MATAHARI Part 4

MATAHARI Part 4
CINTA KARENA CINTA 2
Dan setelah kejadian itu, aku menghadapi semua akibat perbuatanku ini.. aku diproses secara hukum dan aku menjalaninya dengan tidak ada penyesalan sedikitpun.. ibuku selalu menangis ketika menjengukku dan selalu memelukku..
Hari – hariku selalu kuisi dengan perkelahian antar penghuni sel.. dan aku sering kali masuk kedalam sel khusus yang ukurannya cukup hanya untuk tubuhku duduk dan berdiri..
Aku tidak pernah menyesali setiap aku keluar dari sel khusus itu.. dan ketika keluar dari sel khusus itu, aku berkelahi dan setelahnya dimasukkan sel khusus lagi.. begitu seterusnya sampai aku bebas dengan masa hukuman dua tahun.. entah apa usaha yang dilakukan ayahku sehingga aku cepat dikeluarkan dari sel..
Dan selama didalam, Devi tidak pernah mendatangi aku, sesuai pesanku ke Kenzie..
Dan setelah keluar sel.. ayah dan ibuku langsung menjemputku.. beliau berdua membawaku kepinggir pantai yang sepi dikotaku.. lalu aku disuruh berenang dipinggir laut dan beliau memintaku membuka seluruh pakaianku sampai telanjang bulat.. kata ayahku, ini adalah cara membuang sial supaya aku tidak masuk sel lagi..
Setelah itu aku pun diberi pakaian baru dan dibawa pulang kerumah.. selama beberapa hari aku selalu ditemani ibuku.. bahkan tidurpun aku selalu ditemani ibuku.. beliau tidak pernah marah.. beliau selalu didekatku dan entah berapa ribu kali membelai kepalaku.. dan setelah seminggu..
“apa yang akan Badai lakukan setelah ini nak..?” tanya ibuku ketika aku duduk dipinggir kasur dan beliau berdiri dihadapanku..
“ga tau bu.. Badai cuma menikmati ini semua..” jawabku dengan tenangnya.. ibuku lalu mendekati aku dan langsung membelai kepalaku..
Tenang dan damai langsung hinggap dikepalaku.. sikap ibu yang sangat lembut ini, mampu membuat kerasnya hatiku meleleh seketika..
“setiap orang memiliki masa lalu nak.. orang baik ataupun orang jahat.. dan orang – orang itu pasti juga memiliki masa depan.. masa lalu orang yang baik, belum tentu masa depannya akan baik juga.. dan masa lalu orang jahat, belum tentu kelam masa depannya.. semua tergantung dari kemauan orang itu untuk melanjutkan kehidupannya..” ucap ibuku sambil terus membelai kepalaku..
“dan sekarang ibu bertanya kepadamu nak.. apa Badai mau terus tenggelam dengan masa lalu yang kelam..? atau bangkit dan meraih kebahagian yang akan membuat hidup Badai tenang dan damai..?” tanya ibuku sambil menatapku dengan lembutnya..
Dan aku hanya langsung menunduk ketika ibu menatapku, tapi ibu langsung memegang daguku dan mengangkat perlahan sampai mata kami bertatapan lagi..
“kebahagian yang ibu maksud itu bukan untuk siapa – siapa nak, tapi untuk Badai sendiri.. dan kalau Badai meraihnya, ibu hanya bisa tersenyum melihatnya.. dan ketika itu Badai raih.. ibu berjanji tidak akan meneteskan air mata lagi untukmu nak..” ucap ibuku dan mata beliau langsung berkaca – kaca..
Rasa bersalah pun langsung menghantam dadaku.. ucapan ibu ini menghantam lebih keras dari pada pukulan David waktu itu.. nafasku pun langsung terasa sesak.. begitu beratnya kehidupan yang ibu jalani selama ini, ketika aku selalu berurusan dengan pihak berwajib dan puncaknya aku sampai disel..
Wajah ibu yang perlahan mulai menua ini, nampak sekali beban yang ditanggungnya.. bangsaattt.. anak macam apa aku ini..? kalau aku tidak sanggup membuat ibuku tersenyum bahagia, setidaknya aku tidak membuatnya menangis dan menderita..
Aku mengutuk diriku sendiri akibat perbuatanku.. apa yang ingin aku cari dengan semua kelakuanku selama ini..?
Kekuasaan..? kekuasaan seperti apa..?
Kehebatan..? kehebatan membuat ibuku menangis..?
Ditakuti oleh orang lain..? bukan orang lain yang akan takut.. tapi diriku sendiri dan orang – orang yang menyayangi aku.. bangsaattt..
Dan perlahan mataku pun berkaca – kaca.. aku lalu berdiri dan memelukku tubuh ibuku dengan erat..
“maaf bu.. maaf..” ucapku dengan bibir yang bergetar..
