Buku Lawas Part 20

0
1496

Buku Lawas Part 20

Paijo Edan

Begitu Paijo masuk kamar ruang makan yang sekaligus ruang tengah sepi.

“Pa, kasihan sekali ya Paijo, kayaknya habis2an bener dia pa, duh gusti”
“Iya ma, papa sampai ga bisa ngomong ma, kamu masakin saja yang enak2 ma biar setidaknya makannya enak”

“Kira2 Astrid harus diapain ya pa kok sampai kita ga boleh lihat, tadi lihat tuan Nakanishi dipukuli begitu mas Kresna pengen nangis mbayangin Astrid ma.
Hiks hiks hiks…
Duh anak itu sejak kecil selalu sakit2an terus..
Kasihan”

“Husssh, kamu ngomong apa Kresna, papa mama juga kasihan sama Astrid, cuma kali ini kita harus tegar dan percaya dengan Paijo.

Dia sudah berusaha keras mengobati, jangan buat macam2 yang bisa mengendorkan usahanya mengobati adekmu”

“Baik pa ma, maafkan Kresna pa ma”

“Kamu lihat sendiri bagaimana loyonya Paijo tetapi tetap saja dia berusaha keras mengobati tuan Nakanishi.

Itupun minta makan saja dengan cara yang paling sopan. Duuh papa sampai malu kalau melihat batapa dia rendah hati selama ini.

Kita semua ini satu persatu punya hutang budi pada dia. Semuanya. Tolong jangan bicara yang merendahkan dirinya sebagai manusia”

“Iya pa, maafkan Kresna pa”

“Iya, kamu bantu papa menunggui tuan Nakanishi yang juga gurumu, kalau bangun tolong beliau minum ramuannya ya nak, kamu ga bisa ngobati, setidaknya berbuat hal2 yang kami bisa untuk gurumu, itu baru murid utama nak”

“Siap pa, akhirnya tenaga Kresna ada yang bisa disumbangkan sekalipun sedikit”

“Ha ha ha itu baru anak papa”

***

“Duuh mbak Jum, kok jadinya semuanya sakit parah ya? Apalagi mbak Astrid, kok kayaknya sakitnya serius ya?”

“Hhhaaashh mbak Astrid dulu sering banget pingsan, ada benjolan di kepalanya dak tahu apa namanya, cuma tuan dan nyonya suka nangis kalau lagi ingat mbak Astrid”

“Hhaahhhh kasihan ya, mana orangnya baik lagi, dduuh mudah2an Paijo bisa menyembuhkan sakitnya mbak Astrid.
Tini jadi menangis semalam melihatnya, apalagi pagi tadi ”

“Iya, kita pokoknya mbantu yang bisa kita lakukan lah, yuk cepat masakin makanan buat mbak Astrid dan Paijo ya. Sejak pagi tadi sampai sekarang belum makan itu duh”

“Baik mbak, aku bagian buah2annya saja ya, Tini biar buat supnya”

Semua pembantu mencoba memberikan kemampuannya yang terbaik mengingat bahwa yang sakit benar2 baik pada mereka selama ini

Mas Dodik tanpa diminta juga membersihkan halaman tanpa diminta siapapun. Semua mencoba segala yang mereka bisa untuk setidaknya meringankan beban.

***

Pukul 11 malam pintu kamar terbuka.
Tampak keluar Paijo yang dengan gontai berjalan keluar.

“Pakdhe budhe, saya minta tolong jagain Astrid ya, saya harus keluar sebentar dihalaman”

Entah kenapa tanpa mendengar jawaban apapun, Paijo terus saja keluar rumah menuju halaman. Wajah Paijo benar2 tampak kuyu dan langkahnya menunjukkan betapa lelahnya dirinya.

Begitu di halaman, Paijo duduk bersila di rerumputan kemudian melakukan pernafasan dan tenggelam dalam lakunya.

