The Best Employee Part 12

The Best Employee Part 12
Alarm
“Jangan !!!” teriak Brenda.
“Percuma kau teriak-teriak. Tak kan ada yang bisa mendengarmu!! Hahahaha” tawa Oppa Yudho.
Brenda pasrah saat tangannya berhasil ditangkap oleh Teguh. “Ikut gue!! Huahahaha!!”
Oppa Yudho dan Teguh membawa Brenda kembali ke ruang eksekusi. Di mana di sana akan ada pesta seks yang paling meriah. Sebelumnya Teguh tidak ada di dalam rencana Randy dan Oppa . Karena sifat Teguh yang bengal, Randy mengajaknya bekerja sama.
Sampailah Brenda di ruang pesta. Namun, tidak ada satupun yang ada di sana. Brenda semain cemas kepada mereka, khususnya kepada Luna, Shinta, dan Mega. Oppa hanya tersenyum, tangannya tak berhenti bermain dengan payudara sekal milik Brenda.
“Kamu pasti berpikir. Saat kau tekan tombol remote tersebut, akan ada yang menolongmu. Kau salah besar, Brenda. Justru kami sangat berterima kasih, berkat kamu acara ini resmi di mulai.” ucap Oppa
Brenda tak kuasa menahan air matanya yang mulai mengair di pipinya. Oppa mendorong Brenda ke arah matras. Tubuh telanjangnya ambruk dan berguling lemah. “Jangan sakiti saya Oppa!!” tangisnya.
Randy mengatur rencana supaya rencana busuknya berjalan mulus tanpa kendala. Ia menyuruh Robbert untuk meletakkan remote yang akan menjadi alarm pertanda pesta akan di mulai. Awalnya, dia mencurigai Shinta telah mengetahui rencana busuknya tersebut. Namun ia salah, ternyata Brenda lah yang menemukan remote alarm itu.
Karena jebakan yang ia berikan salah sasaran, kemudian Randy memberikan petuah kepada Nuri untuk memberi tahu Shinta jika remote tanda bahaya ada di tangan Brenda. Lantas Shinta menyuruh Brenda memencet remote ketika ada keadaan darurat. Namun pesan itu ternyta bukan alarm tanda bahaya. Namun tanda di mulainya acara pamungkas.
Sekarang Oppa dan Teguh telah menaggalkan semua pakaiannya. Brenda menutup kedua matanya. Oppa terlebih dahulu turun landas , mulai dari kaki jenjang Brenda ia jilati jemari kaki wanita pertama yang akan menjadi sajian pembuka pesta tersebut.
“Nikmati saja jika ingin hidup tenang selamanya. Karena semua ini terekam kamera.Hahaha.”
Tiba-tiba tirai terbuka. Brenda terkejut saat melihat apa yang ada di balik tersebut. Ia melihat ada dua kurungan besi . Kurungan pertama berisi Luna, Mega, dan Shinta. Sementara kurungan kedua berisi Nuri, Viona, dan Rena. Di sana Shinta-lah yang paling marah dengan semua kejadian ini.
“BIADAP KALIAN SEMUA!!!” teriak Shinta.
“Hallo nona manis? Bagaimana sudah nggak sabar menunggu giliran ya? Hahaha!” goda Randy sambil memegang handycam di taangannya.
“Cuiiiih!!!” ludah Shinta.
Sementara Luna dan Mega duduk lesu seakan tak percaya apa yang mereka lihat sekarang. Brenda sedang dicumbu habis-habisan oleh Oppa dan Teguh.
“Baiklah. Kita lihat pertunjukkan pertama!!! Bagi kaian para lelaki jantan. Yang engga kuat melihat mereka, silahkan masuk ke dalam kurungan kedua. Di sana ada 3 lubang yang avail buat kalian. Hahaha.” sorak Randy.
“Randy, give her aphro!” pinta Oppa.
Randy menggerakan mata ke arah Bejo. Lantas Bejo langsung menyuntikkan cairan aphro ke dalam tubuh Brenda. Tubuh brenda mengjang. Matanya membelak.
“Aaaaahhhh!!”
Setelah cairan itu disuntikan Oppa menarik Brenda hingga berdiri. Brenda memejamkan matanya. Nafasnya tiba-tiba ngos-ngosan . Sepertinya efek cairan tersebut sudah mulai bereaksi. Cairan perangsang instan yang tahan lama. Hanya akan sembuh ketika disuntikan penawar.
“Agggrrrh.” Brenda tiba-tiba berteriak sambil meremasi payudaranya sendiri.
“Brengsek kalian!!!!” umpat Shinta tak tega melihat Brenda yang semakin menerta.
“Diam kau!! Bejo, suntikan juga ke tubuh Shinta !” perintah Randy.
Bejo kemudian menuruti perintah dari Randy. Ia tarik lengan Shinta dari luar meleati celah kurungan lalu menyuntikan cairan yang sama. “Arrrgggghhhh!!!!”
