The Best Employee Part 07

0
1740

Part 07 – Ready To The Raid


Luna

[POV 3rd]

PUKUL 03.00 P.M

Sore ini cuaca cukup mendung. Tak jarang suara gemuruh terdengar seolah memberikan pertanda akan turunnya hujan. Luna dan Brenda masih menunggu Rena, Viona dan Oppa . Mereka sudah hampir 3 jam di dalam Villa.

“Bren lu main ML ngga?” tanya Luna.

“ML?” tanya balik Brenda.

“Iya itu lho game Moba. Boring gue cuma nonton TV. Apalagi acaranya cuma semut berjalan. Huuh!” gerutu Luna mematikan TV.

“Ohhh.. mainlah. Emang lo rank apa Lun?” Brenda lalu mengeluarkan hape dari sakunya. Brenda mengenakan pakaian santai dengan kaos dan celana training.

“Gue udeh Mythic nih.”

“Yah gue masih warrior. Gue kaga bisa mainnya.”

“Yaudah classic aja. Id lu apa ?”

“Gue lupa. Jarang main soalnya.”

“Gajadi kalo gitu Brend. Sinyalnya jelek pasti nanti ngeLag deh.”

“Hemmb. Oke, kemana sih Rena, jangan-jangan mereka masih melakukan itu Lun.”

“Gatau deh. Ngeri gue Brend bayangin tadi.”

“Ke depan yuk. Sinyal parah nih.”

“Sama aja kali Bren.”

“Iya seenggaknya dapat satu, buat WA kakak gue .”

“Yuuk. Gue ambil jaket gue dulu.”

Brenda kemudian menuju ke depan teras. Luna kini telah mengenakan jaket pinknya, menutupi lengannya biar ngga terpapar angin. Lalu berjalan mengikuti Brenda yang sudah duduk di gazebo teras.

Luna mengelus pundak Brenda. Lalu mulutnya di dekatkan ke telinga Brenda. Lalu ia berbisik lirih.

“Brend kira-kira nanti mereka bakal gangguin kita lagi nggak ya?” Tanya luna khawatir.

“Tenang saja beb. By do way thanks yah tadi udah nolongin gue. Tapi gue masih bingung kok loe bisa gue bawa kemari gimana caranya?” tanya Brenda hingga membuat wajah Luna memucat.

“Ehh. Itu semua karena..” Luna tiba-tiba menghentikan ucapaannya. Ia mengingat perkataan Ardhelia bahwa ini semua rahasia.

“Karena aku khawatir sama elo Brend.” Lajutnya

“Makasih ya. Gue takut Lun!”

“Gue juga ngga menyangka mereka akan separah ini. Pokoknya entar malem loe tidur bareng gue ya! Gue ngga mau loe kenapa-napa. Meski gue tahu Viona juga melindungin kita, tapi gue takut dia tak bisa mengendalikan nafsunya seperti tadi.”

“Gue akan selalu di deket loe kok beb.” Brenda lalu merangkul tubuh Luna. Sebuah ikatan kasih sayang terhadap sahabatnya. Luna hanya tersenyum sambil mengelus rambut Brenda.

[table id=Lgcash88 /]


Shinta

Sementara di Villa sebelah, Shinta sedang menonton TV bersama Agung, Teguh, Tessa dan Mega. Mereka juga sedang menunggu Pak Randy dan Bu Nuri yang sudah hampir 3 jam tak kunjung kembali.

Sekilas tentang Teguh. Teguh adalah karyawan PT. IIH juga sebagai admin RnD. Umurnya masih setara dengan Shinta. Sedangkan Mega adalah seorang admin Produksi masih satu ruangan dengan Shinta. Umurnya masih 20 tahun. Dan ia juga memiliki paras wajah yang cantik dengan hijab yang selalu menutupi kepalanya.

“Kemanakah mereka. Lama bener dah !” dengus Agung

“Jangan – jangan mereka lagi bercinta. Hahaha.” celetuk Tessa.

“Hussh. Jangan berprasangka buruk Tess!” ujar Shinta

“Iya kali bener Bu Shinta, yang dibilang Tessa masuk akal. Secara mereka berdua itu deket banget.” imbuh Teguh.

Shinta hanya menggelengkan kepalanya. Dalam benaknya ia juga mencurigai hal tersebut. Setelah kejadian di ruang HRD kemaren ia jadi penasaran akan hubungan gelap antara Bu Nuri dan Pak Randy.

