Kehidupan Di Jakarta Part 49-50

0
1663

Part 49 & Part 50 – Kehidupan Di Jakarta

“Lah, pada, dimana si tante sama Cathy? Kok, sepi?” Kata gw, pas baru masuk apartemennya BeR.

Kayaknya sebelum nganterin Monique, ada orang di sini.

“Ge, sini, bentar” lah, ada suara, tapi nggak ada wujud. Bagaimana?

“Sebelah sini, Ge”

“Oh Cathy” kata Cathy, lagi berdiri di pintu kamar. Lalu gw samperin si Cathy ke kamar.

“Kenapa, Cat? ehhhhhhh..” Gw di tarik sama Cathy. Dan pintu langsung ditutup dia.

“Gw udah tahu, semua tentang elo. Dari mana, elo kenal mama gw. Apa pekerjaan lo. Dan gw juga tahu, siapa yang punya apartemen ini. Gw tahu. Dan lo harus turutin gw!” Kata Cathy, sambil gw di dorong, ke kasur.

Shitttttt!
“Cat, gw udah tobat, Cat” kata gw.

“Ya, bagus. Berarti gw nggak butuh bayar, elo!” Kata Cathy.

Aduh emak. Ayo kuatkan dirimu Ge!
Tarik nafas! Hembuskan!
Tarik! Hembuskan!

“Cat janganlah, Cat. Lagian kok jadi gini?” Kata gw.

“Gw horny, denger mama gw cerita. Jadi, turutin aja!” Dia makin menekan gw. Badan gw udah ditekan sama dia.

Aduh mama sayange, tolonglah anakmu ini. Beta, mau mati, rasanya.
Lagian, kok, bisa-bisanya, tante SuS, cerita tentang gw, Ke Cathy?

“Lagian, lo, kan, nggak ada hubungan sama Monique. Jadi saat ini lo lagi kosong. Jadi lo ikutin, apa kata gw!” Tegas dia.

Hayah-hayah.
‘Monique, kakanda gugur dalam Medan perang. Kakanda harap, adinda, bisa melanjutkan hidup, tanpa kakanda. Jangan lupa, untuk menjadi ibu yang baik, untuk anak-anak, kita. Adinda akan selalu di hati kakanda. Wo Ai Ni’

Masih ada satu senjata. Setidaknya, harus di coba, sebelum gw mati.

“Jangan, Cat. Ada mama, lo!” Kata gw.

“Mama! Mama! Sini bentar, deh” teriak Cathy.

Walah, mau ngapain ini, anak?

Lalu tante SuS, masuk ke kamar.
“Cathy, kamu ngapain?” Tanya tante SuS.

“Kan, mama, yang ngomong, kalau mama jadi horny.

Mama lagi masturbasi, kan, tadi? Ayo, sini mah, pake yang asli. Cathy juga horny.” Jawab Cathy.

What the fuackkkk!
Holy, shiettttt!
Dame it!
Curezy mothefuckaa!
Ini anak gila!
Parah!
Tanpa takut ataupun basa-basi!

“Maksud kamu apa, Cat?” Tanya tante SuS.

“Udah, jangan malu-malu, mah. Mending kita sama-sama puas. Dari pada pakek dildo, doang” jawab Cathy.

“Cathy, kamu..” Kata tante SuS, berhenti bicara, akibat, bibirnya disosor si Cathy.

‘Bang-bang’
Gw, masuk dalam pusaran apa?
Nyesel, gw balik. Tahu gitu, gw stay di kost. Cari alasan apa, kek.

“Kayaknya kamu bener, Cat” jawab tante SuS.

Ah, Kelar idup gw.
Good bye, all. Semoga bisa menjadi orang yang lebih baik lagi, di kehidupan selanjutnya.

“Sorry, ya, Ge. Tapi tante, nggak tahan” kata tante SuS.

Dan dia langsung lahap bibir gw.
Gw pengen membalas, tamparan dia waktu pertama kali, kita, berhubungan. Tapi, gw nggak berani.
Jadi, terima aja, deh.

“Gw penasaran, sama wujud, dari penis, lo. Yang katanya sudah menaklukkan banyak perempuan” kata Cathy.

Dia membuka, celana gw.
Dan…
‘Tuing’
Lepas sudah, burung kesayangan gw, ke alam liar.

“Lumayan, juga. Tapi punya barang bagus, kalau nggak bisa make, percuma. Mending di potong” kata Cathy.

Buset, ini orang horor banget. Kalah si tante CaN.

