The Best Employee Part 11

0
1508

The Best Employee Part 11

Barbeque

Apa yang barusan aku lakukan dengan Luna?? Hassh!! Luna, jujur aku tak menginginkan ini. Harusnya kita nggak boleh… ahh… tapi aku sangat menikmati itu semua. Thanks , Lun. Kumohon tetaplah bersamaku walau kita tak akan ernah menyatu.

“Brenda!! Ayo, acaranya sudah di mulai tuh!!” ucap Luna menarik lenganku

Malam ini villa sebelah mengadakan pesta BBQ. Rombongan kami diundang untuk menikmati hidangan yang disuguhkan Om Randy. Oppa, Rena, Luna, dan Viona berdandan santai. Oppa hanya memakai kaos tanpa lengan. Rena sendiri hanya memakai tanktop putih dan hotpant jeans. Viona memakai kaos panjang sepaha. Luna memakai kaos putih dengan bawahan celana training panjang. Sementara aku memakai kaos hitam dengan bawahan hotpants katun. Kami berlima langsung berbaur dengan rombongan Om Randy.

“Baiklah, Selamat datang kepada rombongan paman Yudho. Perlu kalian tahu, saya tak menyangka bakal ketemu rombongan paman Yudho. Jadi, nggak ada salahnya kan kita bergabung? Toh acara ini bakalan epic dan nanti bakalan ada game. Gimana setuju nggak ?” ucap Om Randy membuka acara

“SETUJU !!” jawab serempak.

“Eits, tunggu !! Gamenya apaan dulu dong, Pak ?” potong kak Shinta.

“Tenang aja, Shin, gamenya nanti pasti bakalan seru. Pokoknya kita nikmati dulu BBQ malam ini. Sembari menunggu minuman datang kita bakar-bakar aja dulu. Ayo semua !! Acara dimulai !!!”

BOOM BOOM BOOM

Bersamaan dimulainya acara, alunan musik EDM mengiringi semaraknya acara BBQ malam ini. Aku dan Luna bergabung bersama kak Shinta dan kak Mega. Kita bereempat mengitari panggangan sambil membakar sosis dan jagung. Sementara yang lain kulihat malah asyik berjoget. Haaah jadi keinget peristiwa di club malam saat itu. Semoga kejadian seperti itu tak terulang kembali.

“Hay, Brenda. Kamu ambilin mentega dong.” suruh kak Sinta

“Di mana, Kak ?” tanyaku.

“Itu! Di tempatnya Mas Teguh !” jawab kak Shinta menujuk ke arah belakangku

“Oke, kak. Tunggu yah.” kataku

“Aku temenin yah, Beb.” ucap Luna

“Gausah, beb. Aku bisa sendiri. Kamu bantuin tusuk sosis aja, yah. Hehe.” tolakku lalu berdiri menuju ke arah romongan mas Teguh.

Rombongan mas Teguh ada Mas Agung dan kak Tessa. eMereka cuma bertiga doang.

“Hallo Brenda , duduk sini !” sapa mas Teguh langsung menarik lengan hingga duduk lalu ia merangkul pundakku.

“Eh.. iya kak. Akucuma mau..”

“Kamu bantuin kita aja. Disini kurang ceweknya. Ya ampun ini hidungmu asli?” aku terkejut saat mas Teguh memencet hidungku.

“Asli lah mas.. Tapi saya Cuma disuruh… ”

DEG

DEG

“Udah, disini aja yah.” sahut mas Teguh sangat dekat dan lirih. Ia mendekatkan wajahnya di telingaku. Jujur, aku agak merinding dengan sikap mas Teguh.

Tangan mas Teguh menahanku, ia pegang tanganku erat. Mau tak mau akhirnya aku duduk di sampignya. Kemudian ia melanjutkan membakar sosis. Namun tangan kirinya merangkul pundaku, jemarinya sesekali mengusap lenganku.

“Brenda, mana menteganya?” tanya kak Mega menghampiriku. Ia melihatku sedang dirangkul oleh mas Teguh. “Owh, pantes. TEGUH !!! Brenda tuh kelompok gue! Lo cari kesematan aja ya!! Ayok Bren!” gertak kak Mega lalu menarik tanganku menjauh dari mas Teguh.

“Ahh.. lo sukanya merusak suasana aja ya Mei!! Sono ambil!!” gerutu mas Teguh.