Ibuku pun langsung membalas pelukanku dengan erat juga..
“ga ada yang perlu dimaafkan nak.. dan ibu ga akan membuat Badai berjanji untuk menghentikan semuanya.. ibu hanya bisa menaruh kepercayaan kepada Badai untuk setiap langkah yang Badai ambil setelah ini..” ucap ibuku dan masih dengan kata – kata yang lembut..
Bajingaaannn.. kata – kata seperti ini yang justru bisa menusuk sampai kejantungku.. aku lebih senang dimaki dari pada harus diperlakukan lembut seperti ini.. kekuatanku pun langsung hilang seketika.. aku seperti anak kecil yang hanya bisa merengek kepada ibunya kalau sudah seperti ini.. gilaaaaaa…
“bu.. maafkan Badai.. maafkan bu..” ucapku dengan bibir yang bergetar.. ibukupun langsung menatap wajahku tanpa melepaskan pelukannya
“sudahlah nak.. sekarang ibu hanya mau dengar dari Badai, apa yang akan Badai lalukan setelah ini..?” tanya ibuku..
Hiuuufftttt.. huuuuuu..
Aku menarik nafasku perlahan dan mengeluarkannya..
“Badai mau kuliah bu.. seperti keinginan Badai dua tahun yang lalu.. Badai belum diwisuda waktu didalam sel..” ucapku kepada ibuku.. dan ibuku langsung tersenyum dan air mata beliau langsung menetes..
“kenapa menangis bu..? ibukan janji tidak akan meneteskan air mata ibu lagi..” ucapku..
“ini bukan air mata kesedihan nak.. ini air mata kebahagiaan.. hikss.. hikss..” ucap ibuku dengan berlinang air mata..
“bu..” ucapku terpotong..
“mau kuliah dimana Badai..?” tanya ibuku..
“dipulau sana bu.. dikota pendidikan..” jawabku..
“baiklah nak.. tiga hari lagi Badai berangkat kesana.. semua ijazah dan keperluan Badai, telah ibu siapkan ketika Badai didalam sana.. ibu selalu yakin, anak ibu ini pasti akan meraih segala cita – citanya setelah keluar dari dalam sana..” ucap ibuku dengan tatapan sayunya.. dan aku hanya bisa tersenyum dengan bibir yang bergetar..
Dan sekarang.. sebelum aku berangkat kekota pendidikan, aku ingin menemui sahabatku Devi.. aku sudah sangat berdosa dengan tidak pernah mengijinkannya untuk menjengukku ketika didalam sel.. dan setelah aku mendapat informasi dari teman – temanku, ternyata Devi tinggal dikota sebelah dan kuliah disana.. dan dia tinggal disebuah kos – kosan..
Dengan perasaan yang kangen luar biasa, akupun mengendarai sepeda motor tigerku yang telah aku modifikasi model jap style ketika aku belum masuk sel.. sepeda motorku ini pun ternyata selalu dirawat oleh ayahku..
“kamu memang bener – bener gila Badai..” ucap Devi sambil menggelengkan kepalanya..
“iya.. dan cuma kamu yang bisa buat aku begini..” ucapku dan kembali aku tersenyum..
Devi langsung menarik kepala belakangku dan Devi langsung melumat bibirku..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Akupun membalas ciumannya dengan lembut… setelah itu Devi langsung menggigit bibir bawahku dan melepaskannya.. dia menatapku dengan linangan air matanya.. tangannya pun melingkar dileherku.. sementara tanganku langsung memeluk pinggangnya..
“kamu jahat Badai.. kamu jahat.. hiks.. hiks..” ucapnya dengan tangis yang terdengar lirih lalu..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Kembali Devi melumat bibirku dan aku mengimbangi lumatannya.. Devi lalu berjalan mundur masuk kedalam kamarnya sambil terus merangkul leherku.. aku mengikutinya dengan berjalan pelan.. dan setelah sampai didalam kamarnya.. Devi langsung membalikkan tubuhnya dan menutup pintu kamarnya dengan kakinya.. dia melakukannya sambil terus melumat bibirku..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Lalu rangkulannya dilepaskan dari leherku dan dia mengunci pintu kamarnya sambil terus berciuman dengan ku..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Lumatan kami semakin lama semakin dalam.. kami sama – sama dikuasai kerinduan yang mendalam dan ingin ditumpahkan saat ini juga..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Aku melumat bibir bawah Devi dan menyandarkan tubuhnya dipintu kamarnya..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Devi menghisap bibir atasku lalu merangkul leherku lagi.. lumatan yang panjang ini tidak membuat kami kehabisan nafas.. kami sama – sama menikmati ciuman yang telah lama tidak kami lakukan ini..
Lalu..
MUACCHHHHHH..
Kami sama – sama melepaskan lumatan dan saling memandang..