Dan dia memasukan, barang gw, ke mulutnya.

Dan…..
Delisioso!
Sumpah, ini adalah yang terenak yang pernah gw rasakan.

Gw seperti terbang di ketinggian 40.000 kaki!
(Emang, kaya apa, rasanya? Gw belum pernah rasain. Gw terbang pake pesawat. Jadi cuma duduk, doang)

“Enak, ya, isepannya Cathy? Awas, ya! Kamu juga punya tugas” kata tante.
Lalu tante bangun dan mencopot, roknya, beserta CDnya.
Dan dia duduk, di wajah gw.

“Ayo, Ge! Tunggu apalagi” kata tante SuS.

Lalu gw jilati vagina, tante.

Hingga beberapa menit, dan bermenit-menit.

Nggak bisa. Ini tidak bisa dilanjut.
Dari tadi gw sudah diperbudak mereka berdua. Sebagai, pemimpin partai NASI, gw harus kuat!

Lalu gw bangkit dari keterpurukan.
Dan gw langsung bangun.

“Iyahhhhhhhh!” Teriak gw.
Tante SuS, langsung terpental kesamping, dan Cathy langsung berdiri.

Hahaha, gw lepas.

“Ini, nggak bisa dibiarkan. Saya harus……………..! Aktif. Bukanya jadi seorang pasif” kata gw.

Iya, betul. Gw punya mimpi buruk dengan tante Dominatrix. Dan gw nggak mau itu terulang.

“Wah-wah. Gw pikir, lo mau berhenti, bro. Ternyata, nggak kuat juga, lo” kata suara Sakti.

“Siapa yang tahan, men” kata gw.

“Kalau ini mau dilanjutkan, saya Gege, harus menjadi juara” Hem. Itulah seorang jendral.

“Hihi, Sorry, Ge, tante lupa kamu punya jiwa petarung. Cat, mending kamu ikutin dia. Jangan mimpin. Kamu bisa nyesel nanti” kata tente SuS.

“Hah, gitu? Nggak yakin aku” Kata Cathy.

“Mau bukti?” Tanya gw. Tanpa jawaban, gw langsung samber Cathy.

Gw jamah wajahnya. Gw ciumi wajahnya.
Dan tangan gw yang sudah sakti, turun kedalam, CD. Seakan-akan tangan gw, adalah tangan emas.
Mari kita, luluh kan sikapnya.
Gw arahkan, tangan gw, ke klitorisnya.
Gw sedikit usap, vaginanya.
Dan…..

“Ahh, oke gw nyerah. Lo, yang memimpin” kata dia.

Lalu gw tidurkan badanya Cathy, di kasur, sambil berciuman. Tante SuS, pun nggak tinggal diam.
Dia menciumi badan gw.

Lalu, bibir gw, turun ke lehernya. Kali ini, gw menciumi Cathy dari samping. Dan tante ikut menciumi leher, anaknya.

“Mhhhh…” Desah Cathy.

Tangan gw lalu membuka bajunya Cathy.

Begitu gw buka, beuhhhhhhhh!
Ibu ama anak, sama sexynya.
Lekukannya… Etah!
Nggak nahan gw, men.
Dan ternyata, branya udah di copot.
Mungkin dia sudah, panas.

Gw lalu memainkan, toketnya.
Gw hisap putingnya, sampai gw
pijat-pijat pangkal, toketnya.
Dan, gw merasakan sensasi tersendiri. Ntah ada apa, dengan anak ini.

Tante SuS, duduk di wajah, si Cathy. Dan Cathy menyambut vagina tante, dengan lidahnya.

Hingga akhirnya gw mau menikmati, vagina Cathy. Gw merubah posisi gw, tepat diantara kakinya.

Ketika gw membuka celananya, sama seperti atasnya, dia juga nggak pake CD. Luar biasa, benar-benar, nggak setengah-tengah.
Mungkin ini anak horny berat, kali. Jadi pas, gw pergi dia mencopot semua isinya.

(Apa, dia udah begitu dari kost????)

Vaginanya bersih, tanpa ada rambut. Kelihatannya higienis. Kayaknya, sering diajak nyalon.

Dan ketika gw menempelkan, lidah, gw….

“Shhhh, aahhhhhhh! Ge, enak” Desah, Cathy.

Padahal, baru disenggol dikit. Jangan-jangan lidah gw, juga sakti.

Wahahahaha! Awas, kau, Si Buta, dari gua kampret! Dendam Nyi Pelet, akan TERBALASKAN. Dengan lidah sakti dan tangan emas, aku akan menghancurkan engkau.