Setelah meminjam mentega pada kak Tessa aku dan kak Mega kembali ke kelompok kita. Luna dengan semangat mengipas perapian. Sementara itu kak Shinta dengan penuh ketelatenan menusuk sosis lalu meletakkanya di atas panggangan.

15 menit kemudian, tibalah pada acara selanjutnya. Yakni, game. Entah game seperti apa yang akan dimainkan nantinya, Semua di suruh duduk melingkar. Sementara itu Om randy dan Oppa berada di tengah memberikan instruksi.

“Baiklah. Terima kasih atas kehadirannya semua. Dan akhirnya tibalah kita pada acara inti. Yaitu, game. Game ini cukup sederhana. Di sini ada beberapa potong sosis bakar yang lonjong dan panjang. Hahaha. Ini pasti kesukaanya para wanita. Iya kan ? Okelah , intermezzo aja kok. Gak enak ada anak SMA. Oke, saya contohkan ya. Hemm, Bu Nuri bisa bantu saya ?” jelas Om Randy. Bu Nuri yang namanya dipanggil kemudian maju ke tengah. Om Randy kemudian memperagakan bagaimana cara bermain gamenya nanti.

“Oke, terima kasih Bu Nuri. Semua lihat ya, bagi siapa yang kalah harus mendapatkan hukuman dari yang menang.”

Oh, jadi game ini menonjolkan kecepatan. Kalo gini caranya banyak yang menang cowok dong. Kesimpulannya kita harus minum orange juice sambil makan sosis yang berjajar sepuluh baris. Dan siapa yang dapat menghabiskan semuanya dianggap menang.

“Hukumanya sewajarnya yah!!” sahut kak Shinta.

“Tentu, ga boleh menyakiti tapi kalo mengenakkan gpp kan?” balas Om Randy.

Peserta dipilih acak oleh Oppa. Dan game pun di mulai dari peserta pertama yakni, Kak Tessa melawan Pak Robert. Lelaki berkumis itu adalah teman dari Om Randy.

Kak Tessa kemudian melepas jaket zippernya. Kini ia hanya memakai tank top hitam.

3.. 2.. 1.. MULAI !!!

Setelah aba-aba dimulai mereka berdua langsung berlomba meneguk minuman. Kak Tessa dengan cepat unggul terlebih dahulu ia sudah menghabis 5 gelas. Tapi Pak Robert juga tak mau kalah. Dan akhirnya Pak Robert mampu menyalip Kak Tessa. Namun, Kak Tessa kembali unggul. Dan pemenangnya adalah kak Tessa.

“LUAR BIASA. Sepertinya si Tessa ini ratu minum yah. Eits, jangan buru-buru. Hukuman akan diberikan setelah peserta terakhir. Jadi , kita lanjutkan ke peseerta selanjutnya.”

Bu Nuri vs Pak Hengky 6-10 dimenangkan Pak Hengky

Viona vs Pak Bejo 9-5 dimenangkan Viona

Luna vs Oppa 9- 10 dimenangkan Oppa

Kak Mega vs Mas Teguh 9-10 dimenangkan Mas Teguh

Rena vs Mas Agung 10-8 dimenangkan Rena

Kak Shinta vs Om Randy 9- 10 dimenangkan oleh Om randy

Dan terakhir adalah aku. Aku bersiap menunggu aba-aba dimulai. Lawanku kali ini adalah Pak Marwan, temannya Om Randy. Sekilas penampilan Pak Marwan sangat berwibawa dengan berewok dan rambut cepak yang rapi.

MULAI !!

Aku langsung menegak minuman, gelas demi gelas. Aku tak memperhatikan Pak Marwan. Aku hanya focus pada minumanku. Hemm… kok aneh ya rasanya. Bodo ah, yang penting aku harus menang. Dan ketika memegang gelas terakhir tiba-tiba waktu habis. Yah, Om Randy membunyikan alarm pertanda waktu habis. Dan hasilnya adalah 9-10. Yah, aku kalah.

***​

TESSA

SHINTA

MEGA​

Semua kembali melingkar. Om Randy kembali ke tengah ditemani oleh Oppa. Kemudian ia bersiap memanggil peserta pertama yakni Kak Tessa dan Pak Robert.

“Apa hukuman yang pantas untuk lelaki berkumis ini Tess?”

“Wohhoo! Aku nggak jahat kok. Cukup pijitin aku di kamar yuk. Hehehe.” ucap kak Tessa menarik tangan Pak Robert

“Hahaha, bagaimana yang laen ada yang keberatan ?”