“aku ga cinta sama kamu Badai..” ucap Devi dengan tatapan sayunya dan air matanya mulai berhenti menetes..
“aku juga.. aku ga cinta sama kamu..” ucapku lalu..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Kami saling melumat lagi dan kali ini kami melakukannya lebih panas lagi.. lidah kami bergantian masuk dan menghisap dimulut kami..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Lalu aku lepaskan kulumanku dan aku langsung mencium leher Devi.. Devi menggelinjang sambil menjambak rambutku..
“huuuuu.. ahhhhhh..” dia mendesah ditelingaku..
Aku lalu menjilat leher sampingnya dan perlahan naik ketelinganya..
“ahhhhhh..” Devi makin menjambak rambut belakangku.. lalu ditariknya rambutku kebelakang sampai wajah kamu saling bertatapan.. dan..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Kami berciuman lagi dan tangan Devi langsung meraba dada ku dengan lembutnya.. akupun meraba punggung Devi sambil memasukkan lidahku kedalam mulutnya.. lidahku menari bebas didalam mulut Devi dan Devi langsung menghisap lidahku..
Tangankupun pindah kedepan dan aku langsung meraba buah dadanya yang pas dengan ukuran telapak tanganku..
“hemmmmmmm..” desah Devi disambil menghisap lidahku..
Lalu dipegangnya ujung kaosku dan diangkat keatas untuk melepaskan kaosku sambil melepaskan isapannya dilidahku..
Devi langsung terkejut ketika melihat tattoku dilengan kananku.. tattoo seorang wanita dari arah belakang yang sedang memegang sekuntum mawar.. dan itu adalah tattoo bergambar dirinya.. aku mentatto lenganku ketika didalam sana dengan ahli tattoo yang pernah sekamar didalam bersamaku..
Sang pentatto melihat foto Devi yang aku bawa ketika didalam sana..
“i.. i.. ini aku..?” ucap Devi dengan mata yang kembali berkaca – kaca..
“bukan.. ini tattoo wanita yang aku cintai.. ga usah ge er kamu..” ucapku lalu aku melumat bibirnya lagi..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Lalu aku lepaskan lumatanku dan aku masih meremas buah dadanya dari luar kaosnya..
“aku benci kamu Dev..” ucapku dengan bibir bergetar..
“aku juga..” ucap Devi sambil mengecup bibirku dan tangannya membuka kancing celanaku dan menarik kebawah resletingnya..
CUUPPP..
Dan setelah mengecup bibirku, dia langsung jongkok sambil menarik celana dan Cdku kebawah.. aku lalu mengangkat kedua kakiku bergantian sampai celanaku dan CDku terlepas..
Batangku langsung berdiri dengan tegak dihadapan Devi yang jongkok dihadapanku.. dia lalu meraih batangku dan menggenggamnya dengan erat..
“ahhhhhh..” desahku perlahan ketika Devi mulai mengocok batangku..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Devi mulai mengocok batangku sambil tetap jongkok dan dia mengangkat wajahnya menatap mataku..
“aku benci kamu Badai.. aku benci..” ucapnya lalu mulutnya didekatkan dibatangku dan lidahnya langsung menyapu kepala batangku..
“uhhhhhhh..” aku mendesah sambil membelai rambutnya..
Gilaaaa.. setelah dua tahun tidak pernah berhubungan badan.. hari ini Devi memanjakan batangku dengan sapuan lidahnya yang sangat nikmat itu..
“ahhh..” desahku lagi..
Devi menjilati kepala batangku lalu turun kebagian tengah batang sampai bagian bawah batangku.. dia menjilatnya sambil terus menatap mataku.. lalu sambil menggenggam batangku dengan tangan kanannya, tangan kiri Devi meremas lembut kedua bijiku..
“ahhhhh.. dev..” ucapku kenikmatan.. dan Devi langsung memasukkan kepala batangku kedalam mulutnya sambil tetap mengocok batangku..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Bunyi kocokan dibatang dan isapan dikepala batangku..
Anjing.. dan ini rasanya sangat luar biasa sekali.. bijikupun terasa nikmat diremasan tangan kirinya..
Lalu Devi memasukkan lebih dalam batangku kedalam mulutnya..
“aahhhhh.. ahhhhh..” mulutnya yang sempit, menghisap batangku dengan kuat..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Dia memaju mundurkan mulutnya dibatangku dan itu membuat kakiku bergetar..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Kulumannya dibatangku makin dipercepat oleh Devi.. setelah itu dilepaskannya batangku dari kulumannya lalu dikocoknya lagi.. setelah itu dia agak menunduk lalu memasukan kedua bijiku kedalam mulutnya..