Wajah Paijo kemudian berubah tenang damai dan kelihatan sangat sejuk. Jauh berbeda dengan kondisi sebelum “semedi”

Dunia Paijo seakan berhenti
Semuanya beku
Semuanya mati
Semuanya sunyi

***

Astrid bangun jam 12 malam, pertama kali dilihatnya papa mamanya Astrid tersenyum damai, tapi kala dilihat sekelilingnya tak ditemukannya Paijo, dirinya nampak bersedih hati.

“Paijo sedang dihalaman belakang nak, sedang semedi menenangkan pikiran. Pesan Paijo kamu makan dulu ya nak, mama suapin ya”

“Mmmm baik ma”

Astridpun makan dengan lahap apapun yang disuapkan padanya, sesungguhnya memang Astrid sedang lapar dan membutuhkan makanan untuk mengganjal perutnya. Setidaknya perutnya sudah 18 jam tak terisi sedikitpun kecuali air minum saja dan itupun sedikit.

Sebentar saja Astrid menghabiskan seluruh makanan yang memang disiapkan untuknya termasuk.jus buah dan buah2an potongnya.

“Ma, makasih ya sudah menyuapi Astrid”
“Duuh anak mama ini bilang apa tho, mama ini sayang sama Astrid nak, jangankan menyuapi Astrid, nyawa mama saja pasti mama serahkan kalau perlu”

“Hi hi hi iya ma iya, makasih ya ma, sudah menjadi mama Astrid”
“Dduh… kamu ini ya, sini mama peluk nak”

“Eh ma, selama ini mama sering tengkar sama papa ga?”
“Iishhh jadi tadi Paijo keluar diam2an itu gara2 marahan sama Astrid ya?”

“Iih mama ditanya malah nanya, jawab dulu dong ma”
“Mmm marahan antara suami istri itu wajar nak, papa dan mama sering kok marahan, cuma selalu salah satu mengalah dan minta maaf dan masalahnya jadi clear”

“Mmm kalau marahannya paling lama segimana ma?”
“Hi hi hi, mama jadi kepo nih, Astrid lagi marahan soal apa nak ?”
“Iiih mama mesti kok, jawab dulu”

“Iya deh iya, mama paling marahan selama sehari dah itu mama atau papa atau duaduanya pasti ga betah dan saling mengalah deh kayaknya. Pernah hampir 2 hari, itupun ga penuh dua hari kesananya baikan lagi kok”

“Ma, Astrid tadi marah sama Paijo ma, Astrid sih kasihan ma sama Paijo dah capek masih juga terus maksa berusaha mengobati Astrid. Makanya tadi Astrid sempat marah maksa Paijo berhenti sejenak untuk istirahat, tapi Paijonya ga mau dan maksa. Astrid sempat bentak2 tapi Paijonya maksa ma….

Astrid kasihan sama Paijo, ga tega lihat dia begitu loyo, mendingan Astrid mati saja daripada lihat Paijo sangat menderita ma

Hiks hiks hiks”

“Hi hi hi, Astrid ini, harusnya bahagia memiliki kekasih yang begitu sayangnya sampai melakukan apa saja mengorbankan apa saja demi kekasihnya, jaman sekarang mana ada yang seperti Paijo sayang ?

Hormati dia dengan menghargai pengorbananya sayang, jangan meremehkannya apalagi seolah memganggapnya tak penting ya sayang.

Sana gih minta maaf, masa Astrid ga mau jadi istri yang baik mmmmm?”

“Iya ma, Astrid mau nengokin Paijo ma, pasti sakit hati karena sikap Astrid ma, tapi sebentar ya ma, Astrid biar kuat dulu jalan kesana nya ma”

“Iya anakku iya, ingat pesan mama ya nak, jadilah istri yang menyenangkan suamimu ya nak”

“Baik ma, terima kasih ya ma”

Ternyata, sebelum Astrid beranjak mencari Paijo, Paijo sudah masuk ke kamar duluan dan langsung menyapa Astrid seolah tahu kalau Astrid sudah bangun dan makan….

