya tanpa tersisa. Penisnya sudah tegak berdiri. Heran, seberapa banyak dia mengonsumsi pil tadi siang. Ah..

Hampir 15 menita kami bercinta dan selama itu Sobiri menceritakan oadaku tenatang rencana dia sama Jimmy dalam membantu kita. Oke, dan aku yang jadi jaminan buat lelaki tua ini. Adilkah ini? Dasar lelaki. Dan Jimmy dengan teganya menggunakanku sebagai alat jaminan??

¤¤¤

02.00

“Gawat!!” ucap Jimmy

“Ada apa?”

“Jaka berkhianat!”

“Dia?? NGGAK MUNGKIN JIMM!!”

“Aku juga bekum bisa memastikan. Setahuku Jaka bukan orang yang mudah kalah. Tapi jika yang menyerang dia adalah Blackskull aku baru percaya. Dan sejam yang lalu Galang loss connect. Aku khawatir ada sesuatu sama Galang juga.”

“Well, Galang orangnya lincah jika ada bahaya pasti dia kabur dan mencaro tempat yang aman.”

“Ke mana?”

“Tidak jauh dari sebuah jaringan internet.”

“Yap, makasih sudah mengingatkan. Jadi kita akan dibantu mereka. So, nggak perlu khawatir. Blackskull., aku rindu padamu. Ingin sekali mengorek lebih dalam tentang Blackskull”

“Yuk Berangkat.”

Aku dan Jimmy menuju ke kamar Alicea. Setelah membangunkannya kita bersiap berangakat. Sobirin yang menyetir, aku duduk di depan. Sedangkan Jimmy malah asik bercada di kursi belakang bersama anak gadisnya Robby. Dasar lelaki!! Huuuh!!”

BERSAMBUNG

Daftar Part