Hidup, Siluman Buaya Putih.

(‘Halah-halah, Ge…Ge. Mudah-mudahan, elo, sehat, ya)

(Ah, ini, kan, karya lo, thor. Bisa aja lo, Muji, gw)

(“Uwahh. Siapa yang Muji, lagi. Lanjut aja, thor! Jangan, kentang”)

Gw mainkan terus lidah, gw, di vaginanya. Klitorisnya, juga nggak luput dari, lidah gw.

Gw lihat, tante SuS, juga sudah mulai menjilati, toketnya si Cathy.
Si Cathy, nggak menjilati vagina emaknya lagi.

“Ouuuhhhhhhh, mam!” Lenguh, si Cathy.
Gw merasakan bahwa, vagina Cathy, semakin basah.

Beberapa lama kemudian, kita berubah ke posisi 69. Gw dibawah, Cathy diatas dan tante SuS, ikut menjilati vagina Cathy.

“Haaaah!” Teriak Cathy.

Bisa dibilang, Cathy lebih banyak menikmati dibanding, ngulum penis gw. Padahal gw pengen ngerasain, sepongannya dia, lagi.
Sayang sekali.

Hingga tante SuS bangun, dan menuju lemari. Mau ngapain tante??

Si tante, mengambil strap-on dildo, lagi! Dan dua sisi lagi!
Kok, tante SuS, bisa tahu???????
Itu, kan, lemari tante BeR.

“Tan, tante kok tahu, ada gituan?” Tanya gw.

“Kan, tante pernah ngomong, kalau tante sama tante Berlian, sering beginian” jawab tante SuS.

“Terus, siapa yang pake, mah?” Tanya si Cathy.

“Terserah. Kamu mau pake?” Tanya tante SuS.

Jangan-jangan. Ntar Kalo dia yang make, bokong gw yang disodok. Nggak lagi-lagi, deh.

“Nggak, ah. Biar mama, aja. Aku mau rasain, punyanya Gege” jawab Cathy. Ternyata, gw masih dilindungi.

“Ya, udah. Mama yang make, ya. Anak mama, mau makein?” Tanya tante SuS.

“Boleh” jawab dia.

Dan selanjutnya, gw melihat keerotisan luar biasa. Gw sampe tutup mata. Takut, bintititan.

Apalagi, mereka ibu dan anak, yang mesra, semesra lesbian.

Gw merasa deja vu. Kok, kayaknya gw pernah, melihat dua lesbian erotis, ya?? Dimana, gitu??

Kirim jawabannya, ke nomor dibawah ini
021-00000000069

“Nah, udah. Mama jadi lucu. Ada batangnya” kata Cathy.

“Hihihi. Siap-siap, aja, kamu, Cat. Rrrrrrrrr” kata tante SuS.

“Tapi ini, bakal jadi kedua kalinya, Cathy ngesex, loh” kata Cathy.

“Oh, iya. Jujur kamu?” Tanya tante.

“Iyalah. Kita udah sampe begini, ngapain Cathy bohong lagi” jawab Cathy.

Gw pikir, ini anak sudah menaklukkan 1000 laki-laki. Ternyata, gw lebih ahli menaklukkan lawan jenis.

“Udah, yo. Kasian si Gege. Udah tegang” kata tante SuS.

Elah, dalah. Perhatian banget.

“Oke” jawab Cathy.

Lalu, mereka berdua menuju kearah gw.
Kok, gw deg-deggan, ya.

Lalu Cathy, langsung naik, ke atas gw.

“Gw masukin ya, Cat” kata gw.

“Iya. Gw udah nggak tahan” jawab dia.

Dan…
‘Blussssss’
Gw masukan penis gw, perlahan-lahan ke vaginanya.
Buset, emak sama anak, rapet-rapet.
Minum jamu tolak longgar kali, ya.

Gw memulai memaju mundurkan badan gw. Cathy juga ikut menggerakkan badanya.
Tante SuS, juga nggak mau ketinggalan. Dia memasukan, batang palsunya ke bokong Cathy, yang sepertinya masih perawan.

“Cat, mama masukin, ya” kata tante SuS. Dan dibalas dengan anggukan.

Gw merasakan gerakan-gerakan dari Bokongnya si Cathy.
Penis gw serasa di urut.

“Ahhhhhhhhhhhhhhh. Pelan, dikit mam!” Teriak Cathy.