“Eh sayang sudah makan ya?”
“Iya mas, mas Paijo sudah makan ?”
“Syukurlah, mas masih belum boleh makan, tapi ga papa kok mas pernah sama tuan nakanishi 3 hari ga makan juga kok”

“Mas Paijo maafkan Astrid ya mas, tadi Astrid marah2 sama mas”
“Ha ha ha, ga papa kok sayang, mas seneng kok dimarahi, ha ha ha itu khan tandanya sayang. Tapi kalau bisa jangan sering2 ya marah2nya ya sayang”

“Iya mas iya, Astrid coba ga marah2 terus ya mas”
“Dan nurut sama mas ya sayang”
“Iya mas, Astrid akan belajar jadi istri yang baik”

“Budhe, bisa minta tolong panggil Pakdhe dan mas Kresna ? Maaf ya Budhe Paijo sudah kurang ajar menyuruh budhe maaf budhe.”

“Iisssh ga pap nak, kamu ngobrol dulu sama istrimu hi hi hi dia lagi kangen tuh”

“Iya ma iya, Paijo akan sayang2an dulu deh”

***

“Pakdhe budhe dan Mas Kresna, begini saya ingin bercerita tentang penyakit Astrid, mungkin pakdhe budhe dan mas Kresna bertanya2 tentang perkembangan penyakit Astrid.

Beginoi pakdhe budhe dan mas Kresna, penyakit Astrid Alhamdulillah ternyata bisa disembuhkan sepertinya lebih cepat dari dugaan semula yang lamanya 3 minggu, cuma dengan berbagai terobosan dan bantuan tenaga tuan Nakanishi saat ini penyakit Astrid insyaAllab tinggal 20% lagi menuju kesembuhan.

Habis ini Paijo akan melakukan tindakan terakhir dengan menyalurkan tenaga inti bumi dan embun yang tadi Paijo kumpulkan tadi di halaman.

Sayang kamu siap khan mentaati segala perintah mas?”

“Siap mas”
“Meski penuh penderitaan ?”
“Siap ikuti kata2 mas meski penuh penderitaan”
“Terimakasih sayangku”
“Sama2 sayangku cintaku”

“Nah untuk langkah terakhir Paijo tak ingin, banar2 tak ingin pakdhe budhe dan mas Kresna melihatnya karena takut nanti saking tak tahannya akan menganggu proses pengobatan karena kali ini Astrid akan benar2 nampak menderita.

Tapi saya minta tolong dengan sangat 1 jam dari sekarang pakdhe budhe dan mas Kresna membantu Astrid untuk bangun dan menidurkannya, semua instruksi Paijo tulis di surat tersendiri, sebab saat itu Paijo juga mungkin ga mampu bangun, Bisa ?”

“Kami ikut saja nak, kamu lakukan apa yang harus kamu lakukan nak kami 1 jam dr sekarang akan ikuti instruksimu”

“Terima kasih, maaf silahkan keluar, maaf pakdhe budhe dan mas Kresna Paijo bukan bermaksud mengusir”

“Baik nak…. Silahkan melanjutkan proses pengobatan”

***

Satu Jam Kemudian….

Di dalam kamar tampak tergeletak 2 orang anak manusia dalam kondisi yang tidak sadar namun wajah mereka tampak berseri2 bercahaya gilang gemilang.

Tampak Astrid tersenyum manis dalam diamnya
Paijo juga .

Di meja ditemukan sebuah surat yang ditulis Paijo.

Pakdhe dan Budhe yang saya hormati
Mas Kresna yang baik hati

Kalau membaca surat ini itu berarti saya dan Astrid dalam kondisi “mati”
Istilah di kitab yang menyatakan kami dalam istirahat panjang yang sangat lama, boleh jadi lebih dari 3 hari.

Saat ini seluruh daya hidup kami tidak bekerja, semua daya hanya untuk “mati” istirahat dalam untuk menyusun kembali kerusakan dan menyembuhkan sakit.

