The Best Employee Part 13

0
1198

The Best Employee Part 13

Shame

Dasar bejat si Randy! Ternyata maksud dari liburan ini hanya untuk membuat pesta seks. Dan parahnya mereka melibatkan si Luna dan teman-temannya. Sejak awal aku sudah curiga. Terlebih kehadiran teman-teman Randy yang tiba-tiba.

“Shinta. Setelah ini lo harus nurutin kemauan gue. Jika tidak ingin video ini tersebar luas di dunia maya. Ingat, lo sudah tak bisa berbuat apa-apa lagu. Jadi, jangan munafik!!” bentak Randy.

Aku mencoba tenang. Dalam situasi seperti ini aku harus tenang. Mana bisa aku tenang sementara tangannya terus menggeranyangi tubuhku. Dan kejadian itu terekam di kamera yang di pegang oleh si Bejo.

“Shin.. lo cantik banget.” bisiknya di telingaku.

Kumisnya yang tebal itu terasa geli. Walau masih tertutup jilbab, rambut halus itu mengenai telingaku. Apalagi Randy mengulumnya hingga sebagian jilbabku kurasakan basah. Menjijikan.

“Ayolah jangan munafik!!”

Randy semakin berani. Bahkan tangannya kini mulai meremas payudaraku. Baju yang kukenakan jadi kusut karena ulahnya. Dan lagi remasan itu memberikan sensasi aneh. Ya, baru kali ini aku diperlakukan seperti ini. Sungguh hatiku teriris, orang yang kutahu baik ternyata sangatlah bejat!!

“Jangan!! Aku masih perawan !! Hiks!!”

Tangisku pecah. Aku yang selalu menjaga tubuhku, yang kupersiapkan untuk calon suamiku kelak, harus pasrah kepada orang tua seperti dia. Aku tidak menginginkan hal ini terjadi.

“Buka, Ya!!”

“Enggak!!”

“Buka, Ya!!”

“Jangan!!”

SRAAAAAAATTT

SRAAAAAAATTT

Randy menghentikan remasannya. Sebuah suara seperti percikan listrik menyita perhatiannya. Alu pun juga penasaran. Apakah ada aliran listrik yang konslet.

“Bejo. Letakan kameramu. Sekarang kamu cek ke luar. Suara apa itu?” suruh Randy

“Baik, Boss!!” jawab Bejo lalu menuju ke pintu keluar.

“Sekarang kamu buka bajumu!!” bentak Randy

“Om!!! Setubuhi aku saja. Aku lebih mengiinginkan kontolmu!!” teriak Brenda.

“Kamu jangan senang dulu!! Kamu akan menjadi sajian pamungkasku!! Hahahaha!!” kata Randy lalu keluar dari kurungan besi yang mengurungku ini.

Semenyara itu kulihat Mega yang sedari tadi sedang digoda oleh Teguh hanya bisa pasrah membiarkan tangan rekan kerjaku ini menggerayangi tubuhnya. Rekan macam apa kau Teguh. Kau tega sekali menyakiti teman kerjamu sendiri!!

Sedangkan di kurungan sebelah tersaji pemandangan erotis yang tak pernah aku bayangkan. Mereka sangat menikmati semuanya. Karena pengaruh obat-obat perangsang yang mereka menjadib seliar itu.

Dan aku baru tahu. Ternyata Bu Nuri sudah ada dalam rencana Randy. Sungguh tega sekali anda Bu Nuri.

“HEY!! SHINTA!! NIH LIAT!! BIAR LO NANTI GAK KAKU SAAT GUE ENTOT!!”

Randy dengan sombongnya menggenjot Brenda dari belakang. Brenda sendiri yang masih terpangaruh obat rangsang hanya bisa menikmati sodokan dari Randy. Jujur aku pun ternagsang. Tapi aku harus bertahan demi dia yang lebih berhak atas tubuhku. Reza?? Kamu di mana? Hikss.

