Suradi Adventure Part 14

Suradi Adventure Part 14
CINTA PERTAMA SI GEMBIL 1
Di tengah kegalauan dan rasa tak terima atas kekalahannya oleh Konsorsium Adiputra, Anastasia Melinda Liem duduk di pojokan resto Singkawang Hotel berteman segelas besar caramel macchiato dingin. Otaknya berputar-putar mencari cara agar dia bisa merebut kemenangannya yang tertunda itu, tapi gagal. Kali ini Melinda harus mengakui lawan yang sedang dihadapinya bukan lawan sembarangan. Pada saat itu, tiba-tiba, seorang laki-laki usia 40-an memasuki resto dengan gaya yang santai tapi menarik dan kharismatik. Sekilas saja dia melihat pria itu, terbersit niat jahilnya untuk menggoda pria itu. Melinda yakin, pria itu juga mengalami kekalahan tender yang sama dengan dia.
Melinda sering mengikik sendiri jika teringat kepada lelaki-lelaki yang berhasil digodanya. Dia tak mungkin mengatakan bahwa kaum pria adalah mahluk paling bebal, termasuk di dalamnya Winardi suaminya, tidak, tidak semuanya. Tapi sekali mereka terbius oleh godaannya, hampir semuanya berubah menjadi pembohong dan penipu hanya untuk menyenangkannya dan mendapatkan tubuhnya. Tidak. Tubuh ini hanya milik orang yang dicintainya sampai mati.
Melinda tak acuh melihat pria itu dikuntit dua amoy singkawang yang jelita.
Dirayu-rayu dan digoda-goda, pria itu hanya tersenyum. Melinda merasa agak aneh juga melihat ada seorang pria yang begitu kebal dan lincah berkelit dari bujuk rayu dua amoy itu.
Namun, ketika secara cermat dan diam-diam dia memperhatikan pria itu selama beberapa saat, tiba-tiba saja Melinda ingin menjerit dan berlari ke arahnya. Memeluknya dan menciumi sepuasnya. Dia ingin menangis di pelukan pria itu dan melepaskan semua rindu kangen yang selama ini disimpannya dengan rapi di sudut hatinya yang terdalam.
Dia mengenal pria itu.
Tubuh Melinda berguncang hebat. Ya, dia mengenal pria itu. Namanya Suradi. Nama kampungan yang sampai mati pun akan diingatnya. Dialah pria pertama yang mencintainya apa adanya. Dialah pria pertama yang dicintainya. Dialah pria dimana Melinda rela menyerahkan seluruh hidup dan matinya, seluruh kekayaan dan reputasinya.
Setelah bertahun-tahun pencariannya, kini dia menemukan lelaki itu tanpa sengaja, di pojok resto itu, berteman caramel macchiato dingin.
“Kaka, aku mencintaimu dulu, kini dan nanti. Aku mencintaimu sampai mati.” Katanya pada gelas tinggi dan dingin yang bisu.
Bersambung