Pakdhe dan Budhe serta mas Kresna…
Tolong baringkan Astrid dan saya berdampingan dengan tangan kami berpegangan.
Tolong selimuti kami

Dan biarkan kami “tidur” agak lama

Semoga tak lama lagi Astrid Baru hidup kembali

NB : makanan kami selama 2 hari pertama bangun adalah telur ayam kampung diaduk dengan madu itu saja.

Tampak wajah bersyukur papa mama Astrid dan mas Kresna yang sangat lega serta penuh kesyukuran.

Mereka kemudian merebahkan Astrid dan Paijo berdampingan dengan telapak tangan mereka saling menggenggam.

Wajah keduanya seolah memang sedang tidur, bukan seperti pingsan, benar2 tidur yang dalam yang diistilahkan “mati” oleh Paijo.

Nafas mereka perlahan dan teratur satu2.
Wajah mereka benar2 teduh dan damai.

***

24 jam pertama, Astrid dan Paijo masih terbaring dalam damai.

24 jam kedua mereka masih juga belum bangun.

Hari ketiga pagi2 sekali Astrid bangun terlebih dulu.
Wajahnya gilang gemilang seolah kecantikannya bertambah berlipat lipat.

Astrid memandangi Paijo kekasihnya sambil tersenyum mesra…

“Sayang kok ga bangun? Bangun doong, hi hi hi Astrid cium nih kalau ga bangun”
“Eeh beneran nih?, ya sudah Paijo tidur saja dulu lagi”

“Mmuuaach”
“Masa cuma sekali?”

“Iih muuuach muuuach muuach”

Ketika itu kebegulan mama Astrid masuk kamar

“Hei putri mama bangun2 kok udah sayang2an sih hi hi hi, sebentar mama buatin makanannya ya hi hi hi”

“Iiih mama, maaf ya ma, Astrid masih lemes ma belum bisa bangun, terima kasih ma sudah repot2 terus buat Astrid”

“Hussh bicara apa sih Astrid, mama bahagia sekali lihat kamu bisa sehat, ini nak yuk diminum ya biar cepet pulih”

“Iya ma makasih, habis ini buatin mas Paijo ya ma”
“Iya nak iya”

“Siniin ma, biar Astrid yang meminumkan ke mas Paijo deh ma”

“Hi hi hi, iya nak iya….”

***

Satu jam setelah bangun dan minum telur ayam kampung plus madu, Astrid dan Paijo bisa bangun dari tempat tidur dan mandi.

Astrid dulu yang pergi mandi, baru kemudian Paijo. Mereka akhirnya mandi bergantian setelah lama berargumentasi soal mandi bareng.

Astrid pengen mereka mandi bersama tapi Paijo tidak mau karena mereka belum menikah secara resmi. Paijo berkeras seperti itu sebenarnya demi nama baik Astrid juga, untungnya Astrid bisa diberi pengertian.

Tapi yang pasti, kemanjaan Astrid menjadi sangat luar biasa setelah kesembuhannya. Hampir2 Paijo tidak bisa kemana2 karenanya.

***

Melihat itu, mama Astrid tersenyum dan kala saat Astrid sendirian manyun2 gara2 Paijo sedang merawat bonsai2nya bersama tuan Nakanishi, mama Astrid menghampirinya dan memeluk anak gadisnya.

“Sayang, anakku yang cantik, kamu ingin Paijo pergi dari rumah ini kah?”

“Iiih mama kok bilang gitu?”
“Hi hi hi, sini sayang mama kasih tahu sesuatu, papamu itu senang bermain catur dan ngobrol dengan teman2nya, mama ga pernah ikut, bisa dibilang jarang kalaupun pernah, tahu kenapa ?”

“Mmmm mama ga sayang papa kah?”
“Iiiisssh justru mama sayang papamu nak, kalau ga sayang dan cinta mana mungkin betah hidup berdua puluhan tahun nak?”

“Terus kenapa mama biarin papa jalan sendiri dengan teman2nya?”

