Suradi Adventure Part 58

Suradi Adventure Part 58
HANDOKO HALIM
Di dalam penjara, waktu merambat pelan. Satu-satunya kebahagian yang bisa diperoleh Handono adalah kehadiran Linda dan Radius Halim, cucunya yang sudah berumur setahun yang sangat tampan, serta Suradi.
Suradi pernah rutin mengunjunginya setiap minggu, selama hampir sepanjang tahun, sampai akhirnya dia tidak pernah datang lagi berkunjung.
Sedangkan Linda selalu datang satu bulan satu kali, selalu bersama Radius.
Radius Halim memiliki mata yang dalam seperti bapaknya, rambut lurus yang sangat gomplok seperti ibunya, rambutnya berwarna hitam seperti bola matanya, hidungnya mancung dan bibirnya tipis. Bocah kecil itu sudah bisa berjalan walau tampak masih terhuyung-huyung. Dia menolak dipegangi ibunya dan langkah-langkah kecilnya tampak sangat yakin dan percaya diri.
Radius tidak pernah rewel seperti Gabriel, anaknya Suzana. Apalagi sampai merengek-rengek ingin pulang.
Radius selalu berdiri tepat di depan Handono, menatapnya dan memanggilnya engkong dengan mulutnya yang kecil dan sangat terbatas pelafalannya. Bila Handono meneteskan air mata karena bahagia, maka tangan kecilnya itu akan mengeluarkan saputangan dari kemejanya. Menyusutnya. Hati Radius sangat lembut. Tapi tangan kecilnya kuat dan dingin.
Bila Melinda datang, dia akan menceritakan perkembangan dan kemajuan Halim Group. Berbagai inovasi yang dibuat dan keuntungan perusahaan yang semakin lama semakin meningkat. Handono mendengarnya dengan serius.
Suatu hari, Handono dengan kesal menunggu kedatangan Melinda dan Radius untuk menjenguknya. Dia merasa aneh dan perasaannya agak janggal ketika melihat Melinda yang datang terlambat, dikawal oleh Dade dan Tedi serta 2 orang lainnya, berjalan di koridor lapas mengenakan baju hitam. Demikian juga cucunya, Radius memakai tuxedo hitam berjalan di sisi ibunya dengan gagah walau pun dia masih berusia 2 tahun.
Begitu datang Melinda menangis. Tapi Radius tidak. Dia mematung diam membuang mukanya ke arah lain. Handono tidak mengerti sampai dia menerima sebuah surat kabar lokal yang dibawa Melinda.
Begitu membaca berita headline di surat kabar itu, Handono langsung menggerung-gerung. Dia menangis sejadi-jadinya. Tak ada yang bisa menghentikan luka hati mereka, tak ada obatnya.
TERORIST SALAH SASARAN
Bandung, Gagasan Rakyat.
Sebuah mobil Double Cabin warna hitam bermerk Land Lovers dengan nomor plat D 1234 SRD meledak berkeping-keping di depan sebuah Hotel Bintang Satu, di Jalan Surapati, Bandung. Malam, sekitar pukul 20. nol nol.
Ledakannya yang sangat kuat membuat serpihannya terlontar ke segala penjuru dan sedikitnya menelan korban 30 orang luka-luka ringan, sedang dan berat, terdiri dari warga yang sedang melintas, tamu hotel dan 2 orang Satpam yang pada saat kejadian berdiri tidak jauh dari mobil.
Saat ini, para korban luka sedang dan berat, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk mendapat perawatan. Sedangkan korban luka ringan dibawa ke Polrestabes Bandung untuk dimintai keterangan.
Sejumlah saksi mengatakan, mobil itu meledak beberapa saat setelah pengemudinya masuk dan menyalakan mesin mobil.
“Saya lagi nunggu penumpang yang sudah pesan di depan tangga lobby hotel, ketika melihat seorang laki-laki mengenakan kemeja biru tua berumur sekitar 45 tahun, sambil menelpon membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Tidak lama kemudian mobil itu meledak dengan sangat keras sekali. Untung saya sedang berada di dalam mobil, jadi saya terlindung.” Kata Cgan, yang sehari-harinya bekerja sebagai Sopir Taxi Online ini.
Sementara itu, saksi lain, Kakekeot, seorang Pedagang Bajigur yang biasa berjualan di depan hotel itu mengatakan, suara ledakan itu sangat keras sehingga Roda Dorong jualannya ikut juga bergetar.
“Saya sangat kaget mendengarnya, hampir-hampir penyakit jantung saya kumat lagi.” Keluhnya.
Salah Sasaran
Sementara itu, pihak kepolisian mengklaim bahwa ledakan bom itu dilakukan oleh sekelompok terorist yang masih amatir dan masih hijau.
“Mereka salah sasaran. Disangkanya mobil itu adalah mobil pejabat, padahal itu adalah mobil seorang pengusaha Kontraktor bernama Suradi (44 tahun) yang tinggal di Jalan Cisaranten.” Kata Kapolres Bandung, Kombes Sumandono. Mantan Kapolres Cianjur ini kemudian menjelaskan, bahwa Bom C-4 yang berkekuatan ledak sangat tinggi itu diletakan di bawah kap mobil dan akan meledak jika mobil distarter dan suhu di dalam kap iu menjadi panas. Pihaknya menduga, korban yang merupakan seorang duda ini langsung tewas seketika akibat ledakan itu.
“Sejauh ini, kami masih melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus ini agar lebih terang benderang dan terus mengumpulkan bukti. Kami yakin, para terorist ini ada kaitannya dengan jaringan terorist ISIS dan Jamaah Al Khilafah pimpinan Abu Janda wafakir.” Katanya.
Diakhir keterangannya, Kombes Sumandono menyatakan komitmennya untuk terus memerangi dan memberantaras segala jenis separtisme dan teroristme yang terjadi di wilayahnya, yang akhir-akhir ini semakin marak. ( Nemo_ )
Bersambung