“Mungkin bener yang dikatakan mereka. Ahh.. kenapa jadi keinget sih.” batin Shinta

“Lagi mikir apa Bu?” tanya Agung

“Bisa ngga Gung kalo disini jangan panggil gue Bu! Panggil nama aja yaaah.” ucap Shinta

“Iyya Shin. Kan gue menghormati loe sebagai atasan gue yang cantik dan seksi. Hahahahaha.” celetuk Agung.

“Gombal looo !!! Eh Priyo kok ngga lo ajak sih!” ucap Shinta sambil melempar bantal sofa ke arah Agung.

“Yaaahh.. Eittsss.” Agung yang tak siap menerima lemparan bantal malah menangkisnya. Alhasil lemparannya menegenai Tessa yang sedang meminum teh hangat.

“AGUUUUUNG !!! JADI TUMPEH KAN TEH NYA !! KENA BAJU LAGI !!!” amuk Tessa lalu memukuli Agung.

Agung malah melongo dan menatap baju Tessa yang basah akibat kelakuannya. Ia melihat gundukan payudara Tessa dibalik T-Shirt longgar warna putih. Karena basah lekukakan belahan dada itu jadi terlihat menerawang.

“Maaf Tess.!!” ucap Agung masih melotot.

“Matanya dijaga ya Gung. Huuuuh.” ujar Tessa lalu menuju kamarnya karena kesal dengan ulah Agung.

Sementara Shinta hanya ketawa cekikan. Padahal dia lah biang kerok keributan tersebut. Namun sekilas mata Shinta tertuju pada tonjolan celana Agung. Ia hanya mengernyitkan alisnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah TV.

“Gue nyusul Tessa ah. Pasti dia lagi ganti baju.” ucap Teguh lalu berlari kecil ke arah kamar Tessa.

“Dasar kalian muka mesum semua.” geram Shinta

“Ah loe juga Shint. Liatin kontol gue kan. Hayoo ngaku… ??”

“Loe mau, kenaikan gaji loe gue turunin??” ancam Shinta

“Yaelah jangan dong Shint.” rayu Agung lalu memijit pundak Shinta.

Shinta cukup terkejut Agung seberani ini memegangnya. Namun ia malah membiarakan Agung terus memijitinya. Agung hanya cengengesan betapa beruntungnya ia bisa menyentuh Bossnya. Saat ini Shinta hanya memakai kaos lengan panjang dengan jilbab pendek.

“Hemmmb pinter ya kalo lagi merajuk. Ternyata loe pinter mijit juga Gung.”

“Gimana enak kan Shin?” tanya Agung yang semakin berani sedikit menurunkan tangannya ke dada atas Shinta.

“Ehmm.. kok gue jadi merinding gini yah. Dasar Agung cari kesempatan!” batin Shinta yang menyadari tangan Agung menyentuh dada atasnya.

“Udeh ya Gung. Loe entar malah mijit yang laen. Dasar cari kesempatan!!” ketus Shinta lalu berangsur meninggalkan Agung menuju ke teras depan.

“Yaelah Shin. Jangan munafik deh loe. Loe kan juga menikmatinya.” ucap Agung lirih sengaja agar Shinta ga denger.

Sementara Teguh sedang berjongkok melihat kemolekan tubuh Tessa. Dilihatnya Tessa mulai menanggalkan kaos basahnya. Terpampanglah bra kuning yang melekat pada payudaranya yang besar. Teguh berulangkali menelan ludahnya.

“Eh Mega.” sapa Agung kepada Mega.

“Eh mas Agung. Kemana yang lain?” tanya Mega

“Gatau pada sibuk masing masing. Loe habis dari mana?”

“Tadi habis dari toilet. Eh itu kak Shinta di depan. Gue ke sono dulu ya Gung.” jawab Mega lalu menuju ke teras depan menemui Shinta.

“Iya.” Agung lalu menyusul Teguh. Ia melihat gelagat yang mencurigakan saat Teguh mengikuti Tessa.

“Tu bocah ngapa yak!” batin Agung saat menemukan Teguh sedang mengintip kamar Tessa.

Dari belakang Teguh, ia dapat melihat apa yang dilihat si Teguh. Sebuah pemandangan yang mebuat resah di dalam celana. Tessa sedang bersandar di kasur tidurnya. Tanganya membolak balikan buku novel kesayangannya. Di sampul novel teesubut tertelan tulisan 21+ “Karyawan Yang Teladan”. Yang membuat Agung dan Teguh resah adalah tangan Tessa satunya sedang meremas bongkahan payudaranya sendiri di balik tanktop hitam.