“aahhhhhh…” aku hanya bisa mendesah keenakan..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Ludah bekas kulumannya pun makin membuat batangku licin untuk dikocoknya..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Setelah kedua bijiku habis dilumatnya, Devi lalu melepaskannya dan dia menatapku lagi sambil terus mengocokku..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Anjinnnnggg.. setelah sekian lama tidak dikeluarkan.. air maniku terasa seperti ingin meledak dan keluar dari kepala batangku.. Devi yang melihat aku akan orgasme, langsung menghentikan kocokannya dan menutup kepala batangku dengan jempolnya..
Bajingaannn..
Sakit banget rasanya.. sperma yang mau keluar ini seperti menyucuk kepala batangku.. assuuu..
“bukan diluar sini keluarnya tapi..” ucapnya terpotong sambil menatapku lalu dimasukkan batangku kedalam mulutnya.. kepala batangku dihisapnya dengan kuat lalu batangku dikocoknya dengan cepat..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
“aahhhh.. Dev.. Dev..” ucapku menahan nikmat sedotannya..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Devi makin mempercepat kocokannya dan mulutnya makin menghisap kepala batangku sampai pipinya terlihat kempot kedalam..
“aahhhhh.. aku mau keluar Dev.. aku mau keluar..” ucapku sambil memegang rambut bagian belakangnya..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Devi mempercepat kocokannya dan itu membuat kakiku makin bergetar.. air maniku pun siap tertumpah..
“aahhhhhhhh..” desaku lalu..
Crottt.. crottt.. crottt.. crottt.. crottt.. crottt.. crottt..
Air maniku tersembur keluar dan Devi menampung semuanya kedalam mulutnya sampai tidak ada yang tertumpah.. kakiku yang bergetar membuat tanganku langsung berpengangan pada pintu yang ada dihadapanku..
“aahhhhhhhh..” kembali aku mendesah panjang..
Dan setelah air maniku keluar semua..
PLOPPPP..
Devi lalu melepaskan kepala batangku.. dia lalu mengangkat wajahnya sambil membuka mulutnya.. terlihat air maniku memenuhi mulutnya dan sebagian ada yang tertumpah disamping bibirnya.. Devi lalu menelan semua air maniku, lalu menahan sisa air maniku yang ada disamping bibirnya dengan jarinya.. lalu Devi memasukan kedalam mulutnya lagi sambil menjilat jari – jarinya yang menahan air maniku tadi..
Dia melakukan itu sambil menatap mataku.. anjinggg.. seksi sekali ketika dia melakukan itu semua.. bajingaannn..
Aku pun langsung memegang wajah samping Devi dan menariknya keatas sampai Devi berdiri tegak dihadapanku..
“sekarang waktunya kamu ya..” ucapku lalu aku melumat bibir Devi..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Aku melumat bibirnya sambil aku memegang ujung kaosnya dan menarik keatas.. dan aku melepaskan kulumanku lalu meloloskan kaosnya dan membuang kaosnya.. dan kembali aku melumat bibirnya sambil memeluk Devi.. tanganku pun mencari pengait bra dipunggungnya dan setelah mendapatkannya, aku lalu membuka pengait itu..dan setelah itu aku meloloskan branya sambil terus menghisap bibir bagian atasnya..
Devi yang telah bertelanjang dada langsung mendesah ketika aku meremas buah dadanya..
“heemmmmm..” desah Devi ketika aku meremas buah dadanya yang kenyal.. aku meremasnya sambil sesekali memelintir puttingnya..
Dan setelah itu aku melepaskan kulumanku dibibirnya dan sekarang aku langsung menghisap puttingnya yang kecoklatan itu..
MUACCCHHHH..
Aku mengecup putting kanannya dan aku langsung memasukan puttingnya kedalam mulutku..
Tangan kirikupun meremas buah dada kanannya itu.. sementara tangan kananku meremas dan memilin putting Devi bagian kirinya..
“aahhhhh..” Devi mendesah sambil meremas rambutku..
Mulutku pindah ke buah dada bagian kirinya dan melumat puttingnya.. lalu sambil menghisap puttingnya.. aku memegang celana pendek yang dipakainya dan aku menurunkannya bersama CD yang dipakainya.. setelah terturun sampai dipahanya, aku lalu membelai belahan mekinya dengan tangan kananku..
“aaaaahhhh.. Badai..” ucap Devi sambil memundurkan sedikit pinggulnya.. aku langsung menahan bokongnya dengan tangan kiriku..
Meki Devi sangat basah sekali.. aku lalu membelah meki Devi dengan jari tengahku dan menggeseknya perlahan.. sementara tangan kiriku pun langsung membelah bokong Devi sampi kebawah.. aku memainkan lobang pantat Devi dengan memakai jari tengahku..
“ahhhhh.. Badai cukup.. cukup Badai.. ahhhhh..” ucap Devi mendesah ketika dua lubangnya aku mainkan bersama..
Aku tidak menghiraukan permohonannya.. sambil tetap mengulum puttingnya dan agak membungkukan diriku.. kedua lubangnya aku mainkan dibagian tepinya..
“aaahhhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..” desah Devi keenakan.. lalu aku melepaskan kedua tanganku di lubang Devi dan aku langsung jongkok dihadapan Devi..
Celananya aku turunkan sampai Devi telanjang bulat.. setelah itu aku berdiri dan menggendong Devi kemeja yang ada didekatku.. kemudian aku dudukan dan aku buka pahanya agak lebar dihadapanku.. lalu aku menundukkan tubuhku dan kuangkat kedua paha Devi lalu kusandarkan di pundakku..
Dihadapanku sekarang ini.. meki Devi yang merah itu terlihat sangat jelas.. aku lalu mengeluarkan lidahku dan menyapu belahan mekinya..
“aaahhhhhh..” desah Devi sambil memegang kepalaku..
Meki Devi benar – benar sangat basah.. aku lalu memasukkan jari tengahku kedalam meki Devi sambil menjilat ujung atas meki Devi..
“ahhhhhh.. pelan – pelan Badai.. sudah lama ga dimasukin itu..” pekik Devi ketika jari tengahku merambat pelan masuk kedalam meki Devi..
Aku pun menghentikannya ketika jari tengahku sudah masuk setengah.. aku terus menjilat ujung meki Devi sambil menatap matanya..
“aaahhh.. ahhhh.. ahhhh..” desah Devi dan mekinya makin basah..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Bunyi kocokan jari tengahku dimeki Devi.. lalu aku masukkan lebih dalam lagi jariku dan jariku menari liar didalam meki Devi..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
“aahhhhhh.. ahhhhhh.. ahhhhh..” nafas Devi membuaru dan wajah putihnya langsung memerah..
Setelah itu jariku pun keluar masuk kedalam meki Devi..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
“aahhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..” desah Devi..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Jari tengah kiriku pun tidak tinggal diam.. jari tengahku langsung masuk sedikit ke lubang pantat Devi dan itu makin membuat Devi menggelinjang diatas meja..
“bangsaaattt.. bangsaaatt kamu Badai.. aaahhhh. Ahhhhh..” maki Devi sambil mendesah..
Jari tengah kananku dan jari tengah kiriku semakin liar dikedua lubang Devi..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
“anjingggg.. aku mau keluar.. aku mau keluar..” ucap Devi sambil menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Clok.. clok.. clok.. clok.. clok..
Aku makin memepercepat colokanku dan itu membuat tubuh Devi mengejang lalu..
SRETTTT.. SRETTT.. SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..
Cairan bening mengalir dengan derasnya dari meki Devi..
“aaahhhhhhhhhh..” desah Devi sambil mengangkat sedikit pinggulnya..
Lutut Devi terlhat sekali bergetarnya.. akupun langsung mencabut kedua tanganku dari lubang Devi.. aku membiarkannya menikmati orgasmenya itu..
“hu… hu.. hu.. hu.. hu.. hu..” nafasnya memburu sambil menatapku.. dan posisinya yang mengangkang itu makin membuatku bernafsu sekali.. tapi aku masih membiarkannya mengangkang seperti itu..
“bangsat kamu Badai.. bangsattt.. hu.. hu.. hu.. “ maki Devi dengan tatapan sayunya kepadaku..
Dan setelah nafasnya tenang aku lalu mendekatkan batangku yang perlahan mulai tegang lagi.. aku mengocok batangku sampai berdiri tegak..
“kamu itu cewe yang paling menyebalkan dan paling aku benci didunia ini Dev..” ucapku sambil menggesekkan batangku di belahan mekinya yang basah..
“aku itu bukan cuma benci sama kamu Badai.. tapi benci sekali.. ahhhhhh..” ucapnya lalu mendesah.. dan perlahan kepala batangku mulai membelah meki Devi..
“pelan – pelan bangsatttt.. ihhhhhh..” maki Devi sambil meringis…
Aku langsung menghentikan gerakanku dan tanganku langsung meremas buah dada Devi..
“ahhhh… ahhhh..” desah Devi.. lalu tekan lagi pinggulku sampai setengah batangku..
“a.. aaa.. aaauuwwwww..” rintih Devi.. bangsaattt.. mekinya makin rapat aja Devi ini..
Aku membiarkan sejenak setengah batangku didalam meki Devi.. dan kembali aku meremas kedua buah dadanya sambil menatap matanya..
“kamu benci aku beneran Dev..?” tanyaku..
“iya..” ucapnya sambil melotot kepadaku dan aku langsung menekan batangku sedikit kedalam meki Devi..
“aaaaaahhhh..” desah Devi..
“apa..? kamu benci aku beneran..” ucapku lalu aku tekan lagi batangku sampai masuk seutuhnya..
“IYAAAAAA.. AKU BENCI KAMU BADAI..” ucapnya agak keras dengan mata yang melotot dan berkaca – kaca..