“Ini udah, pelan,kok, sayang. Nanti juga enak” jawab tante.
Untuk pertama kalinya, gw melihat, seorang ibu, memerawani pantat putrinya sendiri.

Dan kita melanjutkan proses maju mundur pantat, masing-masing.

“Ouhh. Ge…..punya l…enak juga” kata Cathy. Cathy, pun, mencium bibir gw.

Huuu, ada yang menikmati, rupanya.

Beberapa lama, kita ganti, posisi.
Kita berdiri, dan Cathy ada di tengah. Gw mulai bekerja lagi.

Gw menggendong Cathy, supaya tante lebih leluasa.

“Ahhhhh.! Yessss!” Teriak Cathy.

Beberapa menit kemudian, Gw merasakan, gejolak dalam diri gw.

“Aku, mau keluar” teriak gw.

“Diluar, Ge!” Kata Cathy.

Bagus. Aman-aman.

Lalu gw dan tante, mencabut batang masing-masing.
Cathy dan tante langsung duduk didepan gw.
Dan mereka mengocok penis gw.

“Ahhhh, Cat, tan, aku mau keluar!”
Si Cathy langsung ngulum penis gw.
Dan….

‘Crottttt’
Gw keluar didalam mulut Cathy.

Setelah, penis gw selesai mengeluarkan laharnya, tante SuS dan Cathy, berciuman, dengan saling bertukar sperma.

Oke. Ini over erotis. Gw rasa, habis ini, gw akan ketemu mbah dukun. Supaya mata gw nggak bintititan.

“Apa, hubungannya, bro?” Tanya suara Sakti.

“Nggak ada, sih. Pengen, aja”

“Ge, gw puas juga” kata Cathy.

I did a great job.

[table id=AdsTbet /]

Karena mereka masih hot, kita melanjutkan beberapa ronde, lagi.
Dan si author, udah capek buat menulis bagian sexnya.
Jadi harap di maklum. Mungkin dia pusing. Mau bikin kayak gimana lagi.
Jadi kita lanjut ke sesi pillow talk.

“Ge, lo mantep juga, ya. Tahu gitu dari dulu, deh” kata Cathy.
Iya lo enak, gw tepar.

“Kan, Mama bilang juga apa” kata tante SuS.

“Hehehehe” Gw cuma cengengesan.

Saat ini gw tiduran di antara mereka berdua. Gw lagi di peluk sama Cathy.
Haduh, gw jadi kepikiran adinda Monique. Dosa besar gw.

“Ngomong-ngomong, Ge, lo sama Monique, udah sampe tahap apa?” Tanya Cathy. Pake ditanya lagi.
Orang gw lagi merasa berdosa. Timing lo, pas banget, Cat. Sumpah!

“Pacaran aja belon, Cat. Belon ngapa-ngapain, lah” jawab gw.

“Oh, jadi, kalian, bener, belum pacaran. Gw pikir, elo berdua masih nutup-nutupin” kata Cathy. Gw juga pengennya, udah pacaran.

“Emang, kamu naksir dia, Ge?” Tanya tante SuS.

“Yah, kira-kira begitu, deh, tan” jawab gw.

“Nah, loh. Cat, kamu gimana, dong?” Tanya tante SuS.

Waduh, ada apa, nih.

“Nggak. Cathy, mah, nggak naksir si Gege. Kan, dia, udah kayak abangnya Cathy. Tapi, Kalo sama Gege kecil, Cathy naksir. Iya, nggak, bang” kata dia sambil memainkan alisnya.

“Oh. Mama pikir, kamu naksir Gege” kata tante SuS.

“Nggak mungkinlah, mam” jawab dia.

Kok, gw merasa direndahkan, ya?? Apa cuma perasaan gw, yang terlalu sensitive?

“Ngomong-ngomong, gimana pengacara, yang kemarin kamu bilang, Ge?” Tanya tante.

“Saya, tadi udah, nanya bapak saya, buat menanyakan, pengacaranya. Mungkin supaya bisa bantu, bapak saya akan menemui beliau, setelah beberapa hari ini. Soalnya kalo sama saya, doang, takutnya nggak digubris” jawab gw.

“Oh. Makasih, ya, Ge” kata tante.

“Emang, siapa, pengacaranya?” Tanya Cathy.

“Coolman London Hutapea. Mantep, kan” jawab gw.

“Oh. Yang sering di tv, ya. Ntar mama diembat, lagi” kata Cathy.

“Makanya, ada bapak gw. Biar tidak terjadi, hal-hal, yang tidak diinginkan kita, tapi diinginkan oleh dia” kata gw.