“Gue mah bodo amat.” Ujar kak Shinta

Kak Tessa dan Pak Robert kemudian turun. Benarkah kak Tessa menyuruh lelaki tua itu memijitnya ? Ah, tauk ah. Gara-gara minumnya kebanyakan, aku jadi kebelet pipis. Aku kemudian meminta ijin ke toilet sebentar. Ehhm, pusing banget ni kepala. Jangan-jangan minuman tadi mengandung alcohol. Ah ndak lah, aku pernah meminumnya dan tak ada bau alcohol pada minuman tadi.

Aku turun menuruni anak tangga, lalu menuju ke toilet. Belum sempet menurunkan CD air kencingku keluar. Ah sial, masa aku harus lepas CD nih. Ah biarin lah, lagian dressku lumayan panjang selutut ini.

“Ahhhhhh.. iyaaahh terus mas..”

Suara apa itu?? Suara itu berasal dari sebuah kamar yang deket ruang tengah. Karena penasaran aku mencoba mencari tahu sumber suara itu. Langakahku tehenti pada sebuah kamar.

“Ahhhh.. yang kenceng mas..”

Itu kan suara kak Tessa. Kulihat pintunya nggak tertutup sempurna, karena sangat penasaran aku mengintip lewat celah pintu. Dan benar dugaanku, kudapti Kak Tessa sedang disetubuhi oleh Pak Robert.

“Cium aku mas..” racau kak Tessa sambal menekan pantat Pak Robert.

Astaga, penisnya gedhe banget. Ahh.. aku nggak akan kuat melihat adegan persetubuhan orang dewasa seperti ini. Tapi tubuhku terpaku menatap dua insan tanpa busana yang dimabuk birahi itu.

Pak Robert mencium bbir Kak tessa seraya terus memaju mundurkan pantatnya. Tidak, aku tidak boleh di sini. Pemadangan ini membuatku gelisah.

“Buka yang lebar pahamu!” suruh Pak Robert

Kini Pak Robert membenamkan wajahnya di kemaluan kak Tessa. Berkali-kali lidah lelaki berkumis itu menyapu vagina kak Tessa. Tubuh kak Tessa menggelinjang naik turun seperti cacing kepanasan.

“Ahhhhh…oooohhhh..!” desah kak Tessa.

Selang beberapa menit aku seperti melihat bayangan hitam yang bergerak cepat dari arah belakang. Namun saat aku menoleh tak kutemukan ada seseorang disana. Mataku kembali fokus pada mereka, sekarang mereka berganti posisi. Kak Tessa menunggingkan pantatnya sementara Pak Robert bersiap mengarahkan penisnya di anus kak Tessa.

“Kamu sering di anal yah, gampang banget nih masuknya.hahaha.”

“Iyyaah,, aku suka banget dianal, Mas. Masukin cepeeeet.”

Kini penis Pak Robert masuk sempurna kedalam anusnya kak Tessa. Sesekali Pak Robert menampar pantat kak Tessa hingga membuat tanda merah di kulit puth panta kak Tessa.

“hooossh.. hossh..” deru nafas Pak Robert terdengar jelas

Tanpa kusadari aku meremas sendiri payudaraku. Vagina sudah teramat basah karena melihat pertunjukkan yang ada di depan mataku ini.Aku bisa sangat mudah terangsang bila melihat seperti ini. Aku nggak boleh berlama-lama disini. Ku bulatkan tekadku untuk meninggalkan mereka. Aku belari pelan menuju anak tangga.

“Apa ini ?” langkahku terhenti ketika kakiku hendak meniki anak tangga. Kutemukan sebuah amplop yang bertulikan “AMBIL AKU”. Aku ambil amplop tersebut lalu membukanya. Ternyata di dalamnya ada sebuah benda mirip remote tapi bentunya mini. Dan secarik surat yang berisi:

“PENCET TOMBOL INI KETIKA KEADAAN DARURAT !”

Apa maksudnya ini ? Ah, kumasukan benda itu kedalam tas kecilku. Sebelumnya aku memang membawa tas mini ini. Buat tempat handphone saja sih, karena dressku gak ada sakunya.

Setelah sampai di atas kulihat mereka suda tak melingkar seperti tadi. Dan bahkan tak aku temukan Luna dan Oppa. Hanya ada Om Randy, Kak Shinta, Mas Teguh dan Kak Mega. Kemana yang lain??