“aku juga.. dan aku akan membencimu selamanya..” ucapku lalu aku mendekatkan wajahku kewajah Devi dan..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Aku mengulum bibir Devi dan Devi membalasnya sambil memegang kedua pipiku..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Aku terus mengulum bibirnya tanpa menggerakkan batangku yang sudah masuk seutuhnya..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Lalu aku lepaskan kulumanku sambil aku tarik sedikit batangku..
“aaahhhhh..” desah Devi dan aku menekannya batangku lagi kedalam mekinya..
“anjinggggg.. aahhhhhh..” maki Devi sambil menggelengkan wajahnya kekanan dan kekiri..
Wajahnya memerah dan matanya sayu dia terlihat sangat menikmati batang besarku didalam mekinya.. dinding – dinding meki Devi pun mencengkram batangku serta menariknya lebih dalam lagi..
Aku lalu mencabut setengah batangku lalu menekannya lalu aku tarik sedikit dan aku tekan lagi.. dan aku melakukan gerakan itu berulang – ulang dengan sangat pelan.. meki Devi pun sudah sangat basah sekali..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Aku menggoyang kan pinggulku kedepan dan kebelakang..
“aaahhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..” desah kami bersahut – sahutan..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Lalu aku melumat bibir bawah Devi dan menggigit plean lalu melepaskannya..
“ahhhhhh.. ahhhhhh..” desah Devi..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Kaedua kaki Devipun langsung melingkar dipinggangku.. aku lalu menusuk dalam batangku dan membiarkannya lagi..
“ahhhhhh..” lalu aku pegang kedua bokongnya dan Devi langsung merangkul leherku.. aku lalu mengangkatnya dan menggendongnya dengan batangku tetap didalam meki Devi..
Aku lalu balik dan berjalan kearah kasurnya..
“aaahhhhh..” desah Devi lalu dia menggigit dadaku dengan kerasnya..
“sakitttt.. Dev..” ucapku..
“iiiiiiiiiiii….” Devi terus menggigitn dadaku dengan kuatnya..
“aaaahhhhhhhh..” aku berteriak tapi pelan..
Devipun melepaskan gigitannya dan menatap mataku..
“masih punya rasa sakit juga kah kamu..?” ucapnya..
Aku lalu menidurkan Devi dipinggir kasur dan aku berdiri dipinggir kasur dengan batangku masih tetap didalam meki Devi..
“rasa sakit yang kamu alami selama dua tahun ini.. juga aku rasakan didalam sana..” ucapku sambil menatap matanya.. dan kembali mata Devi berkaca – kaca.. aku langsung menarik batangku setengah dan menekannya lagi kedalam..
“kamu itu gila Badai.. gila..” ucap Devi..
Dan aku langsung menggoyangkan pinggulku lagi..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Batangku keluar masuk didalam meki Devi..
“aahhhh.. aahhhh.. ahhhh..” desah kami bergantian..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“iya.. aku memang gila.. gila karena kamu..” ucapku sambil terus menggenjot meki Devi..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Aku menggenjotnya dan kedua tangnku langsung meremas buah dadanya bersamaan..
“ahhhhhh..” desah Devi sambil kepalanya menggeleng kekanan dan kekiri..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“kamu yang buat aku gila Badai.. bukan aku yang buat kamu gila.. aahhh.. ahhh..” ucap Devi lalu mendesah..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“bisa diam kamu dev..? bisa ga..?” ucapku sambil terus menggenjotnya..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“aahhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..” desah Devi lalu mendongakkan kepalanya keatas..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“aaahhhh..” desahku dan tubuh Devi langsung mengejang..
Akupun merasa air maniku akan tumoah lagi..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Aku makin mempercepat goyanganku..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
“uuhhhhhhh…” desah Devi lalu melihat kearahku..
Akupun langsung melumat bibir Devi..
CUUPPP.. CUUPPP.. CUUPPP.. MUACCHHHH…
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Tubuh Devi bergetar lalu..
SRETTTT.. SRETTT.. SRETTT.. SRETTT.. SRETTT..
“heemmmmmmm..” desah Devi dengan mata yang melotot.. tapi aku tidak melepaskan kulumanku.. aku justru malah menggigit bibir bawahnya ketika dia mencapai klimaksnya..
“heeeemmmmm..” matanya melotot dan ketika kepalanya akan menggelang.. aku pun menahannya dengan kedua tanganku sambil menekan lebih dalam batangku ke mekinya..
“heeeeeeemmmm….” Devipun langsung memejamkan matanya… dia menikamati setiap detik klimaksnya..
Lalu setelah Devi tenang akupun menggenjot lagi pinggulku..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Lalu giliran Devi yang menggigit bibir bawahku..
“huuuuuuu..” desahku..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Plok.. plok.. plok.. plok.. plok..
Lalu aku menekan lebih dalam batangku kemekinya dan..