Oppa yang penisnya sudah menegang maksimal segera menangkap hidangannya. Brenda langsung ambruk ditindih Oppa. Gadis cantik itu tersenyum, seolah lupa siapa yang ada di depannya. Sekarang dia seutuhnya dalam pengaruh aphrodisiac. Birahinya sudah meledak-ledak.
Oppa menciumi wajah Brenda dengan pelan-pelan dan penuh irama. Mulai dari dahi lalu turun ke pelipis mata, turun lagi ke kelopak hingga mulut mereka saling berpagutan. Lidah mereka saling beradu dalam alunan musik syahdu yang menggema di dalam ruangan.
“Ahhhh… ouhmmm.”
Brenda menggeliat ketika lidah Oppa berpindah ke tengkuk lehernya. Leher putih dan jenjang itu menjadi merah-merah kena tanda cupangan Oppa. Brenda memeluk erat tubuh keriput itu. Sesekai tanganya menjambak rambut penuh uban tersebut.
Wajah Oppa beralih ke payudara brenda. Payudara yang memiliki puting berwarna pink itu diremas-remas kencang hingga urat warna niru kehijauan tercetak jelas.
“Terussss. Enak Oppaaaa. Ahhhh.. Luna ini enak banget.”
Luna menoleh ke arah sahabatnya tersebut. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa selain menahan gairah yang tiba-tiba muncul tanpa pengaruh apapun. Karena setelah alarm tadi Randy menyuruh menyuntikkan penawar agar semua normal termasuk Luna.
Di kurungan kedua, terlihat Nuri dan yang lainya sudah menanggalkan pakaiannya masing-masing. Nuri sedang memberikan oral kepada Hengky dan Marwan. Viona memberikan payudaranya dijamah oleh Agung. Sementara Rena mengoral penis Agung sembari mengocok vaginanya sendiri.
Teguh yang sedari tadi duduk mengalah, membiarkan Oppa selangkah lagi mendapatkan keperwawanan Brenda, mulai mematikan rokonya lalu berjalan ke kurungan pertama.
“Pak Randy, gue ngga sabar nih. Ijinkan gue melakukan pemanasan di dalam. Gue janji tidak akan menyentuh Shinta tapi ijinkanlah gue bermain dengan dua gadis yang masih normal itu. Luna dan Mega nggak perludikasih aphro. Biarlah mereka menjadi binal sendirinya.” bisik Teguh mendekati Randy.
“Lakukanlah. Woy, Bejo!! Sini, kamu yang rekam.!!” Ucap Randy
*****
“Ouuuhh..!!”
Brenda mendesah panjang saat payudaranya dihisap oleh Oppa. Tangannya kembali menjambak rambut beruban Oppa. Kemudian pria tua itu turun ke arah bagian vital gadis jangkung tersebut. Oppa menjulurkan lidahnya, bergerak memutar di dinding vagina Brenda. Sesekali ia mengecup dan menghisap lubang kenikmatan itu. Brenda kembali mendesah panjang. “Aaaaoooouuuhhh…!!”
“Mulai sekarang kamu harus nurut sama Oppa. Ngerti ?”
Brenda hanya mengangguk, Oppa menarik tangan Brenda lalu ia pangku gadis itu. Tangan Oppa memeluk gadis yang memiliki pinggang ramping itu sambil sesakali meremas lembut payudaranya. Brenda menyibakan rambutnya ke samping lalu menyambut bibir Oppa dari samping.
Srrruppphh
Keduanya kembali berciuman ganas. Air liur mereka sampai menetes. Oppa lalu bergerak ke atas, ia kulum telinga Brenda hingga gadis cantik itu meringis keenakan.
“Enghhh.. Ah.. Ah.. !!” racau Brenda.
Oppa lalu menidurkan kembali tubuh Brenda. Penisnya sudah siap menembus selaput dara gadis itu. Brenda menatap pria tua yang sebentar lagi akan mengambil keperawanannya. Sambil terus meremas payudaranya sendiri di tersenyum lalu mengangguk selah sudah pasrah.
“Untukmu, Oppa. Aku siaaap. Masukiin. Ouuuhh…!!”
Mili demi mili penis Oppa mulai meyeruak masuk ke dalam vagina Brenda. Oppa agak kesusahan karena sempitnya lubang vagina Brenda. Meskipun sudah basah penis Oppa belum bisa masuk.
“Ayooo Oppa!!!” rengek Brenda.
BLESSSSSSS
“AAAAAARRRRGGGGHHHHH!!!!!”
“IYYYAAAAAAAHHHH!!!!!”
Akhirnya Oppa berhasil merobek selaput dara Brenda. Keringatnya mencucur deras, ia sejenak membiarkan darah perwan itu merembes keluar. Tak lama kemudian, ia majukan lagi penisnya semakin dalam.
“Iyaaaaah!!! Sakit!!”