“Nah ini peserta terakhir. Kamu dicariin Pak Marwan tuh. Sana kamu dihukum. Minta hukuman Pak Marwan yah !” ujar Pak Randy sambil memeluk tubuh kak Shinta. Sementera itu kulihat kak Shinta tersenyum ke arahku.

“Hay, Brenda. Kamu ditungguin Pak Marwan loh. Sana jangan buat dia menunggummu. Ahh.. jangan dicium, malu mas dilihat Brenda.” Ucap Kak Shinta

Aneh! Ada yang aneh. Sikap Kak Shinta kenapa jadi sangat lunak sekali pada Om Randy. Sementara itu tak jauh dari temapt mereka kulihat Kak Mega sedang berduan dengan Mas Teguh.

“Hallo, Brenda. Sini sayang temenin Om sebentar. Ada hukuman enak buat kamu.”

“Hukumannya apa Om ?”

“Sini deket Om sayang.”

Ahh.. tubuhku ditariknya lalu dengan cepat ia meremas payudaraku. Tiba-tiba aku sangat terangsang sekali karena perlakuannya.

“Hukumannya kamu kunyah permen ini lalu telan.”

Aku menuruti perintah Pak Marwan. Setelah menelan permen ini tiba-tiba suhu badanku semakin memanas dan gerah. Di satu isi aku merasa nyaman banget, aku seperti melayang. Apakah ini adalah efek dari permen ini?

***
[HIDE]

VIONA

NURI[/HIDE][HIDE]

RENA[/HIDE]​
Pak Marwan membawa ke dalam sebuah ruangan. Aku baru tahu kalo di atas sini ada ruangan yang cukup luas. Mataku langsung terbelalak melihat pemandanganyang ada di depanku. Ternyata mereka semua di sini. Dan aku tak habis pikir. Lututku serasa lemas, perasaan was-was dan takut bercampur menjadi satu.

Pertama, aku disuguhi pemandangan erotis antara Viona, Rena, dan Bu Nuri yang menari tanpa busana. Di belakang mereka ada Mas Agung, Pak Bejo, dan Pak Hengky yang juga sudah menanggalkan semua pakaiannya.

Kedua, hal yang paling membuatku terkejut adalah saat melihat Luna yang tak berdaya dicumbui oleh Oppa. Meski mereka masih berpakaian lengkap kulihat mereka berdua saling bercumbu ria. Dan yang membuatku merasa aneh adalah mengapa Luna sangat menikmati itu semua. Wajahnya tersenyum membiarkan Oppa menjilati leher jenjangnya.

“Welcome to the Party !”

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Om Randy dari belakang. Ia berjalan melewatiku disusul Kak Shinta yang dengan manjanya bergelantungan di lengan Om Randy. Kemudian ada Kak Mega yang berjalan dengan anggun disisi Mas teguh yang memegangi tangannya.

“Oke, semuanya denger ya. Acara selanjutnya adalah karaoke. Kita nikmati malam ini. Silahkan semuanya bersuka cita !!” ucap Om Randy mengacungkan mic.

Ahhh.. tiba-tiba Pak Marwan menarikku ke belakang lalu mendudukanku di atas sofa. Di sampingku ada Luna dan Oppa yang kini sudah menanggalkan separo pakaiannya. Luna sekarang hanya memakai bra dan Cd sementara Oppa hanya pakai Cd doang. Kulihat tangan Oppa menelusup ke dalam bra Luna.

“Kamu mau seperti mereka? Lepasin baju kamu. Sini aku bantu.” Ucap Pak Marwan langsung menarik dressku.

“Ahhh.. aku kan sudah nggak pakai CD!!” batinku saat dressku sudah naik ke atas melewati kepalaku.

“Hohoh. Ternyata kamu sudah siap yah. Wah bulu vaginamu cantik banget.” Seru Pak Marwan memandang ke arah vaginaku.

Dan seketika hawa tubuhku bergumuruh dan rasanya ingin meledak. Aku malu tapi di sisi lain aku juga menikmatinya. Pak Marwan langsung memposisi dirinya diantara kedua pahaku. Lalu ia benamkan wajahnya di vaginaku.

Shhhhh…

Ndak.. Ini ndak boleh Bren. Tapi, Ohh.. Pak Marwan terus menjilati klirotisku hingga tubuhku kelojotan.

“Wihh. Kamu masih perawan ?”

“Siapa ??” tanya Om Randy

“Ini, anak ini, Ran. Gimana nih, gak enak sama lo. Yakin nih buat gue?”