“Karena mama bukan pengasuhnya nak, mama itu istrinya yang harus mendukungnya apapu kondisinya nak

Papamu juga perlu hidup dengan temannya juga, perlu jadi dirinya sendirilah dan mama tak ingin jadi penghalang cita2nya

Itulah sebabnya papamu bisa jadi Grand Master Internasional, bisa punya reputasi dan kebanggaan, bisa jadi panutan banyak orang

Coba kalau mama serba melarang, papamu bisa frustasi dan mencari wanita lain diluaran sana dan mama bisa ditinggalkan merana

Lelaki itu perlu bergaul dan menjadi dirinya sendiri serta berprestasi agar diakui keberadaannya nak.

Sayang itu mendukung bukan mengekang
Cinta itu memberikan semangat bukan malah marah2 terus nak

Astrid anakku sayang paham maksud mama?”

“Iya ma Astrid paham ma, tapi khan Astrid perlu disayang ma?”
“Hi hi hi, mama juga perlu disayang nak, papamu kelihatan sayang nggak sama mama?”
“Iya sih, papa sangat sayang sama mama”

“Kenapa? Karena mama selalu berada disamping papa kala dibutuhkan, mama juga kadang harus merelakan papa kala harus pergi jauh mengejar impiannya sambil menahan rindu.

Karena itu papamu selalu pulang, karena rindu juga.
Karena itu papamu berprestasi karena ingin melihat mama bangga dan dibanggakan oleh teman2 mama karena bersuamikan lelaki hebat

Mama adalah rumah papa kala rindu, bukan wanita lain.
Mama begitu karena cinta mama tidak buta untuk kepentingan mama seorang, tapi justru untuk kepentingan papamu.

Peran istri atau kekasih ya begitu, bukan dilayani tetapi melayani.
Bukan minta tapi memberi
Bukan menuntut tapi mendukung nak

Justru dengan itu suami atau kekasihmu akan memberikan semua hatinya kepadamu tak akan tersisa buat wanita lain.

Kekasihmu akan mengingatmu saat menerima kebahagiaan di saat pertama, bukan yang lain.

Kekasihmu akan melimpahimu dengan kasih sayangnya cintanya kepadamu, bukan yang lain.

Berilah dulu
Dukunglah dulu
Muliakanlah dulu
Sayangi dulu

Kamu akan memdapatkan semuanya.
Itulah wanita utama yang sejati.
Dengan itu kamu bisa memiliki kekasihmu secara mutlak nak

Paham kah anakku sayang?”

“Hiks hiks hiks, jadi selama ini Astrid keliru ya ma dalam mengartikan cinta kepada suami?”

“Mmm bukan keliru tapi agak sedikit buta nak, harus kamu rubah itu.

Satu lagi, kalau kamu ingin dimuliakan suamimu, muliakan ibunya dulu, hormati dan sayangi setulus hatimu.

Kamu harus menjadi orang yang pertama yang meladeninya, kamu harus jadi orang yang pertama mengingatkan suamimu untuk melayani ibunya dengan memberikan pelayanan pada ibunya.

Dengan itu kemuliaanmu akan menjadi lebih bersinar nak”

“Baik ma, Astrid akan mengubah sikap Astrid karena Astrid sangat sayang dan cinta dengan mas Paijo”

“Mmmm memang Astrid anak mama yang luar biasa. Wanita idaman, dewi bagi kekasihnya, sudah ya, jangan manyun2 terus mending kamu cari tahu kesukaa tuan Nakanishi itu apa, coba buatin masakan kesukaan guru kekasihmu.

Nanti lihat bagaimana kekasihmu memperlakukanmu nak”

“Baik ma, terimakasih ma sudah mengingatkan Astrid.