“Oke, deh. Tante percaya, kamu. Thank you, ya, Ge” kata tante.

“Sip, tan. Btw, mau balik sekarang nggak?” Tanya gw.

“Ya udah, gw mau siraman, dulu” kata Cathy, bangun dari tempat tidur.

“Mama ikut, siraman, dong, Cat” tante langsung menyusul.

Apa yang akan terjadi???

“Ge, ikut, yuk!” Tangan gw ditarik Cathy.

[table id=AdsTbet /]

********************
| Demi kenyamanan pemirsa,
| Adegan di kamar mandi,
| Tidak kami tayangkan.
********************

“Cat, mau langsung pulang, apa makan dulu?” Tanya gw ketika, kita lagi dalam perjalanan pulang.

“Udah, laper, sih. Tapi bingun mau makan, apa. Monique udah balik, belum, ya? Tapi, ntar dia capek, lagi. Makan dulu, deh” jawab dia.

“Oke”

Lalu, kita menuju, tempat makan.
Dari tadi, keluar dari apartemen, hari udah malam, jadi lumayan banyak tukang penjual makanan murah tapi mantep. Jadi bisalah, gw yang bayarin. Sekali-kali.

“Ge, kok, lo mau, sih, bantuin, gw sama nyokap?” Tanya Cathy, sambil kita makan.

“Nggak, papah. Biar ada kegiatan. Awalnya, pengen biar lo ketemu nyokap lo, aja. Tapi jadi lanjut” jawab gw.

“Menurut lo, kita bakal awkward nggak, setelah kejadian ini?” Tanya dia.

Lah, Kalo gw udah pernah sama si Dewi.

“Gw, mah, kagak. Nggak tahu deh, elo” kata gw.

“Nggak, kayanya. Kalo, lo nggak, gw mungkin lebih santai. Tapi, kira-kira, bakal lagi, gak?” Tanya dia.
Ini, anak lagi mancing gw, apa gimana??

“Jujur, ya, Cat. Secara pribadi, gw mau. Tapi, gw yang sedang kasmaran ini, rasanya nggak mungkin” kata gw. Walaupun gw nggak yakin, juga. Tapi gw harus berusaha demi Monique.

“Gitu, ya. Sayang, dong. Padahal gw kayaknya, pengen lanjut” kata dia.

“Ntar, Kalo gw ditolak Monique. Baru lagi” kata gw.

“Yee, gw pelarian, dong” kata dia.

“Emang, lo nggak punya pacar, Cat?” Tanya gw.

“Nggak. Terakhir gw ditinggal ke luar negeri. Males pacaran lagi. Ntar aja” jawab dia.

“Hebat juga, lo. Gw pikir demen, pacaran” kata gw.

“Nggak. Gw nggak gampang cocok sama cowok. Kayak, elo, nih. Biar kata gw demen sama permainan lo, tapi gw nggak cocok sama lo. Lo aneh” kata dia.
Kebenaran telah diucapkan.

“Yah, padahal elo cadangan, gw” kata gw.

“Halah, sejak kapan. Paling sejak tadi” kata dia.

“Nah, tuh, tahu”

“Eh, by the way, di kost, pas gw pulang, nggak orang. Dan gw nggak bawa kunci” kata gw.

“Nah loh. Gw juga nggak bawa. Mampus” kata dia.

“Terus gimana?” Tanya gw.

“Coba, tanya temen lo. Siapa kek” kata dia.

Siapa, ya?
Coba, yang jomblo?
Jomblo semua. Cuma Kevin yang punya pacar.
Tapi si Alex, kan, Don Juan. Paling lagi tebar pesona.
Radit??? Jangan diharapkan.
Nah, tinggal orang itu.

Lalu gw menelpon si Boni.
Gw: “halo, Bon, lo dimana?”

Boni: “lagi, di kost”

Gw: “oke, deh. Lo nggak keluarkan?”

Boni: “bentar lagi keluar”

Gw: “mau keluar?”

Boni: “nggak. barusan udah keluar”
Hee????

Gw: “lo ngapain, sih, Bon?”

Boni: “lagi, EE”

Gw: “……………..”

Boni: “……………..”

Gw: “……………..”

Boni: “……………..”

‘Plung’
Terdengar suara di seberang sana.
Gw: “berapa biji?”

Boni: “dua. Kecil-kecil”

Gw: “ya, udah lanjut”

Boni: “oke”

“Kok, muka, lo, langsung pucat, gitu, Ge?” Tanya dia.