“Mbak Shinta!! Aku gak kuat mbak!! Teguh terus merangsangku!! Ahhh..!!” teriak Mega menatapku. Aku tak bisa menolongnya. Karena kaki dan tanganku dalam keadaan terikat.

“Hay Shinta. Bercinta itu enak loooh!! Hahaha!!!” imbuh Teguh lalu melumat bibir Mega

Mmmmmuuachh!!

Bibir mereka saling berpagutan. Hal yang biasa kulihat di drama korea. Kini pemandangan itu berada di depan mataku. Entah mengapa aku ingin tapi sama siapa. Reza. Apakah aku menyukai Reza??

Luna. Dia? Kasihan sekali kamu Luna. Aku tak akan membiarkan mereka menyentuhmu. Percayalah pasti kita selamat. Ya, aku yakin. Intingku selalu bemar. Pasti akan ada yang akan menyelamatkan kami!!

“Mbak!! Ahhh..!!”

Kurang ajar Teguh!! Ia lepas jilbab Mega sehingga rambutnya yang panjang terurai. Teguh seperti orang kesetanan. Ia jilatin leher putih Mega sambil sesekali melirikku.

“Shinta. Kamu mau juga aku cium. Sayang, Randy melarangku! Hahaha!!” ucap Teguh melecehkanku.

Teguh melepaskan ikatan oada tangan dan kaki Mega. Lalu menyandarkannya di tubuhku. Apa mau anak ini. Teguh berdiri. Dan astaga oenisnya berdiri tegak. Hal yang tak kuperhatikan karena tadi tertutup oleh tubuh Mega.

“Lihatnya biasa aja dong!! Mau???”

Berengsek. Aku merunduk malu. Aku tak sengaja menatap penis itu. Tapi entah mengapa hatiku bergemuruh saat melihat alat vital lain jenisku. Teguh terus mengocok penisnya di depanku. Aku malu.

“Mbak, maaf!! Ahhh.. Teguh jangan!!!”

“Jangan apa sayang???”

Dalam sekejap Teguh mengangkat rok Mega hingga ke perut. Lalu Teguh membelai paha putih Mega sembari menjilati ujung kakinya. Mega sendiri terus mundur meski tubuhnya sudah mentok ke tubuhku.

Entah mengapa mataku tak berhenti mentap mereka. Begitu pula dengan Luna. Ia diam dan terus mentap aksi Teguh dan Mega.

“Shinta. Harusnya lo kaya Mega!! Nggak MUNAFIK!!!” bentak Teguh meremas payudaraku.

“Hey Teguh!! Jangan sentuh dia!!” bentak Randy masih fokus mengawasiku.

Randy kini berganti posisi. Ia duduk sambil memeluk tubuh Brenda. Penisnya naik turun menghujam vagina Brenda yang sudah sangt becek. Becek? Aku juga sudah becek. Aku merasakan sesutu yang basah dalam celana dalamku karena disuguhi pemandngan seperti ini. Tapi aku gak mau mereka tahu. Aku malu. Kenapa aku berada di posisi seperti ini!!

“Mbak Shinta.. ahhhh.!!”

Aku tak tahu sejak kapan Tagu sudah meloloskan celana dalam Maga. Teguh mengusap vagina Mega yang sudah teramat basah.

“Kamu juga sudah basah kan, Shinta?” tanya Teguh.

Aku diam dan tak perlu menjawab pertanyaan itu. Teguh kemudian menarik tangan Mega. Lalu ia tarik ke atas baju Mega. Setelah itu ia lepaskan kaitan bra Mega. Dan sekarang Mega sudah tak mengenakan apa-apa lagi.

“Aaahhhh.. !!” racau Mega saat payudaranya diremas Teguh.

Ahh.. aku kenapa. Puting serasa mengeras saat melihat itu. Aku ngga boleh terbawa suasana. Aku gak mau mereka tahu jika aku juga menikmati pemandangan ini. Aku gak mau kehilangan keperawananku di sini.