“Jiiir. Dia baca buku saja sampe sange gitu!” celetuk Agung mengagetkan Teguh.

“Woy! Ngagetin aja lu Gung!” bentak Teguh.

Teguh tersentak saat suara Agung cukup dekat di telinganya. Keberisikan mereka ternyata terdengar oleh Tessa. Tessa lalu beranjak dari duduknya menuju suara yang menggagunya saat membaca.

“Kalian ngapain!!” bentak Tessa melihat mereka sedang di depan pintu kamarnya.

“Eh nganu…” ucap Agung terbata-bata

“Loe ngapain juga Tess ?? Lagi horny lu ye baca gituan..” sahut Teguh kepada Tessa matanya menunjuk ke arah buku yang dipegang oleh Tessa.

“Eh.. tidaak. Ini cuma.” Tessa mencoba mengeles tapi dengan gesit Teguh menyahut buku yang dipegang oleh Tessa

“Cuaca cukup dingin bagaimana kalo kita temenin baca biar anget.” ujar Teguh tanpa berbasa-basi

“Maksud kalian apa ya?” tanya Tessa dengan sedikit emosi menyahut kembali bukunya.

“Udeh Tess, loe lagi pengen ini kan?” Teguh menunjukkan jempol tangannya yang diselipkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

“Guh, ngawur loe!” tegur Agung yang nggak enak sama Tessa.

“Udeh nggak usah jaim lu Gung!. Mumpung Tessa lagi horny nih.” cerocos Teguh lalu masuk ke dalam kamar Tessa.

“Masuk dan tutup kuncinya.” Sungguh diluar dugaan Tessa malah menyuruh mereka untuk menutup pintu.

Tessa kemudian berjalan menuju kasurnya. Lalu direbahkan tubuhnya terlentang kemudian membaca lagi novelnya. Teguh dan Agung menyusulnya lalu duduk di samping kanan kiri Tessa.

[table id=iklanlapak /]

Dari arah loket terlihat Pak Randy dan Bu Nuri sedang berjalan menuju ke arah Villa. Mereka berdua nampak seperti seorang kekasih. Di arah berbeda Shinta tengah duduk melihat mereka sambil memainkan hapenya di atas gazebo. Mega yang di samping Shinta hanya juga sama sibuk dengan hapenya. Di belakang Pak Randy dan Bu Nuri ternyata ada Oppa, Rena dan Viona. Rena digendong oleh kakeknya sedangkan Viona digendong oleh Pak Bejo. Pak Bejo si tukang bersih bersih itu ternyata juga ikut rombongan mereka.

Sementara di Villa sebelah Brenda wajahnya ketakutan saat ia mengetahui ada Pak Bejo disana. Luna juga tak jauh berbeda ia menampilkan mimik wajah yang ngeri.

“Hallo !!! Ternyata kalian sudah disini toh!” ucap Oppa lalu menurunkan tubuh Rena.

“Iyaa Oppa. ”

“Hallo neng Luna cantik.” sapa Pak Bejo kepada Luna.

“Eh.. iyya Pak Bejo. Makasih atas pujiannya.” jawab Luna tersenyum tersipu saat ia dipuji Pak Bejo.

“EHMM.. Lun loe ikut gue.” ajak Viona lalu menggandeng tangan Luna masuk ke dalam Villa.

“Ehmm iyaa Vio.” jawab Luna pasrah saat tangannya ditarik Viona.

Sementara Rena kemudian menyusul mereka sambil menarik tangan Brenda. Brenda pun hanya menurut. Dalam hatinya pasti ada sesuatu selama dua jam mereka di pemadian air panas.

Oppa atau lebih tepatnya Pak Yudho. Oppa aja ya. Oke, dialah otak dari semua rangakain liburan ini. Ini bukan untuk pertama kalinya. Tapi ini pertama kalinya ia mengajak cucunya sendiri dalam pestanya dan juga tetangga yang membuatnya selalu terobsesi untuk meraih keperawananya. Dalam hatinya ia berhasil sudah memperdaya Luna. Tinggal selangkah lagi pesta akan meriah. Di sampingnya Oppa ada Pak Bejo yang merupakan tukang bersih-bersih yang cukup setia sehingga ia selalu tak pernah kelewatan saat Oppa mengadakan pesta.