Brenda teriak histeris. Tangannya meremas kuat matras. Oppa kembali membuat matanya melotot, kepalanya mendongkak ke atas.
“Habis ini kamu akan merasakan nikmatnya sayang.” ujar Oppa
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
Penis Oppa terus menghajar vagina Brenda. Tubuh Brenda melengking tak karuan. Deru nafasnya semakin menggebu menikmati tiap sodokan penis Oppa.
“Sekarang kamu nungging sayang!” suruh Oppa membantu memposisikan pantat bulat Brenda.
“Assshhh… iyyyaaahh!!!” erang Brenda kencang
Oppa kembai menyodok vagina Brenda dari belakang. Posisi doggystyle membuat Brenda semakin terbuai rasa nikmat tiada tara. Apalagi saat payudaranya diremas dari belakang oleh Oppa.
Srrrruuuphh..
Oppa tak melewatkan seinchipun bagian tubuh Brenda. Ia jilati punggung putih mulus Brenda. Sesakali tanganya ikut menjambak gadis cantik itu, sampai kepalanya mendongkak.
Belum usai sampai di situ. Oppa baringkan tubuh Brenda menyamping lalu ia lakukan tusukan yang sama. Mulut Oppa juga aktif bergerilya menikmati bau ketiak gadis yang baru aja ia diperawani itu. I Shinta.
Melihat takluknya Brenda membuat hati semakin panas. Cepat tau lambat dia juga akan mengalami hal yang sama seperti Brenda. Shinta tak kuasa menahan air mata. Brebeda dengan Mega. Mega masih dihinggapi rasa dilema. Antara menikmati atau terus menolak perlakuan teguh kepadanya. Berkali-kali pipinya mejadi bulanan mulut Teguh.
“Teguh.. jangan Guh!!!”
Teguh tak mempedulikan ucapan Mega. Bibirnya sudah merasa nyaman dengan nikmatnya kulit si Mega. Bahkan ia gesekan penisnya ke paha Mega yang masih dibalut celan chinos yang ketat.
“Hahahaha. Luar biasa!!! Gue jadi sange beneran nih!!” ucap Randy mulai masuk ke kurungan besi pertama. Matanya menatap tajam ke sosok wanita yang menjadi target utamanya. Siapa lagi kalo bukan Shinta.
Oppa dan Brenda masih belum selesai. Kini mereka berganti posisi. Brenda duduk mengapit penis Oppa. Di posisi tersebut, Oppa lebih diuntungkan karena Brenda yang lebih aktif mengekplore tubuh keriput itu.
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
Brenda menaik turunkan pantatnya. Oppa pun merasa puas sekali bisa leluasa melahat dua buah payudara di depan matanya. Lidah Oppa bergerak liar menyusuri lembah ranum yang berpuncak puting merah muda yang mengacung. Brenda meliuk indah menggoyangkan tubuhnya. Kicauan kenikmatan keluar dari mulut gadis berhidung mancung ini.
“Iyyyaah… ahhh ahhhh!!”
Oppa meringis mengahdapi Brenda yang semakin kesetanan. Tak lama kemudian, Oppa mendelik sambil memeluk tubuh ramping Brenda. Ia tak kuasa menahan lahapan vagina yang haus akan kenikmatan.
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
PLAK
Oppa tak menyadari jika pengaruh cairan aphro akan separah ini. Padahal dia juga sudah meminum pil kuat. Tapi apa daya pria tua ini ambruk di bawah tubuh Brenda. Wajah Brenda kecewa melihat tiang kenikmatanya rubuh bercampur cairan kental.
“KOK CEPET AMAT SIH !!!!”
Oppa hanya duduk lemas tak berdaya. Brenda kemudian meriah penis Oppa yang sudah mengerut, berkali-kali ia kulum penis tersebut namun tiada perubahan yang berarti.
Di dalam kurungan semakin panas, Shinta mencoba menghindari tangan nakal Randy yang hendak menerkamnya. Sementara itu, Teguh selangkah lebih unggul. Dia berhasil membuat seorang Mega mendesah untuk pertama kalinya tanpa airan aphro. Melihat Oppa yang terkapar karena gadis pengonsumsi aphro, Teguh lantas tak membbutuhkan cairan itu lagi. Karena mangsa di depannya akan menyerah dengan sendirinya. Mengenai jejak duni perlendiran Teguh sudah piawai dalam membuat wanita terangsang. Meski Oppa yang jauh lebih berpengalaman, ternyata usia tak mampu menolongnya untuk bertahan lebih lama di pesta ini. Randy pun juga keheranan, Oppa harusnya masih bisa bertahan. Randy tak ambil pusing, baginya keperawanan Shinta lebih berarti daripada pamannya yang payah.
“AAAAAAAKKKKKKKHHH!!!!”
SRRRRRAAATTTTTT
“AAAAAAAKKKKKKHHHH!!!”
BERSAMBUNG