***

“Waaah ini siapa yang masak? Enak banget rasanya”
“Ini masakan Astrid tuan Nakanishi, hi hi hi biar tuan tak bosan disini mengajari mas Paijo tuan, biar mas Paijo jadi orang hebat”

“Ha ha ha, Atmo anakmu rupanya sama liciknya dengan kamu ya, ha ha ha
Baik anakku sayang, Paijo akan aku jadikan orang hebat, tapi kamu harus memasakkan makanan buat ku selama disini ya”

“Siap tuan, tapi janji ya tuan terus mengajari Paijo”
“ha ha ha siap aku janji ha ha ha, duuh enaknya, aku harus nambah ini, ha ha ha”

“Ha ha ha sebenarnya kamu itu hang curang, bajingan betul kau, Paijo itu muridmu kok anakku kamu suruh masak biar kamu ngajari yang bener, dasar guru kemplo kamu ha ha ha, duh tapi memang kok kalau anak gadis sudah tertarik keluar, papa sendiri pun diporotinya.
Masa aku suruh ngajari Paijo kemplo main catur yang bener?

Ha ha ha memangnya selama ini bapaknya guru kemplo apa Astrid, nanti coba kamu lihat, itu Paijo minimal dapat juara 2 itu”

“Ha ha ha kalau cuma juara dua, jangan pakai gelar muridku lah…
Bikin kheki aku saja…
Paijo, kamj belajar yang baik ya, murid dogol awas kalau kamu sampai ga juara tak edel2 kamu.
Ha ha ha”

Paijo pun akhirnya tersenyum2 sendiri dengan obrolan kedua orang yang menjadi gurunya. Semangatnya terbakar untuk belajar main catur dan bonsai mumpung kedua2nya sekarang ini satu rumah.

“Baik Pakdhe, baik tuan Paijo akan berjuang utk jadi juara pertama, soalnya Paijo pengen jadi Grand Master seperti pakdhe dan tuan Nakanishi”

“Ha ha ha harus itu, malu aku kalau kamu tempe ya Paijo, ha ha ha, Astrid!”

“Ya tuan, ada apa?”

“Kitabmu kapan kamu baca2 haah?”
“Nanti tuan 2 hari lagi, mas Paijo bilang sekarang Astrid hanya boleh masak saja buat tuan, soal belajar tunggu badan Astrid kuat tuan”

“Ha ha ha, Atmo, anakmu ini benar2 memihak Paijo, padahal muridku itu tak pernah nyuruh dia masak ha ha ha”

“Ha ha ha, dia sekarang ga pernah mijitin aku Nakanishi, dia pijitin kang mas nya saja ha ha ha”

“Iiih papa ini, khan sudah Astrid bilang, nanti dipijitnya kalau mas Paijo diajari main catur lagi”

“Ha ha ha, kena kau Atmo…. Anakmu memang sedeng kok bapaknya dipajeki juga ha ha ha, Astrid nanti malam kamu masakin ikan kerapu bumbu pedas ya, awas kalau ga enak, Paijo bakalan aku hukum pokoknya”

“Iiih kalau enak bagaimana? Hadiah buat mas Paijo apa ?”

“Eeh hadiah apaan ? Khan sudah aku ajari macem2 ?”

“Enak ga enak ya harus diajari, kalau enak pokoknya tuan harus tinggal disini sampao Paijo jadi Juara dan melamar Astrid”

“Wadaaaaooow… ha ha ha ga janji kalau itu nak, penyakitku soalnya belum sembuh betul, kapan saja aku bisa kumat dan mati nak”

“Hi hi hi pokoknya janji dulu, nanti Astrid sama mas Paijo obati tuan dengan gabungan kitab nyonya Miyano dan kitabnya Pijit memijit Paijo tuan, kata Paijo ada jalan buat tuan untuk sembuh. Astrid akan berusaha keras untuk tuan bisa sembuh”

“Ha ha ha ya nak iya, matipun aku rela karena kitab Miyano sudah ada pewarisnya nak, kamu pelajari dan amalkan untuk kebaikan ya nak”

Begitulah,
Hampir setiap hari akhirnya Astrid masak khusus buat tuan Nakanishi dengan segala kemampuan nya

Hari2 Paijo penuh dengan belajar dan belajar lebih dari biasanya, karena dua orang gurunya benar2 bertekad mwnjadikannya juara di eksibisi nasional yang pertama kali dia ikuti.

***

Bersambung

Daftar Part