“Oh, tidak. Itu sudah gue booking. Mending lo threesome dulu sama Nuri. Pokoknya Luna, Shinta, Mega, dan Brenda buat gue dan Oppa.”

“Woy, gue kasih Mega lah. Dia udah klop banget sama gue.” Sahut Teguh

“Hassh, baiklah Guh. Mega buat lo.”

“Ahhhh.. Mas teguh kalian ngomongin apa sih. Yuk nyanyi yuk.” Potong Kak Mega

“Hallo , Brenda kamu sudah siap kan sayang.” Sapa Om Randy menghampiriku

“Ahhh.. Brenda mau diapain Om,” ucapku menepis tanganya yang sudah mulai meraba tubuhku

Aku tak bisa mengelak dari sergapan Om Randy. Tangan liarnya semakin membuatku terangang. Dalam seketika seluruh pakaianku dilucuti Om Randy. Aku sudah telanjang bulat.

“Udah, biasakan begini. Nanti semua juga akan bugil pada waktunya. Hahaha.”

Om Randy menarik tanganku lalu membawaku berkumpul bersama Kak Mega dan Kak Shinta.

“Ya, ampun. Brenda kamu apain!! Asssh.. Brend..!” ucap kak Shinta tertahan. Entah apa maksud dari cetakan wajahnya tersebut.

“Shinta, sayang. Masih ingat hukumanmu tadi ?” tegur Om Randy

“Iya. Aku tidak boleh marah. Kamu puas??? Shhhh.. !!” jawab kak Shinta seperti menahan sesuatu.

“Mega ?? Kamu menikmati ini kan ??” tanya Om Randy.

“Sangat menikmati, Pak Randy. Ahhh.” jawab Kak Maga sembari menikmati cumbuan Kak Teguh di dadanya.

Aku menoleh ke belakang. Astaga!! Bu Nuri,Viona, dan Rena kencing secara bersamaan di depan ketiga pria yang sedang mengocok vaginanya masing-masing.

“Hey, Brenda. Kamu setim bersama kita. Jadi, jangan lihat yang lain. Mengerti?” bisik Om Randy.

“Iyaaa.” Balasku singkat.

Om Randy meninggalkanku lalu menuju ke arah kak Shinta. Ia menarik kak Shinta lalu menjajarkannya di sampingku.

“Brenda. Kamu masih sadar kan?”

“Kak Shinta??”

“Ikuti permainan ini. Masih ingat sebuah remote yang ada di tangga tadi. Akan ku alihkan pria brengsek ini. Kamu cepat ambil remote itu.!!” bisik Kak Shinta.

Aku mengangguk. Ternyata kak Shinta masih sadar. Namun, ada yang aneh dengannya. Tapi aku masih tidak paham. Apa yang berbeda ??

“Randy!!! Kamu jahat sekali!!! Ahhhh!!” ucap kak Shinta histeris seperti orang sakaw.

“Dasar, jalang!! Kamu sudah ga sabar yah!!” bentak Om Randy.

Aku berjalan mengendap-endap menuju pintu keluar. Ah… sial. Oppa melihatku.

“Hey!! Mau ke mana Brenda!” teriak Oppa.

Aku berlari sekencang-kencangnya. Lalu ku tutup pintu dengan menggeser sebuah meja. Aku harus mencari tasku.

BRUAAAK

BRUAAAK

BRUAAAK

Sial. Oppa sudah ada di depan pintu. Aku segera mengambil tasku di dekat acara barbeque tadi. Aku segera mengeluarkan remote yang tadi dibicarakan kak Shinta.

“BRENDA!! KAU MAU LARI KEMANA!!”

Ternyata tidak hanya Oppa. Ada Mas Teguh juga di sana.

TIIIIIITTTT

Apa ? Apa fungsinya ? Aku kira ini remote buat meledakan bom atau semacamnya. Tapi kok gak ada sesuatu. Aku semakin gelisah dan takut. Oppa dan mas Teguh berjalan sambil tertawa puas melihatku mati kutu di sini.

“Hahaha. Kamu ngapain. Itu apa ??” tanya Oppa.

“Enggak. Cuman barang bekas yang gak sengaja kutemukan.”

Wusssh..

Segera kubuang remote itu sebelum mereka curiga. Mereka semakin mendekat. Dan tiba-tiba mereka menyergapku bersamaan.

“JAAAAANGGAAAAN !!!!”

BERSAMBUNG

Daftar Part