“Gw abis mendengar, penyembahan berhala” jawab gw, datar.

“Nah, kan. Gw bilang juga, apa. Lo tuh, aneh” kata dia.

[table id=Lgcash88 /]

“Makasih ya, Ge. Buat semuanya” kata Cathy, ketika kita nyampe kost.

“Iya, neng. Santai, aja” jawab gw.

“Gw, kamar dulu, ya” kata dia.

“Oke”

‘Cup’
Gw dikasih hadiah kecupan di pipi oleh dia.
Lumayan. Buat koleksi.

Lalu gw juga masuk ke kamar gw.

Ah, ngantuk juga hari ini. Besok terjadi apa, ya?
Ah lupakanlah.
Akan gw ambil quote dari seseorang, yang pas dengan moto gw.
Masalah besok, akan gw serahkan, ke gw yang besok.

Mau nonton bentar, deh.

Lalu gw menyetel TV.

Kalau dipikir-pikir, gw berhasil mengalahkan Jakarta. Walaupun, nggak dapet duit, tetep aja gw dapet nikmat. Wuahahahahaha.

Tiba-tiba, chanel TV berubah, jadi saluran berita. Cuaca di kost, langsung hujan deras.

“Angin kencang, hujan deras, dan banjir menerjang Jakarta. Dilaporkan korban PHP, semakin banyak, akibat peristiwa ini. Apakah ini kemarahan, Jakarta, kepada warganya? Siapa yang tahu. Yang jelas, ini dingin. Saya menggigil. Sumpah. Saya mendapat kabar, bahwa seseorang harus bertanggung jawab” gw matikan tv nya.

“Ampun, bang. Saya bakal, kasih sesajen. Mau apa, bang? Ntar email, saya, aja. Ijin tidur dulu ya bang” kata gw.

[table id=Ads4D /]

“Hai, mas ganteng” suara mbak Lastri, tiduran di samping kanan gw.

“Huwaahhhhh!” Gw kaget.

“Halo, Gege. si Robby payah. Kamu aja, ya” kata tante Harambe, di samping kiri gw.

“Haaa, ampunnnn” teriak gw.

Dan tangan gw sudah keikat. Plus gw juga udah telanjang.
Shitt! Wat hepen? Aya naon?

‘Pletass!’
“Hai, Ge” Hah, tante Dominatrix!

“Sorry, ya. Tapi kali ini, bukan saya yang masukin kamu” kata si Dominatrix.

“Eike, yang nyoblos deseu”
OMG! Tante Deborrahhh!

“Eike, tusuk, ya”

“Aaaaaaaahhhhhhhhkkkkkkkkk!”

[table id=AdsLapakPk /]

“Hah-hah, untung cuma mimpi. Gila, gw lagi di guna-guna, nih”
Ini, lebih dari mimpi buruk.

Coba gw tidur lagi, deh.
Lau, gw memejamkan mata.

“Eh, deseu balik lagi”

Oke, gw nggak akan tidur.
Baru, mejemin mata.
Hiii!

‘Kuku-eong!’
Barton dan ayam berduet di pagi, hari. Dan gw nggak tidur, sama sekali. Gw ngantuk berat, cuy. Dan hujan, masih belum berhenti.

Mata gw udah sepet-sepet.
Tapi, gw masih akan berusaha, tidak tidur. Tahan-tahan.

Hingga akhirnya, gw nggak kuat.

“Nah, mas ganteng, dateng lagi”

“Uwaahhhhhhhhhhh”

Gw bangun, dan langsung menuju taman.
Gw bersujud dibawah hujan yang begitu deras.

“Jakarta! Inikah yang engkau mau! Oke gw nyerah! Tapi biarkan gw tidur!” Gw berteriak.

‘Duarrr’
Petir, menggelar dengan keras.

“Terus lo maunya apa???”

‘Dommm’
Petir, yang lebih kecil.

“Oke, kita damai”

‘Ting’
“Peace”

Hah, badan gw basah semua, deh.
Lalu gw masuk keruang tamu.

“Vin, kok, basah gitu” kata Monique.

“Abis mendramatisir, suasana. Biar seru” jawab gw.

“Tuhkan, mulai aneh-aneh”

Halaman Utama : Kehidupan Di Jakarta

BERSAMBUNG – Kehidupan Di Jakarta Part 49-50 | Kehidupan Di Jakarta Part 49-50 – BERSAMBUNG

Selanjutnya ( Part 47-48 ) | ( Part 51-52 ) Selanjutnya