“Randy. Sisain yang pakai jilbab ya!” ucap Oppa kepada keponakannya.

“Beres Paman. Tapi sisain juga yang tinggi putih sama yang imut menggemaskan itu ya.” ucap Randy matanya mengarah ke Brenda dan Luna yang baru saja masuk ke dalam Villa.

Shinta yang masih ditempatnya tak cukup mendengar pembicaraan mereka. Karena ditelinganya sedang tersumpal earphone. Tapi Mega yang cukup mendengar bisikan mereka hanya bingung tak tahu maksud pembicaraan mereka.

“Ngomongin apa sih mereka. Huuh.!” batin Mega.

Pak Randy kemudian masuk ke dalam Villa sambil tangannya masih menggandeng tangan Nuri. Shinta masih menatap layar hapenya seolah tak melihat.

“Shinta sayang..” ucap Nuri

“Shin!!!” ucapnya lagi karena tak ada sahutan dari Shinta.

“Dia pakai headset beb. Gimana sih lu!” towel Pak Randy sambil meremas dada Nuri.

“Mas entar ketahuan. Geblek banget sih lu.” tegur Nuri menjauhkan tangan Pak Randy.

Namun kejadian itu tertangkap oleh mata si Mega. Mega hanya memalingkan wajahnya kemudian menowel lengan Shinta. Dengan sedikit kode mata Shinta kemudian melepaskan headsetnya.

“Eh kalian sudah kembali!” ucap Shinta mengagetkan mereka berdua. Nampak Pak Randy yang paling panik lalu memasukkan tangannya kedalam saku cealana. Sebuah tonjolan terlihat dari celana kolornya.

“Ehh anuu iyyaa..” ucap Nuri sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Astaga! Kenapa mata ini memandang ke situ” batin Shinta ke arah celana Pak Randy.

“Hemmm.. Shinta memandang kontolku. Bagus.” batin Pak Randy.

“Hahaha. Yaudah ayo masuk mau hujan nih..” kekeh Shinta lalu masuk ke dalam Villa disusul Mega.

“Ayo!!” jawab Nuri dan Pak Randy.

“Mega! Baju kamu bagus. Kamu terlihat cantik memakai itu.” puji Pak Randy kepada Mega.

Mega cukup cantik dengan gamis panjang yang modern. Model baju ala hijabers masa kini. Dan dia lah yang di maksud oleh Oppa. Si imut dan menggemaskan.

“Eh Pak Randy, iya makasih Pak.”

Hujan turun seketika berserta angin kencang. Kini tinggal sesosok pria dengan topi koboinya. Sebuah pistol revolver berjenis WG M701 Airsoft berada di tangannya. Pria itu bersembunyi di sebuah gubuk kecil tak jauh dari Villa.

“Kalian mau pesta ya.? Hehehehe.” ucap pria itu kembali menegukkan botol bir di tangan satunya.

[table id=AdsTbet /]


Tessa

Sementara itu di kamar Tessa, Agung semakin gelisah saat melihat keberanian Teguh mengelus paha mulus Tessa. Tessa hanya mendiamkannya, giginya menggigit bibir bawahnya.

“Gung jangan bilang Riko yah. Kamu kenapa sih grogi gitu.” ucap Tessa melihat kegelisahan Agung

“Gung. Loe lihat nih. Ada cewek horny loe anggurin. Hmmmmpph.” ucap Teguh lalu melumat bibir tipis Tessa. Tessa membalasnya dengan menjulurkan lidahnya.

“Ehhh… kalian.. uhhmmm. Maaf ya Tess.” gugup Agung mendekatkan tangannya di payudara Tessa

Ehhhhmmmmmm

Tessa mendesah saat payudaranya diremas pelan oleh Agung. Teguh kini melepasakan hotpants jeans Tessa kemudian ia tarik celana dalamnya hingga terlihatlah sebuah gundukan daging dengan jembut tipis diatasnya. Jemari Teguh mengobel memek Tessa. Tessa memandang Agung penuh dengan nafsu, dilumatnya bibir Agung. Agung cukup kelabatan menerima cumbuan Tessa.

Tessa lalu berdiri melepaskan tanktopnya. Kini tubuh telanjangnya dapat dinikmati oleh dua rekan kerjanya. Agung dan Teguh juga melakuakan hal serupa. Penis Agung sudah berdiri tegak. Tessa langsung menangkap dan mengulum penis Agung. Teguh menyuruh Tessa untuk menungging. Kemudian penisnya amblas menusuk memek Tessa dari belakang. Tessa meracau sambil mulutnya tersumpal kontol Agung. Teguh tak menurunkan temponya sambil menampar pantat Tessa.