“Shinta. Lo gak usah malu. Gratis kok ngga bayar dan gak pakai kuota. Gue yakin wanita sealim lo juga pasti sudah pernah titinya Aril kan? Hahaha!!”

“Enggak!!”

“Sumpah??”

“Iya sekali doang!!”

Ah.. bohongpun juga tak apa-apa. Tapi mengapa mulutku malah berkata jujur!! Sial!!

“Pak Randy?? Lo mending ikut ke dalam deh. Shinta udah pengen tuh!!” teriak Teguh.

“Hahaha. Pintar sekali lo, Guh. Gak sia-sia gue ajak lo. Wait!! Bentar lagi ni anak mau keluar.” jawab Randy.

“Enggak!! Aku nggak mau!!” teriakku.

“Iiyyaaah.. makasih Om Randy!!! Aku keluar!!!” desah panjang Brenda mendapatkan orgasmenya.

Randy lalu meletakkan Brenda. Lalu ia masuk ke dalam kurungan. Tapi langkahnya menuju ke arah Luna.

“Paman. Kamu masih kuat ngga?? Kalo ngga besok pagi kita lanjutin.” tanya Randy kepada Oppa Yudho yang masih mengurut penisnya yang kecil dan mengkerut.

“Gue nggak bisa lanjut. Payah!!!”

“TERUSSSSS GUNG!!!” teriak Bu Nuri dari kurungan sebelah.

“AAHHHH PAK MARWAN AKU KELUAR!!” lanjut Viona

“AHHHHHH AKU JUGAAAA!!!” dan terakhir Rena yang ambruk di tubuh Pak Hengki.

PLOK PLOK PLOK PLOK

“DAN TINGGAL 3 PERAWAN CANTIK INI GAES!!!” suara Randy menggema.

Apakah nasibku akan seperti mereka. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Haruskah aku menyerah dalam keadaan ini??

“Mbak Shinta!! Tolongin aku!!”

“Maafin aku ,Mey. Hiks.”

Teguh menarik tubuh Mega lalu menidurkannya di sampingku. Tubuh telanjangnya tak kuput dari tangan nakal Teguh. Mulai dari ujung kaki sampai ke wajah Mega penuh dengan air liur Teguh.

SRUUUUUPH

“AAAAAHHHHHH!!!”

Tepat di puting Mega lidah Teguh menari hingga puting tersebut mengeras. Mega mendesah keenakan bahkan dia meremas rambut Teguh.

“Tuh kan Mega aja keenakan gini. Kamu pengen ya? Hahaha!!” ledek Teguh mentap ke arahku.

Aku kembali merunduk malu. Aku seolah menikmati tapi aku tak mau. Mataku kini melihat sesosok Randy yang berjalan ke arahsambil mengocok penisnya.

“Luna??”

“Iya, Om??”

“Kamu cantik banget sih.”

Luna tak membalas pujian dari Randy. Ia hanya menatap Randy seolah memohon belas kasihan saat penis Randy di acungkan tepat dibwajahnya. Biadap kau Randy!!!

“Paman. Buat aku saja yah. Paman payah sih!!” ledek Randy pada Oppa.

“Woy. Besok pagi Luna jatahku!!” teriak Oppa tak terima.

“Baiklah. Setidaknya biar mulut cantik ini merasakan penisku.” Randy menggesekkan penisnya ke wajah Luna.

“Randy!! Gue mau ngentot sama loe. Lepasin Luna!!!”

“HAHAHAHAHA. Akhirnya lo pengen juga!!!” ledek Teguh.

“Udah, Shinta. Nikmatin aja. Nanti lo bakal ketagihan.” ucao Bu Nuri sembari tiduran di atas tubuh Agung.

“Hehehe. Shinta sayang. Akhirnya lo minta jatah juga. Baiklah.” Randy kali ini menghampiriku.

Kaki dan tanganku mulai dilepas. Aku bebas. Ini kesempatanku. Ku tendang penis Randy.