CROTTT.. CROTTT.. CROTTT.. CROTTT.. CROTTT..
Aku menumpahkan semua air maniku kedalam meki Devi dan Devi langsung melepqas gigigatannya dibibirku sambil mendongakan kepalanya keatas…
Hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu..
Hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu..
Nafas kami cepat dan saling memburu..
Hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu..
Hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu.. hu..
Dan kami saling berpandangan lagi.. dengan batangku masih didalam mekinya.. kami saling menatap..
“terus..? hu.. hu.. hu..” tanyaku kepada Devi dengan nafas yang masih memburu..
“biarkan seperti ini.. hu.. hu.. hu..” jawab Devi..
“aku akan pergi dev.. huuuu.. huuuu..” ucapku..
“pergilah.. huuu.. aku sudah terbiasa sendiri kok.. huuu.. huuu..” ucap Devi dengan lalu mengeluarkaan nafas panjangnya.. dan perlahan batangku mulai mengecil..
Aku pun mencabut batangku dari meki Devi..
PLOP…
Setelah itu aku menjatuhkan diriku kesebalah Devi dan tidur terlentang juga..
Kami sama – sama diam sambil menatap langit – langit kamar.. aku tau, dia memikirkan apa yang aku pikirkan.. aku sangat menyintai sahabatku ini, dan aku tau dia juga mencintai aku..
Tapi entah kenapa kami berdua tidak ada yang mau mengucapkan perasaan kami masing – masing.. kami berdua seolah nyaman dizona yang bernama persahabatan ini.. tapi sebenarnya didalam hatiku ini sakit memendam semua ini.. bajingaannn.. hubungan macam apa ini..? assuuu.. asuuuu..
Aku dulu pernah berjanji dalam hati, ketika aku lulus aku akan menyampaikan isi hatiku kepadanya.. tapi kejadian itu membuyarkan semuanya.. apa aku harus mengungkapkannya hari ini..?
Dan perlahan aku mendengar isakan tangis dari Devi.. bajingaannnn.. ini nih.. yang bikin aku makin sakit memendam semua ini..
“sebenarnya apa yang kamu inginkan dari aku Dev..?” tanyaku dengan bibir yang bergetar..
“hikssss.. hikssss..” hanya tangisnya yang terdengar lirih..
“Dev..” panggilku..
“hikssss.. hikssss..” dan Devi hanya menangis..
“bajingaannnn..” makiku pelan dan tegas.. Devipun langsung terdiam sambil sesenggukan.. lalu kami diam lagi..
“a.. a.. aku mau kamu pergi jauh dari aku..” ucapnya dengan terbata..
Bangsaatttt.. kenapa harus kata – kata ini yang keluar dari mulutnya..? kenapa dia tidak menahan aku, tapi justru malah menyuruh aku pergi..
Hiuuuffttt huuuuuu.. aku menarik nafasku dalam – dalam lalu mengeluarkannya perlahan..
“oke kalau itu maumu..” ucapku..
Bangsat.. dan akhirnya, aku tidak jadi mengungkapkan isi hatiku kepada Devi.. bukannya aku ga mau mengungkapkannya.. tapi dia yang ingin aku pergi.. bajingaaann..
Cinta karena cinta.. tak perlu kau tanyakan.. Tanpa alasan cinta datang dan bertahta..
Cinta karena cinta.. jangan tanyakan mengapa.. Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara
*Lagu cinta karena cinta
Bunyi Hp Devi dan Devi langsung bangkit dari tidurnya lalu melihat kearah Hpnya yang ada didekatnya..
“ibu..” ucap Devi lalu melihat kearahku..
Ibu..? ya yang menelpon Devi adalah ibuku.. (karena Devi memanggil ibunya dengan sebutan mamah..) ibu telpon Devi..? kenapa ga menelpon aku..?
“halo bu..” Devi langsung menjawab panggilan ibuku tanpoa meminta persetujuanku..
“……….”
“baik bu.. ibu gimana kabarnya..?” tanya Devi balik..
“……….”
“kuliah Devi lancar bu..” jawab Devi..
“……….”
“iya bu.. terimakasih..” jawab Devi lagi..
“……….”
“iya bu.. ada ini.. ibu mau bicara kah..?” ucap Devi sambil melihat kearahku..
“……….”
“iya bu..” ucap Devi lalu menyerahkan Hpnya keaku..
Akupun langsung duduk dan mengambil Hp Devi..
“halo bu..” ucapku..
“Hpku nya kok mati nak..?” tanya ibuku..
“iyakah bu..? Badai ga tau kalau mati.. mungkin baterainya habis bu..” jawabku sambil melihat kearah Devi..
“oh ya udah.. ibu cuma mau ngingatin.. tiga jam lagi, Badai harus terbang kepulau sana nak..” ucap ibuku dan aku langsung melihat kearah jam di dinding..