“Aaaaaah FUCK!!! TERUS GUUUUUH!!!!!”

“Tak kusangka pacar Riko ini binal ya Gung.” kata Teguh

“Iya Guh! Gila baru kali ini gue bisa ngentotin tubuh rekan kerja. Hahahaha.” jawab Agung tertawa.

“Awas ya kalo Riko tahu! Kupotong penis kalian semua!! Ehhhhmmm Agung kontol lo masukin ke anus gue dong.” pinta Tessa yang sudah kepalang nafsu.

“Loe pasti bakal ketagihan Tess. Ehmm. Coba kalo disini ada Shinta. Hahahaha.” ucap Agung seraya mengarahkan penisnya ke anus Tessa. Sedangkan Teguh berbindah posisi ke depan.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK.

“ASTAAAAAGAAA KALIAAAAN!!!!!”

Mereka bertegiga terdiam sesaat saat pintu terbuka. Mega berdiri di depan pintu sambil menutup mulutnya.

“Eh Mega. Maaf ya kita lagi kedinginan. Kalo loe mau, boleh gabung kok.” tawar Teguh.

“Ssssst!! Mega keluar!!” bentak Tessa.

“Iyaa maaf sudah menggangu kalian.”

BRUUAAAAAK

Mega keluar lalu menutup pintunya sedangkan mereka yang di dalam melanjutkan kembali aktivitasnya. Mega ternyata belum beranjak dari depan pintu. Hatinya masih berdegup kencang. Ia tak menyangka bahwa mereka berani sekali. Padahal Tessa sudah memiliki pacar.

“Kamu ngapain Mega ?” tanya Pak Randy saat melihat Mega kebingungan dengan wajah yang panik.

“Ehhm gpp kok Pak. Mega agak pusing mau tidur di kamar aja.” jawab Mega lalu berjalan ke kamarnya.

Pak Randy curiga ada hal yang disembunyikan Mega. Ia kemudian berjalan ke arah pintu. Samar samar telinganya mendengar jeritan suara wanita.

Aaaaaahhhhhh

“Wah ada yang main nih di dalam. Hebat! Ini pasti ulah Teguh. Hahahahaha. Oke selanjutnya dua gadis itu juga akan merasakan.” batin Pak Randy sambil mengintip ke kamar Tessa.

Tessa kini mengalami double penetrasi di dalam memek dan anusya. Ia terus mendesah, sambil mencengkram sprei kasur. Teguh yang ada di bawahnya terus meremas payudara Tessa sambil pinggulnya naik turun. Agung yang kini menusuk anus Tessa juga terus meracau dengan ganasnya.

“Ahhhhhhhh AKU SAMPAAAAAAII !!!!! teriak Tessa ambruk di dada Teguh.

“UUUH UUUH UUUUH HOOOOOOOOAAAAAHHHH!!!” teriak Agung melepaskan penisnya lalu berdiri memyemprotkan spermanya di wajah Tessa.

“AAAAHHHHHH…. AKU JUGAAAA !!” Teguh mendorong tubuh Tessa lalu juga menyemprotkan spermanya di wajah Tessa.

Wajah Tessa kini berlumuran sperma. Namun mulutnya tersenyum puas menikmati permainan mereka berdua.

“Makasih ya. Ingat jaga rahasia ini. Soal Mega biar aku yang urus. Dan jangan sekali kali kalian mendekati Mega ataupun Shinta. Kupotong penis kalian.”

“Kalo dipotong, entar lo ngga bisa menikmati kontol gue lagi loh. Hehehe.”

“Masih banyak stock kontol. Weeek! Hahahahaha.”

“Dasar! Ternyata loe binal juga yah. Hahahha.”

Di balik pintu, Pak Randy tersenyum puas karena mereka sudah masuk dalam perangkapnya. Ia kemudian berjalan meninggalkan kamar Tessa, menuju kamarnya.

DRTT DRTTT DRTTT

“Hallo!”

“Bagaimana?”

“Ada pengacau! Mungkin ada hubungannya dengan Flower?”

“Nanti aku suruh Tomi mengirim beberapa bodyguard buat keamanan acara loe nanti.”

“Oke. Thanks boss.”