WUSSSSH

TAPPPP

Sial dia menangis kakiku.” LO MAU GUE SIKSA??”

AAAAARRRRRRRGHHHHH

BRUUUUUAAAAAAAAKKKKKKK

Tubuhku di banting Randy. Dia tarik jilbabku hingga terlepas. Lalu menarik bajuku hingga aku berdiri. Aku tak bisa lagi melawan. Dia memang bukan lawan sepadan untukku.

“Katanya lo mau ngentot??”

“Engg..”

MMMMMMMMHHHMMMMM

Randy memeluk tubuhku lalu ia cium bibirku dnegan ganas. Aku rapatku bibirku. Namun lidahnya menyeruak masuk melalui celah bibirku. Dan akhirnya lidahnya masuk ke dalam mulutku.

HOOOAAAAMM

Entah mengapa perasaanku menjadi aneh saat hisapan lidahnya di lidahku. Aku seperti terkena setrum. Apalagi remasannya di dadaku membuatku menggelinjang keenakan. Ohh.. apakah ini. Aku tak mau tapi tubuhku mengiinginkannya. Dia. Haruskah dia??

“Ahhhmm..”

Entah sejak kapan tangan Randy menelusup ke dalam payudaraku. Jemarinya bisa secepat kilat melepas kaitan braku. Kulitnya yang kasar kini bersentuhan dengan kulit tubuhku yang tak pernah tersentuh oleh siapapun.

“Shinta.. ohh kamu cantik banget. Mmmmmuuach..”

“Ahhh… kenapa kau lakukan ini Randy!!”

Aku tak bisa menahan desahanku. Kecupan demi kecupan yang ia berikan seolah memaksa nafasku untuk bersuara.

“Asshhh…”

Aku tak peduli banyak mata yang melihatku. Mengapa senikmat ini. Ohh.. jilat terus. Iyaahh.. enak banget. Aku merasa ketagihan.

“Lepasin yah.”

“Iyaah..ahh.”

Dalam sekejap Randy menelanjangiku. Ia perosotkan celana panjangku beserta celana dalamku. Naluri apa ini. Mengapa aku membiarkannya. Aku sudah bugil di hadapannya.

Aku bugil.

Aku bugil.

Aku bugil.

“Sempurna.”

Ahhh.. kulihat semua takjub menatapku. Bahkan Teguh dan Mega sempat menghentikan aktivitasnya hanya untuk melihat kepolosan tubuhku. Ada sedikit rasa bangga karena aku memiliki tubuh yang indah. Vagina tanpa bulu dan kulitku yang tanpa cacat selalu terawat. Dan sekarang aku umbar auratku ini di hadapan mereka. Selebihnya aku malu.

“Wait yah. Aku photo dulu.”

CKLEK

CKLEK

CKLEK

Aku malu. Tapi aku juga menikmatinya. Mereka menyukaiku. Menyukai tubuh indahku ini. Oh..

“Jangan di photo.” ucapku

Randy meletakkan kameranya. Lalu ia berikan ke Teguh.”Lo taruh ke tripod aja.”

Randy kemudian menarik tubuhku. Bibirnya mendekati bibirku. Tapi tiba-tiba ia berhenti sebelum bibirnya menempel. Sial. Apakah dia mengingikanku untuk memulainya??

Aku tak mau terlihat murahan. Aku tak mengiinginkan ini. Aku nggak mau!!

“Shinta. Kamu cantik banget. Sekarang kamu harus menuruti semua perintahku!!” ucap Randy.

Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku lebih fokus menutupi area vitalku. Tiba tiba ada yang aneh dengan ruangan ini. Entah kepalaku pusing atau memang dunia sedang bergoncang

SRAAAAAAATTTTTTTTT

SRAAAATTTTTTTTTTTTT

BUAAAAAAAAAAAAMMMMMMMM

BUAAAAAMMMMMMMMMMMMM

“GEMPA???”

“GEMPA???”

BERSAMBUNG

Daftar Part