Bajingaannn.. iya ya.. sore ini kan aku mau kepulau sana.. bangsatt..
“oh iya bu.. sebentar lagi Badai pulang..” ucapku ke ibu..
“ya udah nak.. hati – hati dijalan ya..” ucap ibuku..
“iya bu..” ucapku singkat..
“salam buat Devi nak..” ucap ibuku lagi..
“iya bu.. entar Badai salamin..” jawabku.. dan ibu langsung menutup Hpnya..
Aku pun langsung menyerahkan Hpnya kembali keDevi..
“salam dari ibu..” ucapku..
“hemmm..” ucap Devi sambil menerima Hpnya.. setelah itu, aku langsung berdiri.. aku menuju kamar mandi.. dan setelah aku membersihkan tubuhku, aku lalu keluar dan mengenakan pakaianku yang berserakan dilantai..
Devipun tampak duduk dikursi.. dia memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya.. dan dia sedang asyik menikmati sebatang rokoknya..
Dan setelah aku menggunakan pakaianku.. aku melihat kearahnya yang melihat kearah yang lain..
“aku pamit Dev..” ucapku dan Devi hanya mengangguk tanpa melihat kearahku..
“aku mau kuliah dipulau seberang..” ucapku lagi dengan bibir yang bergetar.. dan lagi – lagi Devi hanya mengangguk..
Bangsaatttt.. oke, kalau itu maumu Dev.. kamu bertahan dengan diammu dan aku juga akan tetap diam.. bukannya aku tidak mau mengungkapkan perasaanku.. bukan.. aku takut ketika aku mengungkapkannya, kamu akan menolakku dan bertahan dengan kesendirianmu.. dan itu malah akan menyakiti kita berdua..
Aku tidak tau apa yang jadi penyebab kamu seperti ini Dev.. apa karena memang karena awalnya kita hanya berjanji sebagai sahabat, jadi kamu tetap dengan pendirianmu..? atau ada masalah lain..?
Tapi aku cinta kamu dan kamu cinta aku.. kenapa kita berdua sama – sama gengsi untuk mengucapkannya..? bajingaaann..
Akupun melangkahkan kakiku menuju pintu kamar Devi.. dan ketika aku sudah didekat pintunya..
“jangan pernah mendatangi aku lagi sampai aku yang akan mendatangi kamu sendiri.. atau aku akan membencimu sumur hidupku..” ucap Devi dengan dinginnya..
Banjingaaann.. ini kan kata – kataku ketika aku akan disel.. kenapa sekarang dibalikkan keaku..? apa dia marah sekali dengan hal itu dan ingin balas dendam kepadaku..?
Akupun langsung menghentikan langkahku, tapi aku tidak membalikkan tubuhku.. aku hanya menatap kearah pintu kamar Devi.
“apa memang harus seperti itu..? apa kita tuidak bisa memperbaiki semuanya dan membangun hubungan yang baru..?” tanyaku..
“membangun sebuah hubungan itu mudah.. ketika hati sudah saling memiliki, kita akan terikat selamanya..” ucapnya dengan bibir yang bergetar..
“percuma hati memiliki, tapi tidak pernah diungkapkan dan masih ada sekat yang menghalangi..” jawabku..
“sekat itu kamu yang membuatnya.. kalau waktu itu kamu tidak melarangku untuk menemuimu didalam sel.. mungkin aku sendiri yang akan meruntuhkan sekat itu..” ucap Devi dan tetap dengan dinginnya..
Assuuu.. Devi rupanya sakit hati dengan hal itu.. bajingaannn..
“terus maumu bagaimana..?” tanyaku dan kami masih tidak saling menatap..
“aku masih bisa bertahan sampai detik ini, dan sekarang tergantung kamu.. pergilah dengan rasa yang pernah aku alami selama ini.. kalau kamu kuat, aku sendiri yang akan datang padamu.. tapi kalau kamu ga kuat, ya sudah.. kita berjalan dengan jalan kita masing – masing..” ucap Devi..
“jadi kamu mau menguji aku..?” tanyaku..
“ooo.. berarti kamu menguji aku ya selama ini..?” tanya Devi balik..
Bajingaannnn.. pintar sekali wanita ini membalikkan kata – kataku..
“buat apa menguji cinta..? cinta itu bukan untuk diuji, tapi butuh bukti..” ucapku..
“kamu sudah tau kan..” ucapnya..
Bangsaatttt.. enak sekali dia menjawabnya..
“oke.. kalau gitu aku pergi..” ucapku lalu aku memegang pintu kamar Devi..
“aku benci sama kamu Badai.. aku benci..” ucapnya pelan..
“aku juga..” ucapku lalu aku keluar dari kamar Devi..
#cuukkk.. cinta model apa ini..? apa ada cinta yang gila seperti ini..? cinta karena cinta.. bangsatt..
Bersambung