TUUUTTTT

[table id=AdsLapakPk /]

#Di waktu yang bersamaan di kediaman Pak Robby


Patricia / Tris

Sheila nampak tertidur pulas setelah hampir setengah hari memeknya disodok oleh Pak Sobirin, Pak Robby, dan Julian. Sementara muncul wajah baru sedang memandangi tubuh bugilnya. Orang itu adalah Jimmy.

“Jimmy, ponakan Om!!”

“Hallo Om! Ada pesta nih.!!”

“Gimana sudah kau temukan Melanie?”

“Sudah. Nanti malam ia akan gue bawa kemari. Oya Om. Gue sebenernya lebih tertarik sama Ardhelia loh.”

“Jangan dulu Jimm. Nanti si Tama akan curiga. Biarlah kau terus bersama mereka. Tapi gue pengen loe bunuh Jaka. Ia sudah tak dibutuhkan.”

“Baik Om. Beres. Tadi ku suruh dia menyusul Ardhelia ke puncak sepertinya mereka terkecoh dan meledakkan mobil Box kosong. Hahahaha.”

“Pinter juga loe!!! Ini mau diicipin ngga??”

“Yang jadi senjata kita sekarang adalah Reza Om!”

“Ada apa dengan Reza??

“Mereka menang tender Om. Otomatis stock morfin kita akan bertambah.”

“Wow!! Sepertinya sebentar lagi akan ada hal yang menarik ini. Hemm.”

“Gue suruh Ardhelia nyerahin surat itu. Apa jangan-jangan dia nggak ngasih ya Om.”

“Gue habisin nih cewek. Perusak melulu dari kemaren. Loe ingat kan kejadian di pesiar.??”

“Gue waktu itu awak kapalnya. Dan beruntung aku tak tertembak oleh Sanjaya.!”

“Oke Jimm. Mending loe puasin kontol loe tuh. Loe entotin nih Sheila.”

“Hahaha makasih Om tapi aku lebih tertarik sama Patricia. Eh yang satu lagi mana Om?

“Yang satu lagi mandi sama Sobirin dan Julian. Threesome mereka untuk ronde ke 3. Morfin ini memang joss.”

“Gue mau satu om. Biar kubuat enak si Patricia. Nanti Melanie juga. hahahaha.”

Tangan Jimmy kini meraih tangan Patricia. Patricia pun terbangun dan kaget saat melihat Jimmy. Lalu jimmy menuntunya ke kamar.

Sementara itu Sheila yang ikut terbangun kini sadar bahwa ia tengah telanjang di hadapan Pak Robby. Sayup sayup ia mendengar nama adiknya disebut.

“Om saya pinjem Patricia yah.”

“Iya Jimm!!!”

Kini Pak Robby menarik tangan Sheila untuk berdiri. Kemudian meremas payudaranya. Sambil tanganya membopong lengan Sheila, ia membawanya ke kamarnya.

“Sayang kamu kok lemes banget. Nih minum lagi. Dua pil sekaligus.”

“Ahhh.. aku tadi udah minum banyak Om. Nanti aku terangasang lagi. Aku capek Om. ”

“Biar ngga capek sayang.”

Mmmuuuaaach.

“Ohhhmm, om nafsu amat sih. Ih kontolnya udah tegang jugaa.”

“Kita berdua aja apa bareng mereka.” ucap Pak Robby menunjuk kamar mandi.

Sebuah foursome sedang berlangsung live dimata Sheila. Ia melihat Pak Sobirin sedang menusuk anus Regina sementara Pak Julian sedang menusuk memek Regina. Regina hanya merem melek saat dua kontol yang besar dan panjang sedang menusuk dua lubangnya. Sementara Jihan dengan ganas menciumi Regina sembari membiarkan memeknya dijilat rakus oleh Julian yang berada di bawah Regina.

“Aku pengen kontolnya Pak Sobirin Om.” ucap Sheila merajuk.

“Oke aku panggil dia nanti. Sama Jihan juga ya.” ucap Pak Robby

Sementara itu di kamar lain, Jimmy sedang merangkul tubuh indah Patricia. Dengan tatapan nanar ia membiarkan gadis ini bersimpuh di dadanya

“Kok loe baru dateng sih Jim!!”

“Maafkan gue Tris!! Gue baru dapat info dari Galang.”

“Sekarang gimana rencana kita.”

“Mending loe pake baju dulu. Kontol gue tegang juga nih.”

“Loe ngaceng lihat body gue?? Kalo loe mau gue mau layanin loe jim. Kasihan kontol loe.”

“Enggak Tris. Gue keinget Kevin. ”

“Kevin udah mati Jim. Jangan bahas dia.”

“Ahh.. sorry.”

“Udeh loe ngga usah munafik. Gue ngga akan memberikan tawaran ini untuk kedua kalinya. Gue tahu loe sayang sama Ardhelia. Tapi loe tahu ngga sih gue sayang banget sama loe Jim. ”

Hmmmmmmphhhh..

“IYA SAYANG. GUE JUGA SAYANG LOE JUGA KOK.”

“JUGA??? Loe harus milih Gue atau ardhelia.??”

“Ardhelia ngga pernaah suka sama gue. GUE MILIH LOE PATRICIA!!!

Mmmpphh…

“Loe ngga make morfin kan?

“Engga sayang. Loe ngremehin kejantanan gue ha!! Lagian ini nanti akan diteliti oleh Reza.”

“Maksud Loe Abdi?”

“Iya nama lengkapnya ternyata adalah Reza Abdi Sanjaya. Ia sengaja menyembunyikan identitas Abdi. Karena dengan nama Reza, Robby tak akan mengetahui keberadaan Abdi. Dialah kunci utama. Untuk membongkar kedok Robby dan The Black Skull!”

“Bagaimana kalo mereka tahu bahwa identitas loe Jim. Gue takut loe kenapa-napa nantinya.”

“Jangan takut. Kita dipilih karena kita bukan orang sembarangan.”

“Melanie? Kenapa dia dikirim kesini?”

“Untuk umpan.”

“Jangan ! Kasihan. Biar gue aja Jim.”

“Gue ngga mau loe terus makai morfin itu Triss. Efek sampingnya terlalu berbahaya untuk loe nantinya. ”

“Loe pikir gue bodoh!! Gue ngga pernah minum Jim!”

“Tapi kenapa loe bisa sekuat ini melayani nafsu mereka?”

“Karena gue seorang nymphomaniac.!”

“Eh. Jujur gue belum tahu awal loe masuk Flower.”

“Rahasia!”

“Oke. I know.”

“Terus loe kok bisa dianggap keponakannya Robby gimana ceritanya ?”

“Rahasia juga! Hahhaha.”

“Ih nyebelin. Jimm gue penasaran sama ini nih. Keluarin dong!”

“Ih, loe ini. Gue harus cari benda itu Tris. ”

“Nanti aja deh. Yaaa.. Ahhh.. Oke gue nyerah deh. Apa loe yakin ambil benda itu sekarang ?”

“Tapi Galang butuh informasi ini. Gue kasihan sama Ardhelia dan Jaka. Semoga mereka masih selamat”

“Gak semudah itu Jim loe dapetin benda itu sekarang. Kalo gue yakin mereka selamat selama masih ada Jaka. ”

“Amin. Caranya gimana dong.?”

“Sebentar. Ah, oke kamu cari di ruang atas. Aku akan menahan Robby, Julian, dan Sobirin.”

“Maksudnya? Loe mau ngentot lagi?” Patricia menganggukkan kepalanya. Kemudian tangannya meraih sebotol kecil morfin di saku Jimmy.

“Tapi gue butuh ini. Percayalah bukan buat gue, gue harus mengorbankan dua lonthe sialan itu. Oh iya hati hati jika bertemu Imelda!”

“Dia di sini?”

“Jam segini biasanya dia sedang berendam.”

“Aku punya ide. Yasudah, loe hati hati ya! DASAR NIMPHOMANIAC!”

“Padahal gue pengen kontol loe Jim.” batin Patricia saat Jimmy mulai meninggalkannya.

[table id=AdsTbet /]

#Dua jam yang lalu.
Di sebuah hutan tak jauh dari Villa.


Ardhelia

“Arrrrrrrghhh!”

“Dhel, lu gpp kan??”

“Mereka datang Jack!”

“Lo sembunyi biar gue yang hadapin. Loe pegang ini!” si Jack memberikan suatu benda mirip kancing baju. Kemudian benda tersebut diterima Ardhelia, dimasukkan kedalam saku jaketnya.

“AWASSSSS JACK!!” teriak Ardhelia.

DUAAAAAAAAAAAARRRRRRR

Sebuah tembakan dapat dihindari si Jack. Jack berlari zig-zag ke depan menuju lelaki yang ada dihadapannya.

“Bego ! Loe pikir bisa sembunyi anak ingusan ! Gue takar kemampuan kalian tak lebih dari kijang kijang yang ketakutan. Oke! War begin!”

HYYYYYAAAAAT

BUUUUGH ! Sebuah tendangan terbang telak mengenai dada lelaki itu. Belum sempat berdiri kini sebuah hantaman lutut menerjang dagu lelaki itu lagi.

“Hey ! Sebelum gue bunuh loe, cepat katakan di mana barang itu!”

“Bunuh gue ? Yakin loe mampu yang ada gue bikin perkedel lo bocah keparat !”

Jack tak menduga lelaki itu masih dapat berdiri. Pistolnya yang di genggamanya dibuang. Dengan mengepalkan kedua tangannya lelaki itu menyerang Jack. Jack cukup kualahan mengahadapi lelaki bertubuh besar itu. Tanganya hanya mampu menangkis pukulan yang di lancarkan lelaki itu. Hampir tak ada celah buat si Jack untuk melakukan serangan balik.

Sedangkan Ardhelia berusaha merangkak mengendap-endap meraih pistol yang dibuang oleh lelaki itu . Ardhelia dengan hati hati terus memperhatikan lelaki itu, dan kini ia sudah dekat dengan pistol. Namun,

PUUUUUSSSSHHH

“AHHHH.” Ardhelia mengerang tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Ia merasakan benda menusuk lehernya. Saat ia meraih benda itu adalah sebuah jarum. Tiba tiba kesadaranya hilang. Ardhelia pun pingsan di tempat.

“Bagus Tom, sekarang giliran gue bikin anak ingusan ini mampus !!” Lelaki itu mencengkram kerah Jack. Lalu tubuh Jack dibanting ke tanah. Belum sempat si Jack berdiri. Lelaki itu menginjak injak wajah si Jack sampai berlumuran darah. Si Jack hanya terbaring lemah kemudian ia mendengar tapak lelaki itu meninggalkanya dan membawa Ardhelia.

“Maafin gue san… uhhh.” Tak lama kemudian si Jack tak sadarkan diri.

Lelaki itu membopong tubuh Ardhelia menuju mobilnya. Di dalam mobil SUV merah itu sudah ada Tomi. Tomi lah yang melumpuhkan Ardhelia dengan senapan jarum. Jarum tersebut mengandung cairan kimia yang dapat melumpuhkan orang seketika.

“Mau dibawa ngga nih cewek? Lumayan cantik loh.” ucap pria bertubuh gempal tersebut.

“Bawa saja Bob. Itung itung koleksi. Sekarang kita akan menunuju ke puncak. Nanti malam si Robby akan melakukan pesta.”

“Sekarang dia di mana ? ”

“Dia lagi pesta kecil kecilan bersama Julian. Gue dengar nanti akan ada sekretaris direksi brengsek itu. Malang sekali karyawan lo jadi budak seks kita . Itu karena lo benar benar bodoh Mister Andriatma Bagaskara.” ucap Tomi melihat foto seorang lelaki dengan wanita cantik di ponsel miliknya.

Bobi kemudian memasukkan Ardhelia ke dalam mobil SUV tersebut. Sementara Tomi keluar mobil lalu membakar sebuah mobil BOX di depannya.

Setelah menyiram bensin Tomi menyalakan zipponya lalu membuang ke arah box tersebut. Di dalam mobil itu ada seorang pria tua yang tak lain adalah sopir mobil box tersebut.

Tomi kemudian masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan tempat tersebut. Mobil itu melaju kencang diiring suara ledakan dhayat di belakanya. Mobil yang terbakar itu meledak dan mengepulkan asao yang cukup tebal.

DUAAAAAAARR

DUAAAAAAARRR

DUAAAAAAARRR

[table id=Lgcash88 /]

Setelah sebuah ledakan dan perginya mobil yang membawa Ardhelia, si Jack bangkit lalu tersenyum. Kemudian ia merogoh sakunya, mengambil hape lalu jemarinya dengan cepat mengotak-atik layar. Sebuah pesan singkat di tujukan ke Galang.

To Galang

Cek K- 001 !!

READY TO THE RAID !!

NOW !!

Halaman Utama : The Best Employee

BERSAMBUNG – The Best Employee Part 07 | The Best Employee Part 07 – BERSAMBUNG

Sebelumnya ( Part 06 ) | ( Part 08 